Pengadilan Negeri Yogyakarta tak kalah ramainya saat majelis hakim menjatuhkan vonis bagi Marcelinus Bhigu alias Marcel selama empat tahun penjara pada Senin, 29 Juli 2013. Marcel dan tiga kawannya adalah terdakwa penganiayaan bekas anggota Kopassus, Sersan Satu Sriyono. Penganiayaan inilah yang kemudian berujung dengan penyerbuan Kopassus ke LP Cebongan.

"Warga Yogyakarta ingin dan cinta kedamaian, premanisme harus diberantas," kata Purnomo, koordinator aksi di depan Pengadilan Negeri Yogyakarta, Senin, 29 Juli 2013.


Menurut dakwaan jaksa Marcel, Januarius Ponis Putra alias Iyan, 24 tahun, Sulhan Makmum (22), dan Zaenal Arifin Karabi (22) menganiaya Sriyono, anggota intel Komando Distrik Militer 0734 hingga luka parah pada 20 Maret 2013.

Nama Marcel sering muncul dalam persidangan 12 anggota Kopassus. Pelaku utama penyerangan, Serda Ucok Tigor Simbolon, mengaku tak berniat membunuh siapa pun di LP Cebongan Sleman, Yogyakarta. Ucok berkilah tak berniat membunuh Deki dan tiga kawannya, melainkan hanya ingin menanyakan keberadaan Marcel yang menganiaya Sriyono.

Fakta yang sangat jelas. Bahwasanya premanisme memang telah menghantui di Indonesia. Tentu saja dengan vonis itu menjadi pelajaran bagi penegak hukum untuk tak segan-segan menghukum preman yang telah melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Penegak hukum harusnya mampu mengedepankan rasa keadilan bagi masyarakat dengan menghukum preman dengan hukuman yang berat dan setimpal. Tentu saja aksi-aksi premanisme telah mengusik rasa perdamaian dan ketenangan di masyarakat.

Vonis dan hukuman yang berat bagi preman merupakan tindakan yang harus diterapkan. Ini penting. Karena premanisme mengancam hak-hak dasar manusia, dan berani terhadap penegak hukum dan aparat hukum.

Karena itulah. Satu kata. Basmi premanisme di Indonesia sekarang juga.


Linknya : http://www.tempo.co/read/news/2013/0...ivonis-4-Tahun