Rumah Manusia Foundation (RMF) kembali melakukan aksi sosial pembebasan pasung terhadap pasien jiwa yang dipasung. Pada hari sabtu tanggal 27 Juli 2013 Rmf membebaskan korban pasung di desa kambat selatan dan desa Walatung.

Target pertama Pembebasan Pasung di desa kambat selatan Rt 3 adalah Norainah (39 thn) hidup berdua dengan sang ayah yang bernama sundari (70thn) dalam selimut kemiskinan ekonomi. Gadis tak lulus SD ini tak pernah berobat dan sempat dirantai selama 10 tahun namun 1 tahun terakhir pasung dilepas karena kaki Norainah terlihat lemas dan sulit tuk bergerak. Norainah sendiri dikeluarkan dari pondok derita dengan cara digendong dan didorong dgn gerobak menuju ambulance Puskesmas yang turut berpartisipasi dlm aksi ini.

Selesai dari target Norainah, RMF bergerak menuju desa walatung Rt 04 kec Pandawan ke rumah target bernama Samdanah (46 Thn). Dari bilik pasungnya Janda 2 anak ini bersembunyi sejak tahun 2007 dalam keadaan tanpa busana tanpa busana.samdanah tak pernah mau menerima kedatangan orang lain (akan membuang muka bila melihat orang lain). Dengan dibantu bujuk oleh sang anak akhirnya samdanah berhasil dikeluarkan dgn cara digendong keluar dari bilik pasungnya menuju ambulance.

Setelah itu RMF meluncur ke Rumah target di desa walatung rt 2 kec pandawan bernama junaidi (50 thn) dikurung selama 30 tahun oleh ortu nya . selain dikurung Junaidi juga dirantai pada kaki kanannya.ketika didekati dan diajak komunikasi oleh Tim RMF , duda 3 anak ini terlihat sangat kooperatif dan tampak pasrah tanpa perlawanan tuk dibawa. Namun yang menjadi penghambat adalah kunci rantai yang telah hilang sehingga tim RMF harus memotong Rantai tersebut dengan alat seadanya.setelah belenggu rantai Junaidi putus , junaidi pun langsung dituntun menuju ambulance.

Dengan berjalan kaki tim RMF menuju target ke 4 yang rumah nya tak jauh dari rumah junaidi (sekitar 30 meter) . Target bernama Syabirin (29 Thn) sejak tamat SMA berkeinginan tuk menyambung pendidikan ke bangku kuliah namun apa daya sang ortu tdk dpt mengabulkan karena tdk punya uang tuk menguliahkan anaknya.sejak permintaan nya ditolak oleh ortu , syabirin mulai mengalami insomnia dan juga migraine, hingga akhirnya sejak tahun 2008 syabirin diantar ke RSJD selama 3 bulan kemuudian dipulangkan namun Karena obat tdk minum akhirnya syabirin harus berkali kali berurusan dengan RSJD dan pada tahun 2012 syabirin mencoba kabur dari RSJD namun sempat tertangkap petugas RSJD yang lalu kemudian dibawa ke PSBL Budiluhur dan selang beberapa waktu Syabirin dikembalikan lagi ke RSJD terkait kejiwaannya.sempat beberapa minggu di RSJD Syabirin berhasil kabur dan Berjalan kaki sejauh ± 80 km dan tertangkap saat razia gabungan aparat satpol pp dan Dinsos Kab Tapin setelah berbagai macam dilalui akhirnya syabirin diantar pulang kerumah oleh Dinsosnakertrans Kab Tapin.Sesampai dirumah Syabirin langsung dikurung dikamar dan dipasung dengan balokan kayu tanpa minum obat. Syabirin hidup bersama dengan sang ayah abdul sani (70thn) yang menderita katarak dan ibunya Rudinah (60 thn). Syabirin sebenarnya pernah dikirim ke RSJD namun karena keterbatasan fisik,ekonomi dan pengetahuan sang ortu ,Syabirin tak menjalani pengobatan lanjutan hingga penyakitnya kambuh kembali. Dengan dibantu keluarga, tim RMF melepas pasung balok kayu yg membelenggu kaki syabirin. Selepas dari pasung balok kayu tersebut pun Syabirin terlihat goyah berdiri sehingga harus dituntun berjalan menuju ambulance.tuk yang ke 4 kali akhirnya syabirin diantar ke rsjd lagi.