- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Gubernur Jatim Bela Petani Tembakau
TS
masdab182
Gubernur Jatim Bela Petani Tembakau
Quote:
Petani tembakau saat ini menjadi perhatian khusus Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo. Ini karena tingkat kehidupan mereka tidak stabil. Artinya bila musim panen mereka bisa menjadi milyader, setelah itu mereka kembali menjadi masyarakat marjinal.
Keadaan tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya tidak adanya standarisasi mutu tembakau sehingga hasil panen mereka tidak bisa dijual ke pabrik rokok besar, dan mereka kalah bersaing dengan mutu tembakau impor. Pada musim tanam, untuk pembelian bibit mereka sangat tergantung pada modal yang disediakan para rentenir.
Sambutan Pakde Karwo disimak dengan seksama oleh ratusan petani tembakau, pegiat Kopwan dan Posdaya Kab. Jember.
“Jumlah tembakau di Jawa Timur cukup besar, tetapi karena adanya impor tembakau besar-besaran dan tidak ada batasnya menyebabkan produksi tembakau kita minus 154 juta USD, hal ini perlu penanganan serius dan secepatnya” ungkapnya saat menghadiri Silaturahmi dengan Petani, Kopwan dan Posdaya untuk Peningkatan Daya Saing serta Kesejahteraan Petani di wilayah Bakorwil III Malang, di Gedung Serbaguna Kaliwates Jember, Senin (22/7).
Untuk menanggulanginya, Pakde Karwo berinisiatif dan upaya ini satu-satunya yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia, yakni mengadakan perjanjian atau MoU antara Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Bank UMKM dan Dinas Perkebunan sebagai regulator, Asosiasi Petani Tembakau Kasturi (APTK) dan Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) disebut pula dengan perjanjian Tri Partit.
Perjanjian tersebut mengatur tata cara regulasi pertembakauan, dengan tujuan agar petani tembakau keberadaannya terjamin dan tidak tergantung pada rentenir. Bank UMKM menyediakan permodalan untuk pengadaan bibit, pupuk, opersional selama tanam sampai musim panen. Pabrik rokok menyediakan bibit sesuai dengan standar yang diperlukan, pupuk, dan teknisi penggarapan. Sedangkan petani sebagai penggarap, Dinas Perkebunan sebagai regulator.
Sebelum masa panen, antara petani dan pemilik pabrik rokok menentukan harga hasil panen dengan cara range. Artinya ditentukan harga paling tinggi dan paling rendah. Apabila hasilnya berada di tengah-tengah antara tertinggi dan terendah, maka diharapkan petani akan sejahtera. Setiap petani akan dijadikan sebagai nasabah Bank UMKM, sehingga hasil penjualan akan langsung masuk pada rekening masing-masing.
Stock Pangan Jatim Cukup
Sementara itu, dalam menghadapi Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1434 H, Pakde Karwo meyakinkan masyarakat bahwa persediaan kebutuhan pangan masyarakat Jawa Timur lebih dari cukup dan harga stabil tidak mengalami kenaikan secara signifikan.
“Tugas pemerintah agar masyarakat tidak resah adalah menyediakan kebutuhan sembako di sekitarnya, agar tidak ada kelangkaan barang. Pemprov. Jatim bekerjasama dengan pengusaha berusaha untuk mencukupinya, dan ongkos angkut sepenuhnya ditanggung pemerinta. Untuk itu saya harapkan masyarakat tidak usah menimbun barang di rumah, “tegasnya.
Disampaikan pula, bahwa pemerintah telah memasok ayam potong di 38 kabupaten/kota, selain itu bawang merah, beras, gula dan minyak curah. Bahkan harga gula dan minyak curah mengalami penurunan, sedangkan untuk cabe merah memang agak tinggi karena adanya hujan yang tidak tentu.
Kehadiran Pakde Karwo disambut antusias oleh para petani tembakau, ibu-ibu pegiat Kopwan dan Posdaya Kab Jember.
Tidak hanya petani tembakau, Pakde Karwo yang dalam kepemimpinannya mempunyai visi dan misi APBD untuk rakyat, mewujudkan masyarakat sejahtera dan berakhlak mulia, tidak henti-hentinya berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Segala cara telah dilakukan, antara lain meluncurkan program Jalin Kesra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat) untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ada pula Jamkesda untuk meningkatkan kualitas kesehatan, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bantuan dana hibah sebagai modal utama koperasi wanita di pedesaan, pondok pesantren, masyarakat kawasan sekitar hutan agar mereka lebih berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta pemberian bantuan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dan permintaan masyarakat.
Untuk mewujudkannya, orang nomor satu di Jatim itu secara rutin dan tidak pernah lelah bersilaturahim dengan masyarakat di seluruh pelosok daerah se Jawa Timur. Sebagaimana yang dilakukan di Jember, Pakde Karwo bersilaturahim dengan masyarakat yang terdiri dari petani tembakau, anggota koperasi wanita, dan Posdaya se Bakorwil III Malang. Tujuannya tidak lain adalah ingin mendengarkan keluhan dan apa yang dibutuhkan mereka, agar mereka lebih berdaya, dapat meningkatkan kualitas produk usaha, dan mempunyai daya saing di tengah era pasar bebas.
Pada kesempatan itu, secara simbolis menyerahkan bantuan-bantuan sebagaimana yang dibutuhkan masyarakat antara lain berupa percontohan gudang penyimpanan tembakau yang diterima oleh 4 orang ketua kelompok petani tembakau, alat perajang tembakau diterima 2 orang ketua kelompok petani tembakau.
Disamping itu menyerahkan modal untuk Koperasi Wanita (Kopwan) sebesar @ Rp. 25 juta diterima secara simbolis oleh 10 orang Ketua Kopwan, dana untuk Rumah Potong Hewan sebesar Rp. 4,8 milyar diterima Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jember, sapi perah sebanyak 18 ekor sapi perah yang diterima Ketua Kelompok Ternak Mandiri Kabupaten Jember, dan 55 domba sapudi ekor gemuk diterima Ketua Kelompok Ternak Sinar Mulia Ds Ledokombo.
Diserahkan pula, Hand Tractor 2 unit, Kultivati 3 unit, pompa air 23 unit, Power Sprayer 13 unit, terpal 210 buah, rehap gedung 50 unit, unit pengolah hasil kopi 3 unit, alat pengolah kopi basah 1 unit secara simbolis diterima 7 Ketua Kelompok Petani dan seorang Ketua Yayasan Pendidikan, serta kendaraan bermotor roda tiga yang diterima 3 orang ketua kelompok petani.
Sumber: Humas Provinsi Jatim (anom/dw/dikky/zal).
Keadaan tersebut disebabkan beberapa faktor, diantaranya tidak adanya standarisasi mutu tembakau sehingga hasil panen mereka tidak bisa dijual ke pabrik rokok besar, dan mereka kalah bersaing dengan mutu tembakau impor. Pada musim tanam, untuk pembelian bibit mereka sangat tergantung pada modal yang disediakan para rentenir.
Quote:
Sambutan Pakde Karwo disimak dengan seksama oleh ratusan petani tembakau, pegiat Kopwan dan Posdaya Kab. Jember.
“Jumlah tembakau di Jawa Timur cukup besar, tetapi karena adanya impor tembakau besar-besaran dan tidak ada batasnya menyebabkan produksi tembakau kita minus 154 juta USD, hal ini perlu penanganan serius dan secepatnya” ungkapnya saat menghadiri Silaturahmi dengan Petani, Kopwan dan Posdaya untuk Peningkatan Daya Saing serta Kesejahteraan Petani di wilayah Bakorwil III Malang, di Gedung Serbaguna Kaliwates Jember, Senin (22/7).
Untuk menanggulanginya, Pakde Karwo berinisiatif dan upaya ini satu-satunya yang dilakukan oleh pemerintah daerah di Indonesia, yakni mengadakan perjanjian atau MoU antara Pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Bank UMKM dan Dinas Perkebunan sebagai regulator, Asosiasi Petani Tembakau Kasturi (APTK) dan Gabungan Perusahaan Rokok (Gapero) disebut pula dengan perjanjian Tri Partit.
Perjanjian tersebut mengatur tata cara regulasi pertembakauan, dengan tujuan agar petani tembakau keberadaannya terjamin dan tidak tergantung pada rentenir. Bank UMKM menyediakan permodalan untuk pengadaan bibit, pupuk, opersional selama tanam sampai musim panen. Pabrik rokok menyediakan bibit sesuai dengan standar yang diperlukan, pupuk, dan teknisi penggarapan. Sedangkan petani sebagai penggarap, Dinas Perkebunan sebagai regulator.
Sebelum masa panen, antara petani dan pemilik pabrik rokok menentukan harga hasil panen dengan cara range. Artinya ditentukan harga paling tinggi dan paling rendah. Apabila hasilnya berada di tengah-tengah antara tertinggi dan terendah, maka diharapkan petani akan sejahtera. Setiap petani akan dijadikan sebagai nasabah Bank UMKM, sehingga hasil penjualan akan langsung masuk pada rekening masing-masing.
Stock Pangan Jatim Cukup
Sementara itu, dalam menghadapi Bulan Ramadhan dan Idul Fitri 1434 H, Pakde Karwo meyakinkan masyarakat bahwa persediaan kebutuhan pangan masyarakat Jawa Timur lebih dari cukup dan harga stabil tidak mengalami kenaikan secara signifikan.
“Tugas pemerintah agar masyarakat tidak resah adalah menyediakan kebutuhan sembako di sekitarnya, agar tidak ada kelangkaan barang. Pemprov. Jatim bekerjasama dengan pengusaha berusaha untuk mencukupinya, dan ongkos angkut sepenuhnya ditanggung pemerinta. Untuk itu saya harapkan masyarakat tidak usah menimbun barang di rumah, “tegasnya.
Disampaikan pula, bahwa pemerintah telah memasok ayam potong di 38 kabupaten/kota, selain itu bawang merah, beras, gula dan minyak curah. Bahkan harga gula dan minyak curah mengalami penurunan, sedangkan untuk cabe merah memang agak tinggi karena adanya hujan yang tidak tentu.
Quote:
Kehadiran Pakde Karwo disambut antusias oleh para petani tembakau, ibu-ibu pegiat Kopwan dan Posdaya Kab Jember.
Tidak hanya petani tembakau, Pakde Karwo yang dalam kepemimpinannya mempunyai visi dan misi APBD untuk rakyat, mewujudkan masyarakat sejahtera dan berakhlak mulia, tidak henti-hentinya berupaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Segala cara telah dilakukan, antara lain meluncurkan program Jalin Kesra (Jalan Lain Menuju Kesejahteraan Masyarakat) untuk meningkatkan kualitas hidup.
Ada pula Jamkesda untuk meningkatkan kualitas kesehatan, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) untuk meningkatkan kualitas pendidikan, bantuan dana hibah sebagai modal utama koperasi wanita di pedesaan, pondok pesantren, masyarakat kawasan sekitar hutan agar mereka lebih berdaya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga, serta pemberian bantuan lainnya yang disesuaikan dengan kondisi dan permintaan masyarakat.
Untuk mewujudkannya, orang nomor satu di Jatim itu secara rutin dan tidak pernah lelah bersilaturahim dengan masyarakat di seluruh pelosok daerah se Jawa Timur. Sebagaimana yang dilakukan di Jember, Pakde Karwo bersilaturahim dengan masyarakat yang terdiri dari petani tembakau, anggota koperasi wanita, dan Posdaya se Bakorwil III Malang. Tujuannya tidak lain adalah ingin mendengarkan keluhan dan apa yang dibutuhkan mereka, agar mereka lebih berdaya, dapat meningkatkan kualitas produk usaha, dan mempunyai daya saing di tengah era pasar bebas.
Pada kesempatan itu, secara simbolis menyerahkan bantuan-bantuan sebagaimana yang dibutuhkan masyarakat antara lain berupa percontohan gudang penyimpanan tembakau yang diterima oleh 4 orang ketua kelompok petani tembakau, alat perajang tembakau diterima 2 orang ketua kelompok petani tembakau.
Disamping itu menyerahkan modal untuk Koperasi Wanita (Kopwan) sebesar @ Rp. 25 juta diterima secara simbolis oleh 10 orang Ketua Kopwan, dana untuk Rumah Potong Hewan sebesar Rp. 4,8 milyar diterima Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Jember, sapi perah sebanyak 18 ekor sapi perah yang diterima Ketua Kelompok Ternak Mandiri Kabupaten Jember, dan 55 domba sapudi ekor gemuk diterima Ketua Kelompok Ternak Sinar Mulia Ds Ledokombo.
Diserahkan pula, Hand Tractor 2 unit, Kultivati 3 unit, pompa air 23 unit, Power Sprayer 13 unit, terpal 210 buah, rehap gedung 50 unit, unit pengolah hasil kopi 3 unit, alat pengolah kopi basah 1 unit secara simbolis diterima 7 Ketua Kelompok Petani dan seorang Ketua Yayasan Pendidikan, serta kendaraan bermotor roda tiga yang diterima 3 orang ketua kelompok petani.
Sumber: Humas Provinsi Jatim (anom/dw/dikky/zal).
0
1.1K
Kutip
5
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan