Ropen itu cryptoid yang mirip sama pterodactyl, ya secara garis besar dia mirip sama kongamato. Punya paruh mirip burung tapi bertaring, berleher panjang mirip ular, punya kaki kuat yang bercakar, berekor panjang dan sayap selebar 20 kaki beberapa ada yang mencapai 24 kaki alias 7 meteran.. Kulit mereka berwarna keabuan..

Konon, mereka idup di kepulauan kecil di timur Papua New Guinea (PNG), tepatnya di pulau rambunzo dan umboi. Penduduk lokal percaya kalo 2 di 2 pulau inilah ropen berhabitat. Di bahasa setempat, ropen itu artinya demon flyer..
Eksistensi ropen mule menyebar pas perang dunia kedua, banyak misionaris dari barat yang pergi ke pelosok hutan dan pulau-pulau terpencil di PNG, dan mereka banyak ngeliat penampakan maupun rumor tentang ropen di PNG. Penduduk lokal percaya kalo ropen adalah makhluk nokturnal, mereka berburu di malem hari. Menurut penduduk, di siang hari ropen ngedekem di gua-gua terpencil di pulau rambunzo dan umboi buat tidur (mirip sama kelelawar). Kenapa penduduk lokal bilang gitu? Soalnya jarang ada penampakan ropen di siang bolong..

Menurut ahli, ropen mengandalkan kemampuan penciumannya untuk mencari mangsa di malam hari. Ropen sering dilaporin muncul di upacara pemakaman, mereka dateng cuma buat makan si mayat abis itu langsung pergi lagi. Afgan abiss..
Salah satu keistimewaan ropen adalah: dia bisa ngeluarin sinar, tepatnya sinar bio luminescent, ya mirip-mirip sama kunang-kunang.. Kegunaannya masih ga jelas juga, beberapa peneliti berpendapat sinar itu dipake buat menarik perhatian serangga dan ikan.. Emang sering ada penampakan cahaya misterius di rambunzo dan umboi.. Fenomena ini lebih dikenal dengan nama "ropen light".. Penampakan ropen sendiri mulai gencar dilaporin dari taun 2004..