alhambra.storeAvatar border
TS
alhambra.store
Inilah 4 Manusia Yang Merusak Agama! Bagaimana Dengan Diri Kita?


Tolong bantu rate emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Starsetelah selesai membaca
Dukungan dalam bentuk komentar atau rate adalah ibadah dakwah di jalan Allah


Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh.

Ketika seorang Muslim jauh dari agamanya dan ketika ada tipe-tipe manusia yang dengan sadar maupun tanpa sadar merusak agama Islam yang mulia, maka semakin banyak kerusakan yang terjadi di muka bumi, sehingga pada akhirnya Allah 'Azza wa Jalla menurunkan azab dalam bentuk musibah dan cobaan-cobaan yang tidak kunjung usai. Marilah kita tengok dalam diri kita masing-masing, atau dalam lingkungan sekitar kita, mari bermuhasabah atau koreksi diri.. jangan-jangan terdapat kharakter-kharakter manusia yang tergolong sebagai mereka yang merusak agama. Silahkan dibaca..

Quote:


Berikut Penjelasan Ringkasnya

1. Orang yang tidak mengamalkan ilmunya
Seseorang yang mana memiliki ilmu agama, atau menimba ilmu agama, mengerti akan ilmu agama.. namun ia tidak mengamalkannya. Ini adalah kharakter orang yang fasik dan munafik.. mengetahui kebenaran, mengetahui petunjuk, namun tidak mengamalkannya. Nafsu syahwat duniawi adalah faktor utamanya. Sebagai misal ketika muda dia rajin belajar ilmu agama, bahkan belajar di pondok pesantren.. namun ketika dewasa terkena fitnah dunia berupa harta tahta wanita, akhirnya meskipun ia paham akan ilmu agama, namun orang tersebut tidak mengamalkannya, karena nafsunya terhadap syahwat dunia lebih besar dari kecintaanya terhadap agama Allah Subhanahu wa Ta'ala. Atau semisal ilmu agama hanya jadi 'syarat formalitas' untuk bergabung pada kepentingan politik tertentu.Ilmu yang tak diamalkan.

2. Orang yang beramal dengan tanpa ilmu
Seseorang yang mempunyai semangat dalam beramal ibadah, namum tanpa disertai adanya bekal ilmu agama. Sehingga hanya dilandasi semangat dan niat baik belaka, namun mengkesampingkan tuntunan yang merujuk pada kebenaran Al-Qur'an dan Sunnah. Beribadah tanpa dasar tuntunan yang bersumber dari Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya, selain dapat menjadikan ibadah tersebut tertolak, juga dapat mendatangkan dosa dari penyimpangan yang ada. Niat baik harus disertai dengan ilmu untuk bekal beramal. Bukan sekedar kebiasan dan prasangka belaka.

TS pernah mengalami menjadi jenis Muslim ini, yang beramal tanpa bekal ilmu. Astaghfirullah hal adzim, semoga Allah 'Azza wa Jalla mengampuni kesalahan-kesalahan amal ibadah TS yang telah lalu. Aamiin. Sejak baligh hingga beranjak dewasa, TS beribadah hanya berdasarkan kebiasaan di masyarkat, yang ternyata sebagaian dari apa yang TS jalankan adalah tanpa dasar tuntunan syari'at yang benar. Taqlid fanatik pada sosok fulan dengan label titel keagamaan yang disematkan. Ternyata setelah Allah mudahkan jalan menuntut ilmu agama, ternyata semisal rukun shalat yang TS kerjakan sekian tahun lamanya banyak yang salah, wudhu juga banyak yang salah, belum lagi perkara lainnya dalam hal aqidah, fiqh dan selainnya. Menuntut ilmu agama itu wajib hukumnya bagi setiap Muslim yang beriman.

Contoh kasus: Mau berpuasa di bulan Ramadhan, namun tidak shalat. Karena dasar malu, bukan karena dasar iman.

Spoiler for Firman Allah dan Hadits Shahih Kewajiban Menuntut Ilmu Agama:

3. Orang yang tidak berilmu dan tidak beramal
Celakalah sudah golongan seperti ini apabila ia tidak lekas bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla dengan sebenar-benarnya pertaubatan. Sungguh menakutkan ancaman Allah bagi orang-orang seperti ini. Sudah tidak mau mau menuntut ilmu agama, bodoh dan tidak mengerti ilmu agama dan juga tidak melakukan amal shalih perbuatan ibadah. Inilah yang dalam bahasa bekennya 'Islam KTP'. Ketika seorang hanya mendapatkan status Muslim karena nasab dari orang tuanya, namun dalam amal perbuatannya sama sekali tidak mencitrakan sosok seorang Muslim yang beriman.

Mengaku Islam dan bersyahadat, namun ingkar dalam menyembah Allah 'Azza wa Jalla dalam bentuk ibadah shalat dan selainnya. Tidak sekedar shalat yang ditinggalkan, begitu ibadah lainnya. Ada kalanya mengerjakan ibadah, namun sekedar untuk formalitas krn mungkin malu, bukan karena dasar mengharap ridho Allah Ta'ala. Sudah begitu, masih ditambah lagi berbangga diri dan bermudah-mudahan dalam perkara maksiat dan dosa. Naudzubillah min dzalik.

4. Orang yang melarang orang lain mempelajari ilmu
Inilah dia segolong manusia pengekor hawa nafsu, yang melarang atau menghalang-halangi manusia untuk mempelajari ilmu agama. Manusia jenis ini menjadikan agama sebagai kedok untuk kepentingan dan syahwat duniawi mereka. Manusia didoktrinasi untuk taqlid fanatik buta, berusaha dijauhkan dari kebenaran yang dapat merugikan kepentingan mereka. Manusia dijauhkan dari pemikiran ilmiah, pemikiran yang selalu merujuk pada dasar landasan yang kuat dalam beramal ibadah. Manusia hanya digiring untuk taat pada perintah golongan ini, tanpa perlu tahu dasarnya apakah sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah ataukah sebaliknya. Diciptakan pula doktinasi atau pemahaman bahwasanya bertanya kepada guru agama mereka (dengan ragam istilah: ustadz, kyai, syaikh, habib, dll) adalah tabu atau pamali, merupakan bentuk ketidak-sopanan, dianggap meragukan keilmuan yang ada. Akhirnya taat dalam kondisi bodoh.

Contoh kasus:Dulu waktu jaman kuliah TS pernah ikut 'ekstrakurikuler' tawuran antar fakultas. Karena tawuran yang ada melibatkan tak sekedar kayu dan batu, namun hingga panah.. akhirnya TS pulang kampung, pergi ke rumah salah satu tokoh agama yang paling senior di kampung. Bermodal Rp. 50.000,- ane minta dibuatkan jimat, dalam bentuk rajah sebagai tolak bala anti gebuk, anti benjol dan anti babak belur. Astaghfirullah, setelah belajar ilmu agama, ternyata TS sadar bahwa bergantung pada jimat adalah salah satu bentuk perilaku syirik dan ternyata TS baru sadar bahwasanya tokoh agama tersebut selama ini hidup dari berdagang kesyirikan. Kekal di neraka jaminannya. Naudzubillah min dzalik. Pengekor hawa nafsu seperti ini senang jika masyarakat bodoh atau jahil dalam ilmu agama, senang kalau masyarakat sekedar manggut-manggut ikut perintahnya. Karena jika masyakat pintar dalam perkara ilmu agama, maka ladang nafkahnya (yang notabene haram) dia takutkan akan sirna. Resiko taqlid buta adalah dibodohi dan tersesat.


Quote:


Semoga dapat bermanfaat. Barakallahufiikum.

Quote:
Diubah oleh alhambra.store 27-07-2013 13:51
0
5.5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan