Quote:
PT Indosmelt mengaku sudah mendapat kepastian pasokan konsentrat tembaga untuk pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) mineral dari PT Freeport Indonesia. Menurut Direktur Utama Indosmelt Natsir Mansyur, rencana kerja sama tersebut akan tertuang dalam nota kesepahaman yang akan segera ditandatangani. “Tapi untuk volumenya itu harus dikaji dulu,” kata Natsir, seperti dikutip, Jumat (3/5/2013). Natsir menjelaskan perseroan berencana membangun smelter di Maros, Sulawesi Selatan senilai US$ 800 juta atau setara Rp 7,7 triliun mulai tahun depan. Menurut rencana, smelter tersebut akan mengolah 350 ribu ton konsentrat tembaga menjadi 100 ribu ton katoda tembaga setiap tahunnya dan asam sulfat yang dibutuhkan industri pupuk. Smelter juga akan menghasilkan 200 ribu ton terak tembaga yang dibutuhkan pabrik semen serta memproduksi 800 ribu ton per tahun lumpur anoda yang dibutuhkan untuk indsutri pemurnian emas dan perak. “Semakin cepat selesai semakin bagus. Untuk bangun smelter besar butuh waktu 3 tahun-4 tahun,” jelasnya. Rencana pembangunan smelter dilakukan untuk mendukung program hilirisasi mineral yang dicanangkan pemerintah. Sesuai Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara, pemerintah akan melarang ekspor mineral mentah pada 2014.
(Sumber :
http://suarapengusaha.com)
Ya bagus kalo emang mau ngikutin undang-undang. Semoga dapet kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak