- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PKL Pilih-Pil[Lokasi Relokasi...] BASUKI: MAUNYA APA? MAUNYA JUALAN DI JALAN?
TS
Kelly.chian
[PKL Pilih-Pil[Lokasi Relokasi...] BASUKI: MAUNYA APA? MAUNYA JUALAN DI JALAN?
SUMBER.
SUMBER
Apakah ga blokir jalan saja sekalian?
Quote:
Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakinkan bahwa tidak akan ada lagi perputaran uang untuk parkir liar di Tanah Abang jika pedagang kaki lima (PKL) mau pindah ke dalam gedung Blok G Tanah Abang.
Basuki mengatakan, keberadaan PKL di badan jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah memicu tumbuhnya parkir liar yang dikelola secara tidak resmi. Oleh karena itu, ketika Pemerintah Provinsi DKI ingin menertibkan keberadaan PKL di sana, muncul reaksi menolak relokasi PKL.
"Jadi, maunya apa? Maunya memang jualan di jalan. Maunya apa? Preman-preman mau dapat uang parkir liar. Persoalan itu kalau kita tertibkan, enggak ada lagi (aliran uang) ke parkir liar," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Basuki menuturkan, bisnis perparkiran liar memang menggiurkan. Ia mengungkapkan, satu mobil pedagang bisa dikenai tarif parkir Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari. Ia mengatakan, jika PKL ini ditertibkan, tidak ada lagi uang mengalir ke parkir liar.
"Kita bayangin saja kalau seribu kendaraan, itu berapa duit perputaran uang di sana," kata Basuki.
Selain parkir, lapak PKL juga ternyata berkontribusi pada perputaran uang di Tanah Abang. Sewa lapak, kata Basuki, bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Artinya, jika ada sekurang-kurangnya 500 lapak, bisnis ini meraup pundi-pundi sebesar Rp 1 miliar per bulan.
Menurut Basuki, Pemprov DKI Jakarta tidak asal mengusir PKL. Ia memastikan bahwa Pemprov DKI menyediakan tempat yang layak untuk berjualan di Blok G Tanah Abang. Jembatan yang diinginkan PKL pun akan dibuat. Tak hanya itu, PKL dibebaskan dari cicilan dana bangunan selama enam bulan pertama.
"Jadi kan keterlaluan (kalau tetap nolak). (Pedagang lama) bisa iri lho, mereka bayar sewa 20 tahun. Ini kalian masuk enam bulan enggak bayar," kata Basuki.
Di sisi lain, Basuki merasa heran dengan perkataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana yang menyebutkan PKL pasti tak mau masuk ke Blok G Tanah Abang. Menurut Lunggana, apabila Pemprov DKI tetap bersikeras memindahkan PKL ke Blok G Tanah Abang, ia yakin bahwa para PKL itu akan berdagang di luar lagi.
Saat berkomunikasi dengan para PKL, Lunggana mendapati para pedagang tersebut sepakat untuk direlokasi. Namun, mereka tidak setuju dipindahkan ke Blok G Tanah Abang.
Basuki mengatakan, keberadaan PKL di badan jalan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, telah memicu tumbuhnya parkir liar yang dikelola secara tidak resmi. Oleh karena itu, ketika Pemerintah Provinsi DKI ingin menertibkan keberadaan PKL di sana, muncul reaksi menolak relokasi PKL.
"Jadi, maunya apa? Maunya memang jualan di jalan. Maunya apa? Preman-preman mau dapat uang parkir liar. Persoalan itu kalau kita tertibkan, enggak ada lagi (aliran uang) ke parkir liar," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Jumat (26/7/2013).
Basuki menuturkan, bisnis perparkiran liar memang menggiurkan. Ia mengungkapkan, satu mobil pedagang bisa dikenai tarif parkir Rp 150.000 hingga Rp 200.000 per hari. Ia mengatakan, jika PKL ini ditertibkan, tidak ada lagi uang mengalir ke parkir liar.
"Kita bayangin saja kalau seribu kendaraan, itu berapa duit perputaran uang di sana," kata Basuki.
Selain parkir, lapak PKL juga ternyata berkontribusi pada perputaran uang di Tanah Abang. Sewa lapak, kata Basuki, bisa mencapai Rp 2 juta per bulan. Artinya, jika ada sekurang-kurangnya 500 lapak, bisnis ini meraup pundi-pundi sebesar Rp 1 miliar per bulan.
Menurut Basuki, Pemprov DKI Jakarta tidak asal mengusir PKL. Ia memastikan bahwa Pemprov DKI menyediakan tempat yang layak untuk berjualan di Blok G Tanah Abang. Jembatan yang diinginkan PKL pun akan dibuat. Tak hanya itu, PKL dibebaskan dari cicilan dana bangunan selama enam bulan pertama.
"Jadi kan keterlaluan (kalau tetap nolak). (Pedagang lama) bisa iri lho, mereka bayar sewa 20 tahun. Ini kalian masuk enam bulan enggak bayar," kata Basuki.
Di sisi lain, Basuki merasa heran dengan perkataan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana yang menyebutkan PKL pasti tak mau masuk ke Blok G Tanah Abang. Menurut Lunggana, apabila Pemprov DKI tetap bersikeras memindahkan PKL ke Blok G Tanah Abang, ia yakin bahwa para PKL itu akan berdagang di luar lagi.
Saat berkomunikasi dengan para PKL, Lunggana mendapati para pedagang tersebut sepakat untuk direlokasi. Namun, mereka tidak setuju dipindahkan ke Blok G Tanah Abang.
SUMBER
Apakah ga blokir jalan saja sekalian?
0
3.6K
Kutip
38
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan