- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf


TS
icedbrain
[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/2930408_20130708054437.jpg)
Makhluk Kecil Pembawa Maaf
Spoiler for Mohon Dibaca:
Cerita yang di share ini berdasarkan pengalaman pribadi (meski tidak diceritakan akurat 100%) dan tidak ada maksud untuk membenarkan tindakan yang pernah dilakukan. Setiap perbuatan kita pada akhirnya harus dipertanggung jawabkan kepada Allah SWT, karena itu kita sebagai manusia harus bisa selalu berfikir jernih sebelum bertindak dan tidak menuruti hawa nafsu, serta belajar dari kesalahan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Jika berkenan ane terima
kok gan 


Quote:
Januari 2005
Sore itu, kami berdua sedang di lapangan parkir sebuah rumah sakit di bilangan selatan Jakarta. Sementara, di dalam semua orang sedang gelisah menunggu hasil operasi pendarahan pada otak kakek, kami berdua pun tak kalah gelisah. Sebuah alat penguji kehamilan di tangan kanan dengan semburat warna merah dua garis di bagian ujung. Dan, tangan kiri juga memegang alat serupa dengan tanda '+'.
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/08/02/111604_20130802103408.jpg)
Sore itu, kami berdua sedang di lapangan parkir sebuah rumah sakit di bilangan selatan Jakarta. Sementara, di dalam semua orang sedang gelisah menunggu hasil operasi pendarahan pada otak kakek, kami berdua pun tak kalah gelisah. Sebuah alat penguji kehamilan di tangan kanan dengan semburat warna merah dua garis di bagian ujung. Dan, tangan kiri juga memegang alat serupa dengan tanda '+'.
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/08/02/111604_20130802103408.jpg)
Quote:
Kejadian tersebut terjadi 8 tahun lalu. Umur kami berdua pun belum terhitung matang. 'Apa yang akan terjadi kemudian?', 'apakah kami akan dimaafkan?', 'bagaimana kami harus menceritakannya kepada orang tua, keluarga, teman dan sahabat?'. Saat itu usia kami baru 22 tahun, dan aku masih di semester akhir D3 Bahasa Inggris yang sedang kuselesaikan, sementara pacarku pun sama ditambah S1 Hukum yang diambilnya. Saat itu kami kuliah di Universitas yang sama di Depok. Berjuta pertanyaan memberondong. Meneror pikiran kami, pagi, siang, sore, hingga pagi lagi. Tanpa ampun!
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/07/26/111604_20130726115055.jpg)
Quote:
Firasat seorang Ibu memang benar-benar tajam. Wanita yang saat itu menjadi pacarku diboyong tantenya periksa ke ginekolog atas daulat Ibunya. Amarah Ibunya di ujung handphone Tante-nya membuatku tidak bisa berkata apa-apa dan menjanjikan untuk membawa kedua orang tuaku menemui beliau esok hari. Malam itu pun aku dan pacarku menghadap Bapaknya. Jantung tak berhenti berdegup. Sepanjang jalan menuju kediaman Bapaknya, keringat tak berhenti mengucur! Meski gugup dan banyak hal di benakku tentang apa yang akan terjadi nanti, tapi aku harus menenangkan diri sendiri. Untungnya, beliau sudah diberitahukan oleh Om-nya dengan tujuan agar amarah-nya bisa diredam dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Otak tetap tak berhenti berputar, memikirkan skenario terburuk yang akan terjadi. Memikirkan jawaban terbaik dari setiap pertanyaan sinis yang akan dilontarkan. Memikirkan akan bagaimana kami selanjutnya jika restu tidak keluar dari kedua orang tua kami atau bagaimana jika kami berdua diusir dari rumah?
Spoiler for Jawaban Bapaknya:
Alhamdulillah, dalam ketegangan di malam yang dingin itu, Bapaknya meminta pertanggungjawabanku dan orang tua-ku sekaligus memberi restu, meski ada keraguan dari beliau karena usia kami yang masih muda, bahkan belum lulus kuliah. Banyak syarat yang diajukan dan harus aku buktikan dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk pertanggungjawabanku, tetapi setidaknya, satu pintu maaf sudah terbuka. Three more to go!
Quote:
Setelah menghadap Bapaknya, sepanjang perjalanan pulang ke rumah, batinku menangis. Bukan takut, gugup, dan berbagai perasaan lain yang masih dapat teratasi dengan membesarkan hati. Tapi, ini terasa seperti patah hati. Patah hati dan kecewa pada diri sendiri karena harus mengecewakan Ibu dan Bapak-ku yang telah sabar dan melakukan segalanya untukku. Membayangkan bagaimana hancur-nya hati Ibu-ku sebagaimana kedua orang tua pacarku. Rasanya ingin berlari dari kenyataan.
Quote:
Malam itu, hampir kuurungkan niat untuk melakukan pengakuan dosa sekaligus memohon restu dan mengajak diskusi tentang langkah-langkah yang harus kulakukan.
Sesampainya di rumah, Orang Tua-ku sudah tertidur di kamarnya. Setelah memantapkan hati, ku-ketuk pintu dan aku bangunkan mereka berdua. Bapak-ku yang bangun pertama kali dan bertanya "Ada apa Nak?". "Ada yang mau aku omongin sama Bapak dan Mama, dan sebelumnya aku minta maaf", ucapku. Bapak-ku pun membangunkan Ibu-ku.
Akhirnya, setelah Ibu dan Bapak-ku duduk dengan muka penuh tanda tanya dan curiga, aku langsung melakukan sungkem. Sungkem yang biasa hanya kulakukan setahun sekali saat Lebaran, kali ini kulakukan untuk menyatakan rasa sesal yang mendalam karena telah mengecewakan mereka, bahkan sering mengecewakan mereka. Dalam diam atas pertanyaan "Kenapa Nak?" dari Ibu-ku dan air mata yang menetes di pipiku, Ibu-ku pun menangis histeris hingga terduduk di lantai dari tempat tidurnya.
Sesampainya di rumah, Orang Tua-ku sudah tertidur di kamarnya. Setelah memantapkan hati, ku-ketuk pintu dan aku bangunkan mereka berdua. Bapak-ku yang bangun pertama kali dan bertanya "Ada apa Nak?". "Ada yang mau aku omongin sama Bapak dan Mama, dan sebelumnya aku minta maaf", ucapku. Bapak-ku pun membangunkan Ibu-ku.
Akhirnya, setelah Ibu dan Bapak-ku duduk dengan muka penuh tanda tanya dan curiga, aku langsung melakukan sungkem. Sungkem yang biasa hanya kulakukan setahun sekali saat Lebaran, kali ini kulakukan untuk menyatakan rasa sesal yang mendalam karena telah mengecewakan mereka, bahkan sering mengecewakan mereka. Dalam diam atas pertanyaan "Kenapa Nak?" dari Ibu-ku dan air mata yang menetes di pipiku, Ibu-ku pun menangis histeris hingga terduduk di lantai dari tempat tidurnya.
Spoiler for Jawaban Kedua Orang Tua-ku:
Bapak-ku langsung berusaha menenangkan beliau hingga kami akhirnya bisa mendiskusikan apa yang harus dilakukan esok hari. Tidak ada amarah dan sumpah serapah yang keluar dari mulut mereka justru membuat hatiku semakin hancur. "Aku berjanji Pak, Ma, aku akan benar-benar bertanggung jawab dan suatu hari aku akan membuat kalian bangga dan bahagia!", janji yang kuucapkan menutup percakapan yang paling berat dan memilukan yang pernah kami lakukan.
Quote:
Esok paginya, aku dan kedua orang tua datang ke rumah calon istriku dengan maksud untuk berbicara dengan calon Ibu Mertuaku. Harapan untuk kelancaran perjuangan mengantungi maaf pun sangat besar. Sepanjang perjalanan di bus kota yang penuh sesak, mulut tak berhenti komat-kamit melafaskan doa dan harapan. Tentunya, kekecewaan dari Ibunya begitu mendalam. Aku mengerti. Mungkin, jika ada yang melakukan hal yang serupa terhadap anak-ku, justru mungkin yang kulakukan bisa lebih frontal. Tetapi, tidak diajak berbicara dan dihindari bagaikan virus penyakit menular dan mematikan lebih menyedihkan buatku. Lebih baik aku menerima siksaan fisik daripada harus berhadapan dengan situasi dingin dan sikap diam seribu bahasa.
Quote:
Maret 2005
Meski demikian, aku tidak gentar. Kami mempersiapkan pernikahan dalam waktu 2 minggu.
Bayangkan dalam dua minggu, kami yang sama sekali tidak ada bayangan harus melakukan apa dan mulai dari mana harus melakukannya berdua. Semua berjalan mulus? Tidak! But finally, pada tanggal 6 Maret 2005 kami melangsungkan pernikahan sederhana yang dihadiri para keluarga dekat dan sahabat. Lalu, maaf dari sang Ibu Mertua? Sayang sekali belum bisa kukantungi.
Meski demikian, aku tidak gentar. Kami mempersiapkan pernikahan dalam waktu 2 minggu.
Bayangkan dalam dua minggu, kami yang sama sekali tidak ada bayangan harus melakukan apa dan mulai dari mana harus melakukannya berdua. Semua berjalan mulus? Tidak! But finally, pada tanggal 6 Maret 2005 kami melangsungkan pernikahan sederhana yang dihadiri para keluarga dekat dan sahabat. Lalu, maaf dari sang Ibu Mertua? Sayang sekali belum bisa kukantungi.
Quote:
Bahagia, sedih, gugup, bingung, dan semua rasa campur aduk saat memulai peran sebagai suami dari seorang wanita yang kucintai dan menjadi calon Ayah. Selang sehari dari pernikahan kami, aku langsung memboyong istriku tinggal di sebuah kontrakan sederhana di Depok supaya aku dan Istriku tetap dapat melanjutkan kuliah. Ya, kami memang masih kuliah. Meski, dalam beberapa bulan gelar Diploma akan segera kukantungi.
Quote:
Hari demi hari bergulir, maaf belum juga kukantungi. Usaha tetap tidak gentar kulakukan. Sikap Ibu Mertuaku yang biasa saja, justru membuat beban kian besar, bak bola salju yang tak berhenti menggelinding dan membesar. Targetku dan Istriku, sebelum ia melahirkan, maaf harus sudah kami kantungi. Konon, banyak yang mengatakan jika perasaan Ibu dari sang calon Ibu masih mengganjal, maka proses melahirkan akan menjadi sulit.
Quote:
Oktober 2005
Setiap malam selalu kupanjatkan doa, setiap ada kesempatan selalu kukatakan hal yang sama: "Ma, maafin aku ya.." Sayangnya, kata maaf tidak keluar juga hingga pada akhirnya tanggal 9 Oktober 2005, anak kami lahir. Hari Sabtu yang cerah itu jatuh tepat di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, kami menamainya Nayaka Ramadhana. Setelah bayi kami yang sehat, montok, dan menggemaskan lahir dengan lancar semua terasa lebih ringan dan memberi banyak harapan baru. Ah, tapi sayangnya maaf belum juga kukantungi. Bahkan, saat kami menghadap sebelum melahirkan untuk meminta maaf, kata maaf dengan ikhlasnya belum juga meluncur.
Setiap malam selalu kupanjatkan doa, setiap ada kesempatan selalu kukatakan hal yang sama: "Ma, maafin aku ya.." Sayangnya, kata maaf tidak keluar juga hingga pada akhirnya tanggal 9 Oktober 2005, anak kami lahir. Hari Sabtu yang cerah itu jatuh tepat di bulan Ramadhan. Oleh karena itu, kami menamainya Nayaka Ramadhana. Setelah bayi kami yang sehat, montok, dan menggemaskan lahir dengan lancar semua terasa lebih ringan dan memberi banyak harapan baru. Ah, tapi sayangnya maaf belum juga kukantungi. Bahkan, saat kami menghadap sebelum melahirkan untuk meminta maaf, kata maaf dengan ikhlasnya belum juga meluncur.
Quote:
Setelah melahirkan, kami diminta untuk tinggal dengan Ibu mertuaku. Tapi, itupun bukan ia yang menyampaikan langsung melainkan tantenya. Kekhawatiran mereka menjadi dalih agar kami dapat tinggal di rumah Mertuaku untuk sementara waktu. Miraculously, hubungan kami jadi membaik berkat kehadiran dari si bayi sipit dan montok yang super menggemaskan. Kehadiran Reza Yanaka membuat semua orang jadi lebih sering tersenyum bahagia.
Spoiler for Jawaban Ibunya:
Akhirnya, di Hari Raya Idul Fitri, sebelum pergi Solat Idul Fitri aku sempatkan untuk masuk ke kamar Mertuaku sendiri. Aku langsung bersimpuh di hadapannya untuk sekali lagi dengan tidak gentarnya melontarkan maaf. Alhamdulillah, akhirnya, ia memelukku sambil mengatakan "Iya, Mama maafkan kamu. Tapi tolong jangan kecewakan Mama lagi dan jaga baik-baik keluargamu." Akhirnya air mata bahagia pun tak berhenti menetes. Momen spesial ini selalu kukenang hingga saat ini. Yay! ‘Maaf’ yang kutunggu sejak beberapa bulan lalu akhirnya keluar juga. Rasanya beban berat dan rasa sesak yang mengganjal hilang seketika.
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/07/26/111604_20130726115317.gif)
Quote:
Hingga saat ini aku selalu tak pernah berhenti mensyukuri segala kebahagiaan dan kemudahan yang hadir sejak saat itu. Sebuah ‘maaf’ memang dapat mengubah semuanya jadi jauh lebih baik! Dan, tanpa rasa lelah pun aku semaksimal mungkin membahagiakan keluargaku dan membuktikan janji dan pertanggungjawabanku. And now, we’re live happily ever after! Hopefully for the rest of our lives. Aamiin!
![[BBM Competition] Makhluk Kecil Pembawa Maaf](https://s.kaskus.id/images/2013/07/26/111604_20130726115333.gif)
Diubah oleh icedbrain 10-08-2013 09:23


zharki memberi reputasi
1
3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan