[BBM Competition] Gara-Gara Gengsi, Akhirnya Belajar Dari 4 Kata Sakti
TS
Cucul
[BBM Competition] Gara-Gara Gengsi, Akhirnya Belajar Dari 4 Kata Sakti
Bulan suci, bulan untuk saling memaafkan dan koreksi diri.
Hindari perbuatan dosa untuk meraih pahala.
Bersahaja kepada umat manusia juga cinta untuk seluruh alam semesta.
Alam, tumbuhan dan hewan adalah sahabat, wajib kita rawat.
Semoga bukan hanya jadi ingatan sesaat, tetapi menjadi ilmu yang bermanfaat.
*Keep Smile*
Quote:
Dikhianati, dibohongi, dipermainkan, dipermalukan. Hal itu memang sangat menyakitkan hati dan perasaan. Tidak peduli berapa usia, semua yang berakal sehat pasti pernah mengalaminya. Emosi yang meluap bisa menjadi amarah yang hebat.
Tetapi mengendalikan emosi dengan tepat dapat menghindarkan kita dari rasa malu. Ya, malu karena telah marah yang berlebihan.
Di satu sisi lain kita juga tidak terlepas dari perbuatan salah. Lupa, teledor dan ketidak sengajaan membuat diri kita disalahkan. Ya, kesalahan dapat diperbaiki dengan melakukan hal yang benar, tidak mengulangi kesalahan yang sama dan meminta maaf. Apakah kamu termasuk orang yang sudah membiasakan diri dengan minta maaf?
Di atas adalah sekilas ulasan untuk mengawali cerita saya. Terima kasih atas kesediaan agan/aganwati menyimaknya.
"Cerita tentang saya dan teman saya, tentang perasaan bersalah bertemu gengsi, malu dan sakit secara fisik."
Let's scroll down..
"Gara-Gara 4 Kata Sakti"
Quote:
Saat itu tahun 2008, saya masih duduk di bangku SMA akhir. Tahap dimana beberapa pelajar akan mengalami pergantian pola hidup ke perkuliahan. Ujian nasional dan ujian sekolah telah dilalui. Kakak kelas tertua sedang beranggapan paling senior dari adik-adik kelasnya. Sekolah saya mendukung untuk bikin beberapa acara yang dimeriahkan oleh siswa/siswi yang akan lulus. Beberapa diantaranya ada pentas seni dan salah satunya adalah pengadaan buku alumni.
Cerita bermula di hari Minggu pagi..
Quote:
Saya dan teman-teman yang terdiri dari 4 orang adalah panitia pengadaan buku alumni berencana survey lokasi percetakan. Kami mengadakan pertemuan terlebih dahulu di rumah salah satu panitia. Tanpa menunggu hal ini dan itu akhirnya kami memutuskan untuk segera berangkat karena matahari sudah mulai terik. Tanpa ada persiapan sarapan yang cukup, kami pun melaju ke tujuan lokasi percetakan.
Perjalanan kami perkirakan membutuhkan waktu kurang lebih 60 menit menggunakan kendaraan motor.
Saya membonceng salah satu teman saya. Ternyata perjalanan molor sampai 2 jam kami tiba di lokasi karena si penunjuk arah salah jalan.
Setibanya di lokasi kami masih menunggu pemilik percetakan karena ternyata baru menuju ke lokasi. Kira-kira 30 menit kami menunggu.
Hari sudah siang..
Quote:
Akhirnya kami bertemu dengan pengurus percetakan. Kami pun mengobrol tentang pembuatan buku alumni. 45 menit berlalu kami pun memutuskan untuk mengakhiri perbincangan dan bergegas pulang.
Matahari sedang teriknya siang itu. Kami yang belum makan dari pagi tidak gentar melawan panasnya matahari. Tetapi perjalanan pulang tidak semulus perjalanan berangkat. Kami kembali salah jalan dan kami melalu jalan setapak yang berlubang dan berbatu. Sepanjang jalan kami berkendara sambil menahan rasa sakit karena tempat duduk mendadak terasa keras.
Spoiler for ilustrasi:
"Kapan kita sampai ke jalan besar nih?", tanya seorang teman. "Kayaknya sebentar lagi, bro.", jawabku. "Gara-gara kamu nih, bro. Kita jadi nyasar jauh amat.", cetus seorang teman dengan nada sedikit keras. "Iya maaf ya teman-teman, tapi kan seru perjalanan menegangkan ini, bro Kiri kanan kulihat saja banyak sawah terbentang luaaas ", sahut salah satu teman.
Quote:
Jalanan yang berbatu membuat kendaraan kami seperti rontok karena goncangan. Dengan kondisi panas, lapar, haus dan badan kesemutan akhirnya kami menemukan jalan keluar.
30 menit kemudian..
Quote:
Kami kembali tiba di rumah salah satu teman saya. Sembari menunggu yang lain melepas lelah dan berisitirahat saya memutuskan untuk mengambil keperluan dari rumah saya. Saya pun meminjam motor milik teman saya untuk pulang ke rumah. Saya langsung tancap gas.
Dalam perjalanan ke rumah saya punya perasaan tidak enak. Oh ternyata bukan perasaan, tetapi memang motor yang saya kendarai tidak normal. Kondisi jalan raya bergelombang dan menurun. Tanpa gas pun motor melaju kencang. Kemudi motor tidak bisa dikendalikan. Ini mungkin gara-gara perjalanan pulang tadi melewati jalan berlubang dan berbatu, ada sesuatu yang kendur.
Spoiler for ilustrasi:
Motor oleng dan saya tidak bisa mengendalikan laju motor. Akhirnya pun terjatuh. Oh ya saya juga ikut terjatuh, terseret sekitar 10 meter di aspal. Tiap detiknya saya mengingat kejadian saat terjatuh dari motor.
Spoiler for ilustrasi:
Untung saja jalanan dalam kondisi sepi dari kendaraan lain.
Saya langsung bangun dan menegakkan motor. Tanpa peduli ada yang luka karena memang tidak terasa ada yang sakit saya menepikan motor. 2 orang warga sekitar menghampiri saya yang dalam kondisi tegang dan panik.
"Piye le? Ono sing luka?".(Bagaimana nak? Ada yang terluka?), tanya seorang warga. "Boten nopo-nopo, Pak. Matur nuwun." (Tidak apa-apa, Pak. Terima kasih.), jawabku. "Lah kuwi jaketmu bedah, jempol sikilmu gupak getih.". (Itu jaketmu sobek, jempol kakimu berdarah."), sahut seorang ibu-ibu. ".......", saya tercengang dan baru terasa kesakitan.
Quote:
2 warga itu bersedia menolong saya dengan memberi pertolongan pertama. Sangat berterima kasih kepada bapak dan ibu itu. Oke, panik dan luka sudah teratasi. Masalah baru muncul. Motor kesayangan temen saya rusak, beberapa bagian body pecah. Panik kembali muncul. Bagaimana saya bilang ke teman saya si pemilik motor kalau motornya rusak. Aduh ini dia perasaan bersalah bertemu gengsi, malu dan sakit secara fisik. Motor hasil pinjam eh kena apes kecelakaan. Motor rusak, lecet, pecah. Tapi badan juga ngilu sakit.
Duduk termenung berpikir mencari jalan keluar.
"Bilang langsung saja lah kalau kecelakaan, motornya rusak. Ah enggak, enggak enak nih. Dibenerin dulu aja deh. Tapi bagaimana bisa ini kaki juga masih sakit buat jalan.", gundah saya.
Quote:
Akhirnya saya memutuskan untuk menelepon teman saya. Cerita tentang kecelakaan yang saya alami. Menggunakan 4 kata sakti, berharap temen saya mau memahami.
Spoiler for ilustrasi:
"Halo, permisi bro. Maaf sebelumnya, ini aku barusan aja kecelakaan dan motormu rusak.", sapa saya sambil terbata-bata. "Apa? Kecelakaan? Astaga, are you alright? Posisi dimana? Biar kami jemput.", jawab teman saya. "Tapi motor kamu rusak.", sahutku. "Udah biarin aja, yang penting keselamatanmu dulu.", tambah teman saya lagi. "Maaf ya sekali lagi maaf...", saya pun memohon maaf. "Iya, enggak apa-apa.", tukas teman saya. "Terima kasih, bro.", tutup percakapan saya.
10 menit kemudian..
Quote:
Teman saya datang menghampiri saya dan saya masih terduduk lemas di pinggir jalan.
"Gimana, bro? Enggak apa-apa kan?", tanya teman saya. "Santai, cuma luka kecil doang. Tapi aku minta maaf ya bro motor kesayangan kamu jadi rusak.", jawabku.
"Ah sudah enggak usah dipikirin. Kamu sudah meminta maaf, aku maafin kok. Motor bisa dibenerin lagi. Yang penting pastiin kamu baik-baik aja.", sahut temen saya. "Thanks, bro.", tukasku.
Quote:
Kami membawa pulang motor yang rusak itu pelan-pelan. Sesampai di rumah saya cerita panjang lebar tentang kecelakaan yang saya alami. Syukur, dari perasaan bersalah, panik, takut, malu sekaligus badan sakit akhirnya saya dimaafin gan
Quote:
Ini adalah cerita saya, agan/aganwati pasti punya cerita dan pengalaman yang bisa dijadikan motivasi dan pembelajaran. Bukan ceritanya yang ingin saya share melainkan bagaimana cara kita mengendalikan diri, mengontrol emosi dan membiasakan menggunakan 4 Kata Saktiuntuk kehidupan sehari-hari..
Spoiler for bonus:
"Meminta maaf dan memberi maaf memang terkait tetapi berbeda. Dua hal itu dapat terwujud apabila kita jauh dari gengsi."
Quote:
"4 Kata Sakti"
Permisi: Awali segala sosialisasi agan/aganwati terhadap orang lain dengan kata ini. Permisi adalah sebuah kata yang sangat umum dijumpai dalam berbagai tradisi. Dalam bahasa yang menyesuaikan pula tentu saja. Kata ini lazim dimaknai sebagai sikap menjaga unggah-ungguh(sopan-santun). Kata ini mencerminkan kesan pertama orang lain terhadap agan/aganwati
Contoh: "Permisi, mbak. Apakah diperbolehkan saya duduk di kursi itu?". "Oh ya silakan tentu saja boleh ".
Maaf: Utarakan kata ini saat anda merasa mengganggu seseorang meskipun hanya sebentar. Permintaan maaf adalah tindakan yang mungkin diperlukan dalam konflik yang melibatkan beberapa orang.. Permintaan maaf itu sendiri bukanlah tindakan pemecahan masalah atau negosiasi atau arbitrasi. Permintaan maaf hanyalah sebuah tindakan tukar-menukar kata-kata yang menuju kepada rekonsiliasi. Tetapi perlu diingat, jangan jadikan kata maaf sebagai tameng untuk agan/aganwati selalu melakukan kesalahan
Contoh: "Mohon maaf, kursi yang Anda duduki adalah kursi saya sesuai tiket. Apakah diperbolehkan saya menempatinya?". "Oh maaf saya salah tempat duduk. Tentu saja silakan.".
Tolong: Kata yang sederhana namun terkadang enggan untuk diucapkan. Kenapa? Karena kita terdidik untuk mandiri dan memiliki sifat egois dan gengsi. Tolong digunakan saat kita menggunakan jasa orang lain untuk keperluan diri kita sendiri maupun orang lain. Kata ini juga memiliki nilai untuk memperhalus kalimat suruhan. Saat terbiasa menggunakan kata ini orang lain di sekitar agan/aganwati akan lebih hormat/menghargai diri agan/aganwati.
Contoh: "Delima, minta tolong ambilkan pena di atas meja itu. Tangan saya tidak sampai meraihnya.". "Baiklah, ini silakan penanya".
Terima Kasih: Kata sakti terakhir, terima kasih. Sangat sulit untuk mengucapkan ini. Kenapa? Karena ucapan terima kasih membutuhkan ketulusan, ucapan terima kasih membutuhkan tatapan mata yang hangat, ucapan terima kasih membutuhkan sentuhan kasih dan ikhlas. Terima kasih terucap saat kita menerima sesuatu dari orang lain. Kata ini juga memiliki arti sebagai wujud penghargaan pertama untuk pemberian seseorang kepada kita.
Contoh: "Baiklah, ini silakan bukunya.". "Terima kasih sudah mengambilkan.".
Spoiler for bonus:
4 Kata Sakti akan lebih sakti jika digunakan secara bersamaan. Mau tau bagaimana efek dari 4 Kata Sakti? Silakan dipraktekkan dan dibiasakan sendiri dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: "Permisi, maafsebelumnya. Apakah saya boleh minta tolong ambilkan beberapa buku yang di atas almari itu? Terima kasih". "Oh iya boleh. Ini silakan buku-bukunya. ".
Quote:
"Tentunya kita sebagai manusia juga tidak lupa untuk ucapkan terima kasih kepada Sang Pencipta kita atas kehidupan dan segala yang diberikan sebagai wujud syukur."
Ceritakan juga pengalaman berharga kamu manfaat 4 kata sakti yang pernah kamu alami.
Nanti bakal TS pajang di page one.
Quote:
...
"Selamat Menjalankan Ibadah Puasa
Selamat Merayakan Idul Fitri
Bagi Semua Yang Merayakan"
*Keep Smile*
"Cerita yang saya posting disini berasal dari pengalaman saya sendiri: Samsul Arifin, tidak melanggar hak cipta pihak manapun dan diperbolehkan untuk dipublikasikan di Forum KASKUS"