- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hidup Baru Pony, Orangutan yang dijadikan pemuas nafsu


TS
exaligatory
Hidup Baru Pony, Orangutan yang dijadikan pemuas nafsu

Pertama2 ane mau remind agan2 sekalian thread tentang orangutan yang jadi pemuas nafsu di Borneo/Kalimantan
Bahkan Orangutan Dijadikan pramuria-- Thread by agan kompormeledugg
Siapa aja pasti miris ngeliat kasus kayak gini...
bahkan sampe jadi Berita Internasional dan muncul di Youtube(memalukan)

tapi ane nyari2 ternyata masih ada terusan cerita setelah Orangutan tersebut dibebasin..
Biar ga buang waktu, ane kkasih langsung beritanya
----------------------------------------------------------------
Quote:
Kisah Pony
Pony disita oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bekerja sama dengan Yayasan BOS dan aparat keamanan, dari sebuah rumah prostitusi di Desa Kareng Pangi, Kalimantan Tengah, pada tahun 2003. Ketika itu usianya masih 6-6,5 tahun.
Di tempat itu Pony diperlakukan layaknya pekerja seks komersial. Para pria bisa membayar sejumlah uang kepada si pemilik rumah untuk berhubungan seks dengannya.

idak ada yang tahu sudah berapa lama Pony berada di sana. Si pemilik rumah prostitusi dengan keras menolak menyerahkan Pony. Baginya Pony adalah sumber uang dan dipercaya sebagai sumber keberuntungan. Tidak mudah mengeluarkan Pony dari tempat mengerikan itu, karena siapa saja yang mencoba menyelamatkan Pony akan berhadapan dengan orang-orang desa itu yang siap mengayunkan parang mereka membela pemilik rumah prostitusi.
Akhirnya setelah proses melelahkan yang berlangsung selama kira-kira satu tahun, Yayasan BOS dan BKSDA bekerja sama dengan aparat kepolisian dan militer berhasil menekan pemilik rumah prostitusi untuk menyerahkan Pony.
Pony pertama kali datang ke Nyaru Menteng pada tanggal 13 Februari 2003. Ketika itu, kondisinya sangat menyedihkan. Seluruh rambutnya telah habis dicukur oleh pemilik rumah prostitusi, tubuhnya pun dipenuhi bekas gigitan nyamuk. Pony tidak bisa berhenti menggaruk gatal-gatal akibat gigitan nyamuk itu, sehingga mengakibatkan infeksi pada kulitnya.
Quote:
Perjalanan Panjang untuk Pony
Di Nyaru Menteng, Pony mendapatkan perawatan yang sangat dia butuhkan setelah mengalami siksaan hidup yang mengerikan dan mulai menjalani proses rehabilitasi. Karena cukup lama tinggal bersama manusia dan diperlakukan sangat biadab, tidak mudah bagi Pony untuk belajar hidup layaknya orangutan liar.
Pony menjalani proses panjang untuk membentuknya menjadi orangutan yang sesungguhnya. Pony telah tinggal di kandang sosialisasi bersama orangutan betina lain dan mengikuti pembelajaran di Sekolah Hutan. Tahun 2005, Pony bahkan ditempatkan di Pulau Bangamat, sebuah pulau pra-pelepasliaran, untuk menempanya menjadi lebih mandiri. Sayangnya, Pony masih tampak belum siap menjalani proses pembelajaran ini. Pony tidak terbiasa dengan pepohonan. Dia lebih suka beristirahat di tanah. Ketika lapar, dia hanya menunggu teknisi memberinya makan tanpa berusaha mencari makanan alaminya. Pony hampir tidak pernah menjelajah pulau seperti orangutan lain. Daya jelajahnya hanya sebatas pada menyeberangi sungai kecil yang mengalir antar-pulau untuk menuju pondok jaga para teknisi dan meminta makanan.

^gambar Pony di Pulau Bangamat
Melihat kemampuannya yang tidak menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, dengan sangat terpaksa, Pony-pun dikembalikan ke kandang sosialisasi Nyaru Menteng pada bulan Juli 2010.
Quote:
Rumah dan Hidup Baru untuk Pony
Sekembalinya Pony ke Kandang Sosialisasi, dengan penuh kesabaran, para teknisi Nyaru Menteng merawat dan tetap mengajari Pony keterampilan bertahan hidup di hutan. Tak jarang Pony dibawa ke Sekolah Hutan dan ikut belajar lagi bersama orangutan lain yang jauh lebih muda darinya.
Kini, di usianya yang menginjak 17 tahun, Pony akhirnya kembali mendapat kesempatan keduanya untuk tinggal di pulau. Tanggal 29 Juni 2013, bersama 7 orangutan betina lain, Pony dipindahkan dari Nyaru Menteng ke Pulau Kaja.

^ Dilepas lagi setelah konservasi beberapa tahun
Keterampilan bertahan hidup Pony sudah berkembang lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Pony sudah mampu membuat sarang dan menunjukkan perilaku layaknya orangutan liar. Orangutan betina dengan berat 72,1 kilogram ini berperilaku sangat dominan dibanding teman-temannya.

Selama tinggal di pulau, Pony tentu akan mendapatkan perhatian khusus dari Nyaru Menteng, untuk melihat perkembangan keterampilannya bertahan hidup. Meski masih membutuhkan proses pembelajaran yang panjang, kami bahagia melihat Pony kini tinggal di rumah barunya di pulau pra-pelepasliaran. Sebuah tempat di mana dia seharusnya berada, bukan di kandang atau jauh lebih buruk lagi, di dalam kurungan peliharaan. Selamat menikmati rumah dan hidup barumu, Pony.
Quote:
KOMPAS.com — Pony, orangutan yang pernah menjadi korban pramuriaan, kini memperoleh satu lagi kesempatan untuk hidup bebas. Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng di Kalimantan Tengah memutuskan untuk memindahkan Pony ke Pulau Kaja sebagai langkah pra-lepasliar.
Perjalanan Pony hingga berhasil dinyatakan siap untuk pra-lepasliar menyimpan cerita tersendiri. Semuanya tentang bangkit dari dunia kelam sebagai korban pramuriaan hingga kembali meraih "jati diri" sebagai orangutan.
Pony terlahir 17 tahun lalu. Pony ditemukan oleh tim Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di Desa Kareng Plangi, Kalimantan Tengah, sekitar 10 tahun lalu.
Saat ditemukan, kondisi Pony sungguh mengenaskan. Sebagai korban prostitusi, bulu-bulu Pony dicukur habis. Tubuh Pony penuh dengan bekas gigitan nyamuk. Pony sering menggaruk untuk melegakan rasa gatal, tetapi garukan justru memicu infeksi.
Tim BOSF dan BKSDA berupaya membawa Pony ke tempat rehabilitasi. Orang yang memanfaatkan Pony dalam bisnis prostitusi sempat menolak, menganggap bahwa Pony adalah sumber rezeki. Pony baru berhasil dibawa ke tempat rehabilitasi pada 13 Februari 2003.
Di tempat rehabilitasi, perjuangan Pony bangkit dimulai. Pony harus mulai belajar untuk hidup mandiri sebagai orangutan, belajar menjadi liar. Ini bukan hal mudah sebab selama bertahun-tahun Pony telah "disuapi" manusia.
Pada saat awal, terlihat perilaku Pony dipengaruhi oleh perlakuan yang diterima sebelumnya. "Setiap ada teknisi laki-laki yang lewat, Pony selalu berteriak meminta perhatian. Pony tidak mau bersama babysitter (pemelihara orangutan yang biasanya seorang perempuan)," kata Manajer Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah BOSF, Anton Nurcahyo.
Pony lalu masuk sekolah orangutan. "Di sana, Pony harus belajar mulai dari cara memanjat pohon, membedakan buah yang bisa dimakan ,hingga menghindari bahaya seperti gigitan ular," kata Aton saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/7/2013).
Anton mengatakan, mengajari Pony untuk menjadi orangutan terbilang sulit. Pada usia 7 tahun saat memasuki tempat rehabilitasi, Pony seharusnya sudah mampu mandiri. Anton mengibaratkan, mengajari Pony mandiri sama sulitnya seperti mengajari remaja 15 tahun untuk membaca.
Tahun 2005, Pony sempat diberi kesempatan bebas di Pulau Bangamat lewat langkah pra-lepasliaran. Namun, Pony dinyatakan belum siap. Pony tak pernah memanjat pohon, selalu ada di tanah. Pony juga selalu mengandalkan makanan pemberian teknisi. Pony juga tak pernah mengeksplorasi hutan
Pony akhirnya ditarik kembali ke Nyaru Menteng. Ia harus belajar lebih keras lagi. Pada tahun 2010, kata Anton, Pony kembali dicoba di dilepasliarkan, tetapi kembali dianggap belum bisa hidup di alam liar.
Hingga pada 29 Juni 2013 lalu, tim BOSF kembali mencoba melakukan langkah pra-lepasliar lagi. Anton mengatakan, Pony dianggap bisa diuji coba untuk dilepasliarkan berdasarkan perilakunya yang telah menunjukkan kemandirian.
"Pony sudah semakin jarang kembali ke tempatnya. Pony juga sudah bisa memanjat pohon, membuat sarang sendiri, dan memperoleh makanan. Kalau bertemu dengan teknisi, sekarang juga sudah biasa saja," kata Anton. Pony juga dianggap sehat.
Dengan langkah pra-lepasliar ini, Pony mendapatkan kesempatan kebebasan baru. Namun, ia masih harus membuktikan bahwa dirinya adalah orangutan yang mumpuni. Tim BOSF masih akan terus memantau perilaku Pony.
"Sejauh ini selama hampir sebulan, Pony menunjukkan perilaku yang baik. Pony bisa mencari makan sendiri, cukup aktif bergerak. Di saat hampir memasuki kemarau dan air terbatas, Pony juga tidak membutuhkan tanda-tanda meminta pada manusia," kata Anton.
Setidaknya, Pony masih harus tinggal di Pulau Kaja selama 1-2 tahun. Selain agar kesiapannya hidup di hutan bisa dipastikan. Di luar itu, Pony juga harus menunggu antrean untuk dilepasliarkan. Saat ini, karena tenaga dan biaya, BOSF hanya bisa melepasliarkan 24 orangutan dalam satu tahap.
Pelepasliaran Pony, bila nanti dilakukan, bukan cuma berarti kebebasan, melainkan juga risiko. Pony harus menghadapi tantangan alam. Anton mengatakan, pernah ada orangutan yang mati setelah dilepasliarkan karena digigit ular.
Namun, risiko terbesar adalah dari manusia. Bila manusia belum sadar juga arti pentingnya pelestarian orangutan, nasib Pony nantinya bisa jadi seperti keluar mulut buaya lalu masuk mulut harimau.
-----------------------------------------------------------
Semoga dengan adanya kasus ini semua orang bakal sadar kalo manusia bisa lebih bejat daripada hewan disaat nafsu lebih mengalahkan akal pikiran dan iman.
Semoga buat Pony, bisa bebas hidup selayaknya orangutan. Karena binatang masih punya perasaan juga kalo diperlakuin kayak gitu


Sekian terimakasih
Salam Exaligatory
-----------------------------------------------------------------------
Quote:
Bersedia Menerima





Quote:
Bersedia Juga Menerima





Quote:
Diubah oleh exaligatory 31-07-2013 08:36
0
44.3K
Kutip
100
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan