- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini guyonan soal peluang Jokowi jadi presiden
TS
boeladiegh
Ini guyonan soal peluang Jokowi jadi presiden
Spoiler for No Kapsul:
Spoiler for 1. Bersanding dengan daun:
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi sangat yakin Jokowi akan menang dalam Pilpres 2014. Hal ini dengan melihat tren popularitas dan elektabilitas mantan Wali Kota Solo itu yang meroket belakangan ini.
" Jokowi itu bisa dengan siapa saja, bersanding dengan daun pun pasti menang," kata Kristiadi seusai menjadi pembicara dalam diskusi politik di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (24/7).
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya menjawab sembari tertawa. "Ya daun apa dulu itu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/7).
Jokowi tetap menegaskan bahwa dia hanya akan melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Ndak ndak. Gini, saya nggak mikir Pilpres. Saya fokus pada pekerjaan saya di DKI. Itu aja," ujarnya.
Ketika terus didesak untuk berkomentar, Jokowi tetap enggan mengomentari penilaian J Kristiadi tersebut.
"He-he, godong (daun) apa, itu godong apa," imbuh politikus PDIP tanpa sedikit pun memasang raut muka sombong.
" Jokowi itu bisa dengan siapa saja, bersanding dengan daun pun pasti menang," kata Kristiadi seusai menjadi pembicara dalam diskusi politik di Kantor YLBHI, Jakarta, Rabu (24/7).
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya menjawab sembari tertawa. "Ya daun apa dulu itu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/7).
Jokowi tetap menegaskan bahwa dia hanya akan melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Ndak ndak. Gini, saya nggak mikir Pilpres. Saya fokus pada pekerjaan saya di DKI. Itu aja," ujarnya.
Ketika terus didesak untuk berkomentar, Jokowi tetap enggan mengomentari penilaian J Kristiadi tersebut.
"He-he, godong (daun) apa, itu godong apa," imbuh politikus PDIP tanpa sedikit pun memasang raut muka sombong.
Spoiler for 2. Berpasangan dengan Hello Kitty:
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia, Ari Junaedi, menganggap wajar pendekatan Aburizal Bakrie dan Prabowo Subianto kepada Jokowi agar Gubernur DKI itu mau dijadikan cawapres. Sebab, dengan elektabilitas yang dimiliki, Jokowi hampir pasti bisa mendongkrak suara di Pilpres 2014.
"Ajakan ARB atau Prabowo Subianto yang ingin menggandeng Jokowi sebagai cawapres sangat menggelikan. Selain nama Jokowi lebih punya nilai jual yang lebih tinggi, belum tentu juga PDIP bisa menerima pinangan tersebut," ujar Ari beberapa waktu lalu.
Bahkan, kata Ari, jika Jokowi dipasangkan dengan Hello Kitty pun, politikus PDI Perjuangan itu akan menang.
"Istilahnya, dipasangkan dengan Hello Kitty pun (tokoh kartun) Jokowi pasti unggul di pemilihan Capres. Ibaratnya, Jokowi ini Obama-nya Indonesia," jelasnya.
"Ajakan ARB atau Prabowo Subianto yang ingin menggandeng Jokowi sebagai cawapres sangat menggelikan. Selain nama Jokowi lebih punya nilai jual yang lebih tinggi, belum tentu juga PDIP bisa menerima pinangan tersebut," ujar Ari beberapa waktu lalu.
Bahkan, kata Ari, jika Jokowi dipasangkan dengan Hello Kitty pun, politikus PDI Perjuangan itu akan menang.
"Istilahnya, dipasangkan dengan Hello Kitty pun (tokoh kartun) Jokowi pasti unggul di pemilihan Capres. Ibaratnya, Jokowi ini Obama-nya Indonesia," jelasnya.
Spoiler for 3. Dipasangkan dengan tiang listrik:
Keyakinan Jokowi akan menangi Pilpres 2014 tidak hanya disampaikan para pengamat. Sebuah gerakan di Facebook juga memprediksi hal yang sama.
Dalam sebuah fan page 'Gerakan Presiden Jokowi 2014 Atau Golput' tertulis, " Jokowi dipasangkan dengan tiang listrik pun akan menang di Pilpres 2014. Dan Ahok akan dengan anggun dan cekatan menggantikan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta."
Meski baru mendapatkan like di bawah 500, fan page ini cukup serius memberikan analisis terhadap peluang Jokowi di Pilpres 2014.
"Presiden Jokowi 2014 adalah keniscayaan sejarah, karena partai dan uang sebanyak apapun tidak akan mengalahkan momentum pemimpin yang populis visioner seperti Jokowi ," demikian salah satu postingan di fan page tersebut.
Dalam sebuah fan page 'Gerakan Presiden Jokowi 2014 Atau Golput' tertulis, " Jokowi dipasangkan dengan tiang listrik pun akan menang di Pilpres 2014. Dan Ahok akan dengan anggun dan cekatan menggantikan Jokowi sebagai Gubernur Jakarta."
Meski baru mendapatkan like di bawah 500, fan page ini cukup serius memberikan analisis terhadap peluang Jokowi di Pilpres 2014.
"Presiden Jokowi 2014 adalah keniscayaan sejarah, karena partai dan uang sebanyak apapun tidak akan mengalahkan momentum pemimpin yang populis visioner seperti Jokowi ," demikian salah satu postingan di fan page tersebut.
Spoiler for 4. Dipasangkan dengan istri:
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) mengaku bosan menanggapi pertanyaan wartawan soal peluang pencapresan dirinya di 2014. Sebab, setiap kali hasil survei disampaikan dan Jokowi diprediksi jadi pemenang, setiap itu pula politikus PDIP itu dimintai komentarnya.
"Tiap di survei nomor urut satu terus ya gimana, ya gimana gak tah. Ya salah yang survei, karena saya gak pernah mikir," ujar Jokowi sembari tertawa di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/5).
Meski terus didesak Jokowi tetap saja menanggapinya dengan santai. Namun saat diajak berandai-andai, jika suatu hari dirinya menjadi capres, Jokowi hanya mau berpasangan bersama istrinya, Iriana.
"Ya paling enak dipasangkan sama istri saya," ucapnya tertawa.
"Tiap di survei nomor urut satu terus ya gimana, ya gimana gak tah. Ya salah yang survei, karena saya gak pernah mikir," ujar Jokowi sembari tertawa di Balai Kota Jakarta, Rabu (29/5).
Meski terus didesak Jokowi tetap saja menanggapinya dengan santai. Namun saat diajak berandai-andai, jika suatu hari dirinya menjadi capres, Jokowi hanya mau berpasangan bersama istrinya, Iriana.
"Ya paling enak dipasangkan sama istri saya," ucapnya tertawa.
TKP
Spoiler for Komeng Pak Jokowi:
Peneliti senior Centre of Strategic and International Studies (CSIS) J Kristiadi mengatakan jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) merupakan capres paling potensial di tahun 2014 mendatang. Bahkan Kristiadi yakin jika Jokowi disandingkan dengan daun pun masih akan menang.
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya menjawab sembari tertawa. "Ya daun apa dulu itu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/7).
Mantan wali kota Solo ini tetap menegaskan bahwa dia hanya akan melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Ndak ndak. Gini, saya nggak mikir Pilpres. Saya fokus pada pekerjaan saya di DKI. Itu aja," ujarnya.
Ketika terus didesak untuk berkomentar, Jokowi tetap enggan mengomentari penilaian J Kristiadi tersebut.
"He-he, godong (daun) apa, itu godong apa," imbuh politikus PDIP tanpa sedikit pun memasang raut muka sombong.
Sebelumnya, Peneliti senior Centre of Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) merupakan capres paling potensial di tahun 2014. Dengan popularitas yang tinggi, Jokowi diyakini akan menang dipasangkan dengan siapapun.
"Dia ( Jokowi ) ini yang mau tak mau semua perhatian publik tertuju pada sosoknya. Sekarang nih ya, kalau Pak Jokowi disandingkan dengan daun pun pasti akan menang dia," ujar Kristiadi ketika ditemui usai debat calon presiden di gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Rabu (24/7). TKP
Menanggapi hal tersebut, Jokowi hanya menjawab sembari tertawa. "Ya daun apa dulu itu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta, Kamis (25/7).
Mantan wali kota Solo ini tetap menegaskan bahwa dia hanya akan melaksanakan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Ndak ndak. Gini, saya nggak mikir Pilpres. Saya fokus pada pekerjaan saya di DKI. Itu aja," ujarnya.
Ketika terus didesak untuk berkomentar, Jokowi tetap enggan mengomentari penilaian J Kristiadi tersebut.
"He-he, godong (daun) apa, itu godong apa," imbuh politikus PDIP tanpa sedikit pun memasang raut muka sombong.
Sebelumnya, Peneliti senior Centre of Strategic and International Studies (CSIS) J. Kristiadi menilai Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ( Jokowi ) merupakan capres paling potensial di tahun 2014. Dengan popularitas yang tinggi, Jokowi diyakini akan menang dipasangkan dengan siapapun.
"Dia ( Jokowi ) ini yang mau tak mau semua perhatian publik tertuju pada sosoknya. Sekarang nih ya, kalau Pak Jokowi disandingkan dengan daun pun pasti akan menang dia," ujar Kristiadi ketika ditemui usai debat calon presiden di gedung Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Rabu (24/7). TKP
Jokowi oh Jokowi, tolak aja semua ajakan jd capres itu, lebih baik membenahi Jakarta dulu
Spoiler for Akhirnya:
Akhirnya, PDI Perjuangan Pertimbangkan Jokowi sebagai Capres 2014
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin meroket. Elektabilitasnya seakan tak terbendung dalam survei sejumlah lembaga. Elektabilitas Jokowi mengalahkan tokoh-tokoh politik yang sudah lebih dulu muncul, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.
Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014.
"Lembaga survei bukan salah satu alat untuk pengambilan keputusan partai. Tapi, nama Jokowi tetap menjadi bagian yang kami pertimbangkan," ujar Tjahjo Kumolo, yang menghadiri rilis survei SSSG, di Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Menurut Tjahjo, PDI-P akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan Jokowi. PDI-P harus memikirkan masak-masak tokoh yang dianggap mampu memimpin Indonesia.
"Saya kira partai yang cerdas tidak akan meninggalkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Partai juga mempunyai komitmen, jadi memimpin Indonesia loh, bukan memimpin negara yang kecil," katanya.
Tjahjo mengatakan, PDI-P selalu mencermati hasil lembaga survei. Lalu, apakah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan merestui Jokowi untuk maju dalam pilpres?
"Saya belum bisa komentar karena hasil survei bukan tolok ukur untuk menentukan keputusan politik," jawab Tjahjo.
Menurutnya, banyak pertimbangan sehingga PDI-P belum juga mendeklarasikan capres. PDI-P melihat geliat perkembangan bangsa dan masalah-masalah regional, nasional, hingga internasional. Tjahjo menegaskan, PDI-P tak mau terburu-buru dan menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capresnya.
"Saya kira tunggu waktu yang tepat, tapi kami mencermati aspirasi masyarakat bagaimana opini media, bagaimana hasil survei baik yang independen, atau yang dibuat parpol," kata Tjahjo.
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo semakin meroket. Elektabilitasnya seakan tak terbendung dalam survei sejumlah lembaga. Elektabilitas Jokowi mengalahkan tokoh-tokoh politik yang sudah lebih dulu muncul, seperti Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, bahkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
Terakhir, survei Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG) menempatkan Jokowi sebagai tokoh terpopuler 2013. Selama ini, saat ditanya soal kemungkinan "mencapreskan" Jokowi, PDI Perjuangan selalu menyatakan bahwa Jokowi akan berkonsentrasi menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta hingga 2017.
Kini, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan, Jokowi menjadi bagian yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan terkait Pilres 2014.
"Lembaga survei bukan salah satu alat untuk pengambilan keputusan partai. Tapi, nama Jokowi tetap menjadi bagian yang kami pertimbangkan," ujar Tjahjo Kumolo, yang menghadiri rilis survei SSSG, di Jakarta, Rabu (24/7/2013).
Menurut Tjahjo, PDI-P akan mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang menginginkan Jokowi. PDI-P harus memikirkan masak-masak tokoh yang dianggap mampu memimpin Indonesia.
"Saya kira partai yang cerdas tidak akan meninggalkan apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Partai juga mempunyai komitmen, jadi memimpin Indonesia loh, bukan memimpin negara yang kecil," katanya.
Tjahjo mengatakan, PDI-P selalu mencermati hasil lembaga survei. Lalu, apakah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri akan merestui Jokowi untuk maju dalam pilpres?
"Saya belum bisa komentar karena hasil survei bukan tolok ukur untuk menentukan keputusan politik," jawab Tjahjo.
Menurutnya, banyak pertimbangan sehingga PDI-P belum juga mendeklarasikan capres. PDI-P melihat geliat perkembangan bangsa dan masalah-masalah regional, nasional, hingga internasional. Tjahjo menegaskan, PDI-P tak mau terburu-buru dan menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan capresnya.
"Saya kira tunggu waktu yang tepat, tapi kami mencermati aspirasi masyarakat bagaimana opini media, bagaimana hasil survei baik yang independen, atau yang dibuat parpol," kata Tjahjo.
Wah wah bisa gimane jakarte neh
0
4.6K
Kutip
8
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan