Kaskus

Entertainment

ny18Avatar border
TS
ny18
Masa Depan Bukanlah Masa Lalu (Real Story)
Langsung saja, namaku Mundir (nama samaran),aku hidup dikeluarga yang kurang mampu. Tapi tuhan benar ,hidup itu adil karena aku diberi kepintaran yang lebih oleh-Nya.

Pada awalnya semua baik-baik saja pada diriku. Semua terjadi pada riwayat pendidikanku dan riwayat hidupku juga.

Aku memulai pendidikanku disekolah dasar disuatu kota terpencil. "Blora" ,yaa blora. Kota yang memiliki segalanya (kayu jati, minyak ,dll) yang entah kenapa malah menjadi salah satu kota terpuruk di Jawa Tengah. Selama lima tahun aku sekolah disekolah dasar tersebut ,kenapa lima tahun? Ya itu tadi saat Tuhan memberiku kepintaran yang lebih, saat kelas 4 aku langsung dinaikkan ke kelas 6 karena sudah cukup masuk ke kelas 6 fisik maupun pikiranku. Pada saat itu juga aku mengikuti suatu bimbel seperti madrasah selama 2 tahun (kelas 4-6 tahun). Akhir sekolah dasarkupun hampir tiba. Dan pada saat hari itu tiba ,aku sudah mempersiapkan matang semua keperluan untuk menghadapi Ujian Nasional. Ujian Nasionalpun usai dan akupun tinggal menunggu hasil sekolahku selama 5 tahun. Dan apa hasilnya? Sungguh luar biasa aku mendapatkan nilai terbaik pada ujian nasional disekolahku. Tapi itu tidak membuatku bahagia karena orang tuaku tidak mampu membiayai pendidikanku selanjutnya. Aku lulus SD tidaklah langsung masuk ke SMP, satu tahun aku tidak sekolah karena faktor biaya tadi.
Satu tahun itulah aku pindah ke Sidoarjo. Selama satu tahun aku menjadi pemulung bersama pamanku. Saat aku memulung ,aku mendapatkan sebuah koran yang berisi informasi tentang penerimaan murid baru jalur prestasi tepatnya di SMP 1 Sidoarjo. Aku langsung meminta ijin kepada pamanku untuk melanjutkan pendidikanku dan pamanpun mengijinkanku. Aku mencoba untuk mendaftarkan diri ke SMP tersebut. Aku harus menghadapi 2 seleksi yaitu seleksi lisan maupun seleksi tertulis. Akupun lolos dan masuk dengan 10 besar terbaik dan mendapatkan beasiswa saat pendaftaran tersebut. Disini pun aku hanya sekolah selama 2 tahun. Kelas satu prestasiku masih sangat bagus dan akupun langsung dinaikkan ke kelas 3. Akupun lulus dengan nilai terbaik di SMPku ini. Sama dengan waktu lulus SD, aku tidak langsung masuk ke SMA ,melainkan juga berhenti selama 1 tahun. Selama setahun ini aku memulai pekerjaanku yang dulu yaitu memulung. Ada salah satu temanku memberikan informasi tentang adanya beasiswa dan jalur prestasi untuk masuk SMA 1 Sidoarjo. Saat itu SMA 1 Siodarjo adalah sekolah favorit dikota tersebut. Akupun tidak menyianyiakan kesempatan ini. Akupun juga lolos saat menghadapi tes seleksi. Dipendaftaranku ini, aku juga mendapatkan peringkat 10 terbaik.

Disinilah masa suram pada hidupku dimulai. Saat itu aku telah mengenal teman-temanku yang dari kalangan orang yang mampu. Ada yang anak dari polisi, bos SPBU,dll. Kami menamai kelompok kami dengan nama "Geng 10". 10 orang dengan karakter yang berbeda tapi memiliki satu pendirian "Kenakalan". Itupun masih dalam konteks yang ringan, tapi tidak dalam kenyataanya. Disini juga aku mulai mengenal yang minum-minuman keras, rokok, tawur dan lebih parahnya kami telah mengenal yang namanya NARKOBA lebih tepatnya sabu. Hari demi hari kami lewati dengan kenakalan dan kebrutalan kami. Jangan panggil kami "Geng 10" kalau kami tidak bisa membuat guru kami menangis. Walaupun kami membuat keonaran ,kenakalan, dan kebrutalan tapi syukurnya kami naik kekelas 2. Dikelas 2 inilah kami "macet" karena dikelas dua inilah puncak dari kenakalan kami. Tiga tahun, ya selama 3 tahun kami hanya tetap dikelas dua karena kenakalan kami. Semua "Geng 10" ini pada saat kelas dua adalah "anak buangan".Kenapa menjadi "anak buangan"? Karena kami sudah tidak dianggap dikeluarga kami sendiri. Misalnya saya yang saat itu hidup dengan paman saya, saat semua kejadian itulah pamanku juga tidak mau menganggap lagi aku sebagai keponakannya. Hidupku semakin terpuruk. Bingung mau tinggal dimana ,akupun lari ke kota Surabaya. Disana aku hidup ditempat yang tidak kondusif juga. "Gang Doli", yaaa...... disana adalah tempat tinggalku dan disitulah aku mendapatkan uang dan sabu. Dipagi harinya aku bersekolah, dan sepulang sekolah akupun menjadi perantara orang luar yang mau "memesan" wanita digang doli tersebut. Semua "Geng 10" ini semakin menjadi-jadi seperti tawuran yang semakin berani. Malam hari ada acara Dangdut didekat kota Sidoarjo ,karena kami suka menonton dangdut, kami "geng 10" langsung ke tkp untuk menonton dangdut. Kami saat itu sudah tidak sadar apa-apa karena pengaruh alkohol. Sedikit saja tersenggol oleh penonton lainya ,kamipun langsung melakukan keanarkisan. Disitu aku yang membawa senjata tajam, dan saat itulah aku tersenggol oleh penonton lain dan langsung............... Aku menyayatkan pisau tadi ke orang tersebut dan orang tersebut tidak sadar (mati). Kamipun langsung meninggalkan tempat itu. Entah mengapa saat itu aku tidak mempunyai rasa bersalah sama sekali dan hanya menganggap hal itu seperti angin lewat. Karena polisi tidak bisa melacak kami ,jadi akupun tidak mendapatkan hukuman penjara.

Hampir akhir tahun ajaran pada kelas dua, kami diberikan skors selama dua bulan tidak boleh pulang dari sekolah. Semua kartu debit kami telah diblokir oleh orang tua kami dan kami memang seperti orang yang tidak punya apa-apa. Sampai makan dijatah oleh pihak sekolah itupun sehari hanya dua kali yaitu pagi dan pada malam hari. Dan pada 2 bulan tersebut kamipun dinaikkan dari kelas dua ke kelas tiga. Dikelas tigapun tidak membuat kami tambah semangat atau berubah ,tapi kami tetap pada pendirian kami yaitu "kenakalan". Kami hidunya seperti orang yang tidak punya tujuan. Kami melewati satu semester saat kelas tiga. Ujian Nasional tinggal 3 bulan lagi dan kami tidak memiliki dana untuk biaya ujian. Disinilah setan membisikkan hal yang buruk kembali. Kami "geng 10" mempunyai rencana merampok cabang bank BR* disidoarjo. Seperti halnya pencuri kelas kakap, kami membawa semua peralatan yang dibutuhkan. Jam 8 malam kami berkumpul, tapi hanya tiga orang yang datang -_-. Ternyata ketujuh teman kami tertidur. Apa daya kami tetap akan melakukan perampokan ini untuk kehidupan kami dan biaya mengikuti ujian nasional. Kami diberikan waktu hanya setengah jam saja. Teman kami yang bernama Doni (nama samaran) memiliki antena kecil dan akupun tidak tau namanya apa. Tapi fungsi utama dari antena itu adalah mematikan jaringan pada radius 100 meter. Hal itulah yang kami gunakan untuk melumpuhkan semua CCTV yang ada pada bank tersebut. Dan kami bertiga sampai pada brangkas tempat penyimpanan uang tersebut. Setelah salah satu teman kami mampu membuka semua brangkas tersebut, kamipun segera mengambil uang yang ada dalam brangkas tersebut. Pada saat itulah kami mendapatkan suatu keanehan. Kami teringat dengan ibu kami yang telah melahirkan kami. Kami pada saat itu juga tidak bisa menggerakkan tubuh kami kecuali hanya mata yang bisa bergerak dengan posisi tangan hampir mengambil uang tersebut. Hal aneh ini tidak berlangsung selama satu atau dua jam saja ,24 jam kami tidak bisa bergerak. Paginya polisi telah datang untuk menangkap kami tapi polisi yang akan menangkap kamipun tidak bisa mengangkat kami bertiga. Maka dari itu sampai 24 jam polisi juga berpikir bagaimana bisa membawa kami kekantor polisi. Akhirnya kami bisa bergerak dan langsung diseret kekantor polisi. Kamipun ditanya semua hal kenapa kami berani merampok dibank. Lalu kami dihukum dipenjara selama hanya 6 bulan karena kami belum sempat mengambil uang tersebut. Karena ujian nasional kurang 3 bulan lagi jadi kami bertiga diberikan kompensasi. Kami juga direhabilitasi dengan didampingi kyai yang memang diberikan tugas untuk mendampingi kami. Dan ternyata kyai yang mendampingi kami selama didalam rumah besi tersebut adalah kyai yang berasal dari pondok pesantren yang digusur dan dijadikan cabang bank BR* yang kami rampok sebelumnya. Semakin membingungkan lalu beliau menceritakan mengapa kami bisa terdiam saat akan mencuri uang dibank tersebut. Ternyata mengapa kami tidak bisa bergerak dibank tersebut karena ibu kami yang ada dirumah masih ingat pada kami saat itu juga. Hari demi hari kami habiskan dipenjara. Anehnya lagi teman kami bertujuh yang saat ingin merampok bank juga karena tertidur itu ikut kami didalam penjara selama 2 bulan tanpa alasan. Jadi kami saat itu dipenjara lengkap dengan anggota "geng 10". Hampir masa pembebasan ini tiba ,aku dikejutkan karena salah satu dari ginjalku telah rusak (tidak berfungsi kembali) karena barang-barang haram yang telah masuk kedalam tubuhku ini. Dan akupun melakukan operasi pengangkatan ginjalku tersebut.

Saat ujian hampir tiba kamipun telah dibebaskan dari penjara dan kami tinggal disekolah kembali. Ujian telah datang dan kami telah siap untuk melewati ujian nasional ini dengan nilai yang baik. Siapa sangka tiga dari anggota termasuk sayapun mendapat 10 terbesar nilai ujian nasional pada waktu itu. Kami tidak heran pikir ternyata kami masih diberikan kelebihan ini dari Tuhan padahal kami telah menyimpang dari-Nya.
Setelah kami lulus kamipun semakin mengerti kembali apa yang namanya indahnya hidup tanpa "kenakalan".

Dan sekarang kami "Geng 10" telah menjadi orang sukses yang mampu membahagiakan orang tua kami kembali. Mempunyai istri dan mempunyai anak yang kami sayangi. Termasuk aku juga, aku kembali kekota asalku yaitu Blora karena aku juga telah mempersunting salah satu wanita dikota ini.

Walaupun Blora salah satu kota terpuruk di Jawa Tengah, tapi Blora masih aku anggap kota yang mempunyai segalanya dan hanya saja orang luar yang lebih pintar dari kami telah merebut semua apa yang kami miliki di Blora.

Dan yang terakhir, aku kembali ke hidupku yang dulu sebagai pria sholeh dan hidup dengan memiliki satu ginjal.

Ingatlah bahwasanya:
Orang dapat merubah semua masa lalunya walaupun telah menyimpang dari jalan-Nya.

Spoiler for Buka gan:


Spoiler for Buka juga gan:


Spoiler for Yang terakhir gan:
Diubah oleh ny18 26-07-2013 04:14
0
2.6K
8
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan