- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Dompu, Sumbawa, Sarat Keindahan Berbalut Sahaja


TS
Hydeki Ryuga
Dompu, Sumbawa, Sarat Keindahan Berbalut Sahaja
BTW ane spoiler gan biar ga ribet agan nya 

Quote:
Spoiler for Cekidot:
"Labuhan Lombok-Labuhan Kayangan, dermaga di ujung Timur Pulau Lombok NTB bisa menjadi salah satu titik poin apabila memilih menyusuri perjalanan darat/laut menuju Pelabuhan Pototano, dermaga di sisi Barat Pulau Sumbawa, sebagai portal menuju kota Dompu, Nusa Tenggara Barat. Garis pantai yang membentuk lanscape pesisir berupa teluk di sisi kiri jalan dan laut lepas Selat Alas di sisi kanan beserta hiasan warna-warni layar perahu nelayan yang tersebar indah menghias lautan, menjadi pemandangan yang memikat seperti sedang berjalan di antara dua lautan. Temaram senja merangkak di Labuhan Kayangan khidmad menutup hari. Layer-layer daratan Pulau Sumbawa di seberang lautan bersepuh kilau oleh sisa pancaran sang surya yang berpurna tugas. Komposisi yang menjadi salam selamat datang penuh kesan untuk sebuah awal perjalanan"
Sedikit disayangkan jika melintas Pulau Sumbawa di waktu malam. Rasanya mungkin akan lebih spektakuler menikmati pemandangan sepanjang perjalanan bus melewati pesisir utara Sumbawa ketika siang hari, memandang garis lekukan yang membentuk kontur Tambora dari sisi daratan yang terpisah teluk selebar 36 km. Setidaknya silhouette khas Tambora begitu mudah dikenali dengan bantuan berkas purnama. Sementara kerlip penerangan perahu nelayan seolah tebaran bintang di permukaan laut yang berwarna pekat.
Dompu, kota kecil berkoordinat 08° 30′ LS dan 118° 28′ BT. Beruntung sekali memiliki sahabat-sahabat baru dari Dompu yang begitu ‘lambo ade’ dan berkenan menampungku beserta team. Teman-teman dari Mapastie Yapis Dompu (Mahasiswa Pecinta Alam STIE Yayasan Pendidikan Islam) luar biasa istimewa, hanya berbekal link dari seorang teman yang menyatukan kami dari dunia maya (teman dunia maya dari teman dunia maya yang lain, istilahnya kalau di-multilevel marketing sudah seperti downline ber-downline) cukup membuat tuan rumah begitu antusias menjamu dan mengantarkan teman baru mengunjungi tempat tersembunyi di sudut Desa Ranggo, Kecamatan Pajo. Lambo ade adalah ungkapan menyambut tamu dalam bahasa lokal, kalau di-convert dalam Bahasa Indonesia semacam istilah mempersilakan sepenuh hati dalam kesederhanaan. Intinya, ada timbal balik yang bersahaja antara tuan rumah dan tamu, setidaknya begitulah sejauh pemahamanku.
Spoiler for image:

Sebuah air terjun cantik bernama nCanga Tolu, artinya tiga tingkat, jatuh bertahap seperti membentuk anak-anak tangga. Pencapaian yang cukup melelahkan menuju lokasi ini, namun selalu terbayar setelah menikmati segarnya air dan mengagumi pemandangannya. Dari pusat kota Dompu, diantar oleh teman-teman Mapastie Yapis Dompu dengan sepeda motor, menuju ke arah Desa Hu’u. Sesampai di Desa Ranggo, kami menitipkan barisan sepeda motor di halaman rumah penduduk untuk selanjutnya trekking melintas kampung, disambut sederet senyuman lokal dan celoteh riang para bocah. Aku sibuk mempraktekkan sapaan senta’abe atau permisi dalam Bahasa Dompu. Selanjutnya perjalanan akan melewati ladang penduduk, menjumpai kawanan kerbau berkubang, selintas mengagumi view teluk Cempi dari atas ketinggian, melalui hutan hingga akhirnya bertemu keindahan aliran sungai yang berundak tujuan destinasi.
Dari Desa Ranggo perjalanan dilanjutkan menuju wilayah administratif Kecamatan Hu’u di sisi selatan Pulau Sumbawa. Beberapa penunjuk arah menuju situs peninggalan peradaban masa lalu banyak tersebar di sepanjang jalan. Pesisir teluk Cempi di Selatan Kabupaten Dompu membentuk garis Pantai Lakey yang terkenal sebagai arena surfing urutan ketiga di dunia setelah Hawai dan G-land (pantai Plengkung, Alas Purwo, Banyuwangi). Pesisir yang panjang dalam lengkung-lengkung garis pantai, hamparan pasir putih yang berwarna kontras dengan biru laut yang bening hingga bergradasi menjadi warna yang lebih gelap karena tingkat kedalaman laut. Sayangnya waktu kunjungan di Pantai Lakey terasa kurang tepat, disamping musim selancar yang masih jauh dari jadwal, langit sore kala itu tampak mendung dan kurang bersahabat. Senja di Pantai Lakey ditutup tanpa atraksi kuning telur emas tenggelam di cakrawala.
Spoiler for image:

Mencicipi buah Kinca dengan cara rujakan adalah suguhan ‘kehormatan’ ala anak-anak muda Dompu. Beberapa menyebutnya sebagai apel Dompu. Rasanya cukup acid sesuai dengan nama ilmiahnya Limonia acidissima. Kuliner Dompu yang cukup khas adalah Nasi bambu atau Timbu, beras ketan yang dibumbu santan dan dimasak dengan cara dibakar di dalam wadah bambu. Cara makannya akan lebih lengkap apabila dilengkapi dengan Dahi, semacam tape ketan hitam yang seolah berperan sebagai saus untuk timbu.
Berjarak tempuh kurang lebih dua jam ke arah timur Dompu, adalah Kota Bima, kota terbesar di Pulau Sumbawa dengan pemandangan sapuan kabut tipis dan awan rendah yang menjilat lautan Teluk Bima di pagi hari. Sebuah tradisi berpakaian yang khas sekaligus sebagai identitas wanita muslim Bima (suku Mbojo) bernama Rimpu, yaitu pemakaian sarung tenun sebagai hijab/ jilbab dengan bentuk yang khas.
Spoiler for image:

Kaldera megah Tambora membentang demikian agung dalam presisi angka tujuh kilometer, sebuah saksi sejarah kedasyatan letusan yang diklaim mematikan pada pertengahan April 1815. Dunia mengakui, asap tebal menutupi langit sampai daratan Eropa mencapai berhari-hari, cuaca buruk di berbagai belahan bumi hingga konon letusan Tambora disebut-sebut mengimbas pada kekalahan pasukan Perancis di bawah pimpinan Jenderal Napoleon Bonaparte ketika bertempur melawan tentara Inggris dan Prussia.
Spoiler for image:

Mendaki Tambora, tentu saja membutuhkan persiapan fisik dan mental yang luar biasa, meskipun ketinggian puncak ‘hanya’ terukur 2850 mdpl setelah ‘terpangkas’ hampir setengah badannya pada erupsi terbesar itu, namun trekking Gunung Tambora yang dimulai pada titik di ketinggian kisaran 400 mdpl terasa cukup menguras waktu dan tenaga. Untuk mendaki Tambora, dari kota Dompu dibutuhkan 4-5 jam perjalanan menuju semenanjung di sisi Utara/ Barat Laut pulau Sumbawa. Uniknya, perjalanan dengan minibus yang berangkat dari terminal Ginte ini begitu mengesankan dan sedikit ekstrim. Karena keterbatasan moda transportasi, pengalaman duduk di atas atap bis menjadi sensasi tersendiri menikmati The Uniquely of Sumbawa; bentang savana yang menghijau karena musim hujan yang mulai merata, berkolaborasi dengan binatang ternak seperti kerbau, sapi, kambing yang seolah ter-convetti di pelupuk mata. Bukit Teletubbies menjadi pelengkap kontur bentang lansekap Pulau sumbawa di kaki Tambora. Sesekali kuda liar yang so iconic bertebaran di rerumputan sepanjang perjalanan, berlatar pemandangan Teluk Saleh, teluk yang diklaim terbesar di pulau ini seolah mendominasi dalam bentang 86 km. Tidak heran, arena pacuan kuda oleh joki-joki cilik di Dompu menjadi atraksi dan potensi lokal yang menarik perhatian untuk memperingati acara-acara tertentu.
Spoiler for image:

Spoiler for image:

Desa Calabai menjadi pemberhentian terakhir minibus. Dari sini, perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan jasa ojek menuju Desa Pancasila, desa terakhir dimana semuanya dimulai dengan langkah kaki. Rumah Bang Ipul (Saiful) di Desa Pancasila begitu sederhana, di batas sempadan lahannya tersemat sebuah papan informasi bertuliskan “Tambora Trek Centre”. Bang Ipul dipercaya sebagai tokoh yang memegang kendali perizinan pendakian Gunung Tambora.
Spoiler for image:

Rute panjang dari basecamp pendakian, melalui perkampungan penduduk, perkebunan kopi, pintu rimba, melintas hutan hingga Pos I membutuhkan waktu tiga jam perjalanan, bisa lebih lama apabila kondisi jalur yang terlanjur rapat dan licin karena musim hujan. Serangan pacet mengancam sepanjang jalur pendakian sebelum Pos I hingga selepas pos II, jumlah populasinya benar-benar menguji mental. Sementara ancaman jelatang mulai terlihat selepas Pos III hingga Pos V. Jelatang adalah vegetasi khas yang daunnya berduri tipis, apabila tersentuh kulit terasa sakit menusuk, dengan imbas rasa gatal dan panas berkepanjangan. Halang rintang sepanjang perjalanan pun cukup variatif. Sepanjang jalur hingga Pos V eksisting berupa hutan hujan tropis yang hampir tanpa area terbuka. Setelah pos V, vegetasi cemara gunung mulai mendominasi. Setelah melewati batas vegetasi akan sampai pada bibir kawah yang berupa dataran hampir menyerupai padang pasir.
Spoiler for image:

Puncak selalu menjadi kepuasan tersendiri bagi para pendaki, di samping view di atas ketinggian yang memanjakan mata. Titik tertinggi Tambora menjanjikan bentang alam, menyapu pandang dalam radius 180 derajat dengan ‘Puncak Tetangga’ Dewi Anjani di titik tertinggi 3726 mdpl pulau seberang, daratan Sumbawa dengan lekukan Teluk saleh, Kaldera Tambora sebagai saksi kedasyatan erupsi berskala 7 dua abad silam termasuk kawah baru di dasarnya yang sesekali mengepulkan panas bumi bernama Doro Afi Toi, pemandangan Pulau Moyo yang terkenal sebagai tempat bulan madu Prince Charles – Lady Diana serta pulau ‘cincin’ Satonda yang konon menciptakan laguna/ danau, laut asin yang ‘terperangkap’ daratan karena tsunami dan erupsi Tambora. Begitulah Dompu dan skala Pulau Sumbawa, menyimpan keindahan, kultur masyarakat yang sarat kesederhanaan serta cerita sejarah yang menggemparkan dunia.
SUMBER
Jangan lupa meninggalkan komen ya gan 
Ane juga mengharapkan rate + ijo" nya gan
"Happiness only Real when Shared"

Ane juga mengharapkan rate + ijo" nya gan

"Happiness only Real when Shared"

0
2.7K
Kutip
15
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan