

TS
jahir
TIDAK TERJERUMUS DI LUBANG YANG SAMA “JAWA TIMUR”
Setelah penentuan cagub dan cawagub jawa timur oleh KPU jawa timur yang meloloskan 3 pasangan cagub dan cawagub yang boleh mengikuti kontestasi jawa timur 29 agustus besok.
Adapun tiga pasangan calon yang lolos, yaitu pasangan incumbent Soekarwo -Saifullah Yusuf (KarSa), pasangan nomor urut dua dari jalur perseorangan, Eggi Sudjana-M Sihat dan pasangan nomor urut tiga, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (BDH-Said), yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP pergerakan calon-calon sudah mulai melesat begitu cepat.
Kampanye mereka sudah mulai tersebar di penjuru plosok desa, seakan yang dulunya tidak tersentuh, sekarang sudah tersentuh. Suatu hal yang aneh dalam sebuah pemerintahan. Seharunya penyentuhan desa-desa terpencil dilakukan ketika menjabat. Namun yang terjadi di jawa timur malah terbalik.
Seperti didaerah selatan, mestinya dengan APBD Jawa Timur Rp 15 triliun kita bisa membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan bagi warga tidak mampu. Juga, karena ketidakmampuan ekonomi, di jalur selatan ini, ibu-ibu dan anak-anak muda terpaksa meninggalkan keluarga menjadi TKI di luar negeri.
Permasalahan ini terkuak ketika momen-momen kampanye calon pilgub 2014, mereka berlomba-lomba memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, memberikan janji-janji yang menggiurkan, dan yang sudah terkenal (incumbent) hanya memperkuat janji dulu yang belum ditepati, dan menambah janji baru yang lebih menggiurkan, walaupun belum pasti ditepati.
Sungguh lucu negara ini, pertanyaan yang mendasar kemana saja selama 5 tahun kepemimpinannya berlangsung. Hal Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin kacau. Masyarakat sudah kenyang akan janji-janji kampanye, Namun disisi lain masyarakat di paksa untuk memilih pemimpinnya.
Tidak akan terjerumus pada lubang yang sama, ini sebuah kata-kata yang seharusnya masyarakat gunakan dalam menentukan pilihan seorang pemimpinan berikutnya, karena ketika kita tetap terperangkap pada lubang yang sama maka bisa dikatakan sebagai orang yang bodoh. Seseorang yang sudah berjanji tapi tidak ditepati, maka kita pertanyakan.
seharusnya yang dilakukan adalah mencari jalan yang baru supaya tidak terperangkap dalam lubang yang sama. Kenyataannya masyarakat dibuat bodoh, supaya mereka buta akan kenyataan yang terjadi. Kebutaan ini semata-mata ingin menyelamatkan sang pemimpin dalam jurang kegagalan.
Melihat ada 3 kandidat cagub dan cawagub di jawa timur, seharusnya masyarakat bisa menilai dan menetukan pilihan tanpa termakan janji-janji yang ada. Apalagi janji yang sudah dilupakan sama si calon.
Maka dibutuhkan darah baru untuk memimpin jawa timur kedepan. Diharapkan yang bisa membawa perubahan yang positif dijawa timur. Dengan melihat figur tokoh dan sejarah kinerja sang pemimpin. Karna masa lalu bukan terjadi karna masa lalu, tapi masa lalu itulah yang akan membetuk masa sekarang dan msa berikutnya. Semoga masyarakat bisa melihat realitas yang terjadi di jawa timur.
Adapun tiga pasangan calon yang lolos, yaitu pasangan incumbent Soekarwo -Saifullah Yusuf (KarSa), pasangan nomor urut dua dari jalur perseorangan, Eggi Sudjana-M Sihat dan pasangan nomor urut tiga, Bambang Dwi Hartono-Said Abdullah (BDH-Said), yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP pergerakan calon-calon sudah mulai melesat begitu cepat.
Kampanye mereka sudah mulai tersebar di penjuru plosok desa, seakan yang dulunya tidak tersentuh, sekarang sudah tersentuh. Suatu hal yang aneh dalam sebuah pemerintahan. Seharunya penyentuhan desa-desa terpencil dilakukan ketika menjabat. Namun yang terjadi di jawa timur malah terbalik.
Seperti didaerah selatan, mestinya dengan APBD Jawa Timur Rp 15 triliun kita bisa membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan bagi warga tidak mampu. Juga, karena ketidakmampuan ekonomi, di jalur selatan ini, ibu-ibu dan anak-anak muda terpaksa meninggalkan keluarga menjadi TKI di luar negeri.
Permasalahan ini terkuak ketika momen-momen kampanye calon pilgub 2014, mereka berlomba-lomba memperkenalkan dirinya kepada masyarakat, memberikan janji-janji yang menggiurkan, dan yang sudah terkenal (incumbent) hanya memperkuat janji dulu yang belum ditepati, dan menambah janji baru yang lebih menggiurkan, walaupun belum pasti ditepati.
Sungguh lucu negara ini, pertanyaan yang mendasar kemana saja selama 5 tahun kepemimpinannya berlangsung. Hal Ini membuat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin kacau. Masyarakat sudah kenyang akan janji-janji kampanye, Namun disisi lain masyarakat di paksa untuk memilih pemimpinnya.
Tidak akan terjerumus pada lubang yang sama, ini sebuah kata-kata yang seharusnya masyarakat gunakan dalam menentukan pilihan seorang pemimpinan berikutnya, karena ketika kita tetap terperangkap pada lubang yang sama maka bisa dikatakan sebagai orang yang bodoh. Seseorang yang sudah berjanji tapi tidak ditepati, maka kita pertanyakan.
seharusnya yang dilakukan adalah mencari jalan yang baru supaya tidak terperangkap dalam lubang yang sama. Kenyataannya masyarakat dibuat bodoh, supaya mereka buta akan kenyataan yang terjadi. Kebutaan ini semata-mata ingin menyelamatkan sang pemimpin dalam jurang kegagalan.
Melihat ada 3 kandidat cagub dan cawagub di jawa timur, seharusnya masyarakat bisa menilai dan menetukan pilihan tanpa termakan janji-janji yang ada. Apalagi janji yang sudah dilupakan sama si calon.
Maka dibutuhkan darah baru untuk memimpin jawa timur kedepan. Diharapkan yang bisa membawa perubahan yang positif dijawa timur. Dengan melihat figur tokoh dan sejarah kinerja sang pemimpin. Karna masa lalu bukan terjadi karna masa lalu, tapi masa lalu itulah yang akan membetuk masa sekarang dan msa berikutnya. Semoga masyarakat bisa melihat realitas yang terjadi di jawa timur.
0
1.4K
5
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan