Kaskus

Entertainment

r0b117Avatar border
TS
r0b117
MEDIA YG PROVOKATOR
Untuk kesekian kalinya, media massa di negeri ini lagi-lagi mengusik ketenangan dan kerukunan antar umat beragama yang sebenarnya sangat baik dan harmonis.

Kompas.Com sore kemarin (23/7) mengangkat berita dengan judul provokatif yang diambil dari media MalaysiaKini.com : “Selama Puasa, Siswa Non-Muslim Malaysia Terpaksa Makan diToilet”. Berita dengan foto yang memperlihatkan anak-anak non Muslim sedang makan di toilet menjadi ilustrasi yang bisa membuat siapapun yang melihatnya menjadi geram dan tersinggung, khususnya orangtua siswa tersebut dan masyarakat non Muslim. http://internasional.kompas.com/read...akan.di.Toilet (LIHAT FOTO 1)

Seperti ditulis Kompas.Com, foto tersebut diunggah Guneswary Kelly, seorang ibu yang putrinya bersekolah di sekolah milik Pemerintah Malaysia itu. Guneswari mengatakan, sekolah "memaksa" para siswa non-Muslim makan di toilet dengan alasan menghormati mereka yang berpuasa

Berita yang hari ini menjadi Berita Terpopuler di Kompas.Com itu tentu saja amat menyinggung perasaan siapa saja yang membacanya, khususnya bagi umat non Muslim yang merasa diperlakukan hina dengan cara yang sangat tidak beradab oleh sebuah institusi pendidikan.

Puluhan bahkan ratusan hujatan, yang secara langsung maupun tidak langsung menyerang dan menyakiti perasaan umat Islam, langsung bertebaran di kolom komentar Kompas.Com. Mulai dari yang “halus” sampai yang kasar. Dan itu dibiarkan bergulir seperti bola liar oleh Kompas.Com. Tak sedikitpun Kompas.Com peduli bahwa sekian juta umat Islam di Indonesia, termasuk di antaranya pembaca Kompas.Com sedang berpuasa dan menahan kesabaran dengan hujatan itu.

Pertanyaannya, benarkah sedemikian diskriminatif dan tidak beradabnya sekolah tersebut sampai-sampai tega memaksa muridnya yang tidak puasa untuk makan di toilet ?

Ternyata tidak sulit untuk menemukan fakta yang sebenarnya terjadi . Salah seorang pembaca di kolomkomentar Kompas.Com. mengajak pembaca untuk melihat info pembanding di website OhTidak.Com [url]http://www.ohtidak..com/oh-isu-murid-makan-dalam-tandas-kisah-sebenar/[/url]

Dari websiteitu secara mudah bisa ditemukan fakta bahwa ternyata tuduhan itu tidak sepenuhnya benar bahkan lebih mengarah ke provokasi. Foto2 dan investigasi lebih lengkap bisa didapatkan di website milik Mazidul Akmal http://www.mazidulakmal.com/

Tempat yang dikatakan sebagai toilet itu sebenarnya adalah ruang ganti pakaian bagi siswa. Dulunya memang kamar mandi yang dilengkapi shower, tapi sejak bulan Maret 2013 lalu sudah dirubah fungsinya. Saat kantin ramai dan tidak dapat lagi menampung siswa yang makan, ruang ganti itu difungsikan sebagai ruangan makan bagi para siswa. (LIHAT FOTO 2) (LIHAT FOTO 3)

Jangan bayangkan ruangannya kotor layaknya toilet. Bisa dilihat di foto-foto yang terdapat di website Maziduakmal,com, ruang ganti yang berubah fungsi jadi ruang makan itu benar-benar bersih, wangi dan tidak pernah lagi digunakan untuk mandi apalagi buang air. Hanya ada wastafel untuk cuci tangan, meja dan kursi yang disediakan untuk siswa. Terdapat beberapa tulisan di dinding ruangan seperti JAGA KEBERSIHAN TEMPAT MAKAN, SILA BASUH TANGAN DI SINKI dan larangan untuk buang air kecil maupun besar di ruangan itu. (LIHAT FOTO 4 )

Intinya adalah :

1. Ruangan itu bukan toilet, tapi ruang ganti yang sudah dirubah fungsi menjadi ruang istirahat dan makan saat kantin tidak cukup. (lokasi ruangan di dekat kantin).
2. Ruangan itu dgunakan oleh semua siswa, tanpa melihat latar belakang Suku, Ras dan Agama. Bahkan sejak bulan Maret 2013 ruangan itu sudah digunakan oleh para siswa, termasuk yang beragama Islam untuk makan. Jadi tidak hanya pada waktu bulan puasa saja dipakai oleh mereka yang non muslim.
3. Dikarenakan pada bulan puasa kantin sedang direnovasi, maka aktivitas makan seluruhnya dipindah sementara ke ruang ganti tersebut. Namun siswa beragama Islam yang tidak berpuasa juga ikut makan di sana.
Salah seorang siswa yang bersekolah di sana juga sempat bercerita di Facebooknya bahwa sebenarnya tidak ada masalah selama ini dengan ruang itu. Menurutnya, anak-anak para guru yang bersekolah di sana juga ikut makan di tempat yang sama. (LIHAT FOTO 5)
Tidak hanya siswa yang bersekolah di tempat itu yang mengeluhkan berlebihannya media massa memfitnah dan mencari keburukan dari sekolah itu. Anak dari Kepala sekolah tersebut yang saat ini sedang menempuh sekolah kedokteran di London juga merasa sangat terpukul, sedih dan terluka. Ia menuangkan kesedihannya dalam tulisan di wall Facebooknya. Membaca tulisan jeritan hati si putri Kepala Sekolah di Facebooknya bisa terbayang bagaimana kecewa dan sedihnya ia dengan tuduhan kejam yang ditujukan kepada ayahnya. Status itu telah dishare 2300 lebih pengguna Facebook. (LIHAT FOTO 6)
(LIHAT FOTO 7)

Itulah yang saat ini sedang terjadi di media pemberitaan kita dan (juga) dunia. Media sudah tak lagi peduli apakah beritanya akan berdampak buruk bagi hubungan antar umat beragama atau tidak. Isue-isue buruk yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan umat Islam selalu dijadikan bahan pro-kontra. Media tak peduli ratusan hujatan terberondong bagaikan peluru dari senapan mesin tertuju kepada umat Islam yang saat ini sedang berpuasa. Media sudah tak peduli apakah gara-gara pemberitaannya yang tidak lengkap dan tendensius terhadap agama / umat tertentu bisa menyakitkan dan melukai perasaan umat yang sedang berpuasa di bulan Ramadhanini.
Baca saja hujatan yang luar biasa menyakitkan termuat di kolom komentar Kompas.Com dan di media2 lain yang ikut-ikutan memberitakan “pemelintiran” berita ini. Luas biasa tak beradab dan berperasaan. (LIHAT FOTO 8) (LIHAT FOTO 9)

Inikah yang ingin dibanggakan Kompas.Com dan media2 provokator lain sebagai “hormatilah orang yang tidak berpuasa” ?
Tidakkah terpikir sedikitpun di benak mereka (atau justru sudah dipikir masak2 ?) bahwa mereka sebagai medialah yang hampir setiap minggu justru menjadi pelaku terror dan provokasi jahat yang menyebabkan rusaknya hubungan baik antar umat beragama yang sudah terjalin indah di negeri ini sejak lama ?

Sampai kapan?

Kami sedang berpuasa. Dan kami tidak minta dihormati, apalagi gila hormat. Kami cuma minta jangan rusak toleransi antar umat beragama di negeri tercinta ini dengan provokasi berita sampah yang tendensius dan tidak jujur.
Spoiler for SUMBER:

Spoiler for FOTO2:

Spoiler for FOTO:

Spoiler for FOTO:

Spoiler for FOTO:

Spoiler for FOTO:

Spoiler for YG TERPROVOKASI:


Pesan TS
Trit ini bukanlah trit SARAemoticon-I Love Indonesia (S)
hati2 dengan provokator.....emoticon-Mad (S)emoticon-Najisn
budayakan komeng yang cerdas dan bertanggung jawabemoticon-I Love Indonesia (S)
trimakasih atas kunjungannyaemoticon-Matabelo
0
2.4K
18
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan