Belasan orang dari Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Komite Kota Bandung menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat.
Aksi dilakukan sekaligus untuk memperingati 42 tahun peringatan proklamasi kemerdekaan Papua Barat.
Dalam aksinya, mereka menyebut Pemerintah Indonesia telah menjajah Papua.
Pada 1 Juli 1971 bertempat di Desa Waris, Numbay, Papua, dekat perbatasan Papua Nugini, dikumandangkan proklamasi kemerdekaan Papua oleh Brigjen Zeth Jafet Rumkorem sebagai Presiden Papua Barat.
“Tapi proklamasi tidak dapat melepaskan Papua dari cengkraman militer Indonesia yang sudah menguasai seluruh wilayah Papua,” kata perwakilan massa, Nato Pagai.
Atas nama rakyat Papua, ia meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengakui kemerdekaan Papua Barat.
“Kami tidak mau lagi tidur di atas pemerkosaan dan penganiayaan oleh militerisme,” tegasnya.
AMP lalu menyatakan tiga sikap.
Pertama, berikan kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri sebagai solusi demokratis bagi rakyat Papua.
Kedua, meminta pemerintah menutup dan menghentikan aktivitas ekploitasi semua perusahaan milik negara imperialis di Papua.
Ketiga, meminta pemerintah menarik militer organik dan non-organik dari seluruh tanah Papua untuk menghentikan segala bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan oleh negara Indonesia terhadap rakyat Papua.