- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kakak Beradik Lumpuh, Tak Ada Jamkesmas


TS
tayabe
Kakak Beradik Lumpuh, Tak Ada Jamkesmas

Dewi (30) tak pernah membayangkan kakaknya Yusmarni (33) dan adik bungsunya Sri Darmayanti (27) akan mengalami kelumpuhan secara bersamaan. Meski mendiang ibu mereka juga pernah menderita penyakit yang sama, namun tidak ada yang menyangka penyakit lumpuh seperti itu akan dialami juga oleh kedua anaknya.
Kelumpuhan yang dialami Yusmarni dan Sri Darmayanti juga dibarengi kehilangan kemampuan berbicara dan kemampuan menggerakkan anggota badan lainnya secara normal. Hingga kini, penyakit kedua kakak beradik itu belum diketahui, meski mereka sudah "bertudung atap rumah" sejak empat tahun terakhir.
Yusmarni dan Sri Darmayanti tinggal di sebuah rumah di Korong Ujung Padang kampung Pasar Kambang Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Dengan suara terbata Dewi bercerita, kakaknya Yusmarni pernah bekerja di sebuah perusahaan elektronik di Jakarta, selepas SMA. Waktu itu sekitar tahun 2003. Namun ketika pulang kampung tahun 2004, Eni, demikian panggilan kakak keduanya ini mengalami sakit.
" Karena sakit, sementara dia tidak diizinkan kembali ke Jakarta sampai penyakitnya sembuh," ujar Dewi, Minggu (21/7).
Saat itu adik bungsunya Sri masih sekolah. Berharap sembuh, penyakit Eni semakin lama justru semakin parah. Semula hanya satu kaki yang tak bisa digerakkan, akhirnya merembet ke kaki yang sebelah lagi. Begitulah penyakit itu menyerangnya perlahan.
Ditengah penderitaan Eni yang bergulat melawan penyakit, Sri Darmayanti yang ketika itu masih Kelas 2 SMA juga mengalami gejala penyakit yang sama.
Sri merupakan adik bungsu Dewi dan Ani. Mereka terlahir empat orang bersaudara. Kakaknya yang paling tua juga perempuan saat ini berdomisili dî Jakarta.
Almarhum ayah mereka seorang pensiunan Polisi. Sampai Sri berusia 25 tahun, kedua kakak beradik yang lumpuh ini masih ditopang uang pensiun ayah mereka. Namun sejak Sri lepas dari usia tanggungan, seiring pula penyakit itu menyerangnya, otomatis keduanya menjadi tanggungan Dewi yang sudah bersuami dan berpenghasilan pas-pasan.
" Sejak empat tahun terakhir, keduanya sudah lumpuh total dan tidak bisa berbicara," ungkap Dewi berkisah tentang kedua saudara kandungnya itu.
Menyinggung pengobatan, Dewi bertutur apa adanya. Menurutnya hingga saat ini pengobatan Ani dan Sri hanya berupa pengobatan alternatif. Untuk menjalani penanganan medis, Dewi mengaku tak punya biaya.
" Hanya obat kampung dan pengobatan alternatif," tuturnya trenyuh.
Hingga kini, jenis penyakit kedua gadis malang itu tak diketahui juga penyebabnya.
Tak Ada Perhatian Pemerintah
Pengakuan mengejutkan dilontarkan Dewi, terkait nasibnya dan kedua saudaranya. Sampai saat ini tak ada perhatian pemerintah. Bahkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) pun mereka tidak menerima.
" Bahkan sampai saat ini belum ada inisiatif pemerintah setingkat nagari saja misalnya yang menjenguk saudara saya ini," ujarnya lirih.
Dewi bahkan mengaku, jangankan untuk Jamkesmas atau bantuan berobat, mereka juga tidak termasuk penerima jatah beras miskin. Memiriskan!
Sampai kini, Ani dan Sri tetap belum tersentuh bantuan pengobatan memadai. Dewi mengaku pasrah walau tetap berharap uluran tangan para dermawan demi membantu pengobatan kakak dan adik bungsunya.
Ketika mendadak mendapatkan kunjungan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat H. Asli Chaidir, Minggu (21/7), Ani melakukan gerakan-gerakan seperti ingin mengatakan sesuatu sambil menunjuk kursi roda yang didudukinya. Lewat salah seorang kerabat yang paham dengan isyarat Ani menerangkan bahwa Ani meminta bantuan untuk mengganti kursi rodanya.
" Ia mengatakan minta kursi rodanya diganti," terang kerabat tersebut.
Asli Chaidir dalam kesempatan itu menyerahkan sedikit bantuan berupa uang tunai untuk digunakan sebagai ongkos melanjutkan pengobatan Ani dan Sri.
" Ini kunjungan mendadak karena mendapat informasi ada warga sakit tapi tidak mampu berobat," ujarnya.
Menyikapi tidak adanya perhatian pemerintah, Asli menegaskan pemerintah mestinya harus jeli untuk mengetahui kondisi warganya.
" Karena belum ada laporan, tentu kita belum bisa menyalahkan Pemkab. Namun mestinya melalui perangkat nagari kondisi ini sudah diketahui karena sudah lama," katanya.
Selepas kepergian Wakil Ketua DPRD Sumbar Asli Chaidir, rumah sederhana tempat Ani dan Sri berteduh kembali sepi. Tatapan kakak beradik ini mengiring kepergian tamu yang datang menjenguknya masih penuh harapan.
Spoiler for sumber:
pemerintah sekarang ga peduli gan dengan penderitaan rakyat, yg di pikirin oleh pejabat2 sekarang adalah harta, pangkat dan kedudukan,,
0
1.1K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan