- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jelang Lawan Chelsea, Pola Makan Pemain Indonesia Diatur
TS
^SKY^
Jelang Lawan Chelsea, Pola Makan Pemain Indonesia Diatur
Jakarta - Menjalani pemusatan latihan di tengah bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pesepakbola, khususnya bagi yang beragama muslim. Selain harus menjalani ibadah puasa, mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ujicoba lawan Chelsea, 25 Juli mendatang.
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
Jakarta - Menjalani pemusatan latihan di tengah bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pesepakbola, khususnya bagi yang beragama muslim. Selain harus menjalani ibadah puasa, mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ujicoba lawan Chelsea, 25 Juli mendatang.
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
Jakarta - Menjalani pemusatan latihan di tengah bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pesepakbola, khususnya bagi yang beragama muslim. Selain harus menjalani ibadah puasa, mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ujicoba lawan Chelsea, 25 Juli mendatang.
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
http://m.detik..com/sepakbola/read/2013/07/24/144423/2313025/76/jelang-lawan-chelsea-pola-makan-pemain-indonesia-diatur
=====
jgn sampe kebobolan banyak aja
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
Jakarta - Menjalani pemusatan latihan di tengah bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pesepakbola, khususnya bagi yang beragama muslim. Selain harus menjalani ibadah puasa, mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ujicoba lawan Chelsea, 25 Juli mendatang.
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
Jakarta - Menjalani pemusatan latihan di tengah bulan Ramadan menjadi tantangan tersendiri bagi pesepakbola, khususnya bagi yang beragama muslim. Selain harus menjalani ibadah puasa, mereka juga harus mempersiapkan diri menghadapi pertandingan ujicoba lawan Chelsea, 25 Juli mendatang.
Jika tak pintar-pintar dalam menjaga pola makan serta menjaga tubuhnya tetap fit, bukan tak mungkin dalam pertandingan nanti stamina pemain mudah menurun.
Dokter yang menangani tim nasional BNI Indonesia All Star, Nanang Tri Wahyudi, mengatakan, sejauh ini beberapa pemain yang menjalani puasa dalam kondisi baik. "Meski mereka berpuasa namun mereka tetap teratur menjalani latihan," kata Nanang ketika dihubungi detikSport, Selasa (23/7) malam.
Hanya, kata dia, kebutuhan asupan gizi pemainnya dalam situasi seperti ini lebih diperhatikan. Karena pemain hanya punya waktu dua kali untuk mengisi tenaga dalam tubuhnya setelah seharian berpuasa, yakni saat berbuka dan sahur.
"Sebagian dari para pemain 'kan ada yang puasa tentu kita atur sekali menu makananannya ketika saat berbuka maupun saat sahur. Vitamin juga tak ketinggalan," ujarnya.
Namun untuk menunya sendiri, Nanang mengatakan, tidak memiliki aturan menu yang khusus. Terpenting asupan karbohidrat dan cairan pemain selalu terpenuhi. Itupun dia bagi menjadi dua sesi.
Untuk buka puasa dan sebelum latihan, tim dokter memilih makanan berkarbohidrat yang mudah dicerna, dan tahan sampai satu hingga dua jam. Misalnya seperti spaghetti, pasta, dan tambahan kurma. Usai latihan, para pemain akan diberikan asupan makanan yang lebih berat. "Seperti nasi dan daging sapi, menu yang memiliki protein tinggi yang bisa tahan lebih lama," katanya.
Dalam mengembalikan cairan tubuh pemain, Nanang memiliki trik khusus. Dia memberikan, M. Roby dan kawan-kawan minuman bervitamin. Antara lain jus orange dan apel.
"Untuk minuman berenergi, saya tidak rekomendasikan. Karena butuh kecocokan, selain itu minuman itu kurang bagus untuk tubuh. Jadi lebih baik kasih minuman murni seperti jus," jelasnya.
Ia juga melarang pemainnya mekonsumsi makanan berlemak dan pedas, seperti santan dan cabe.
"Menu itu kami hindari sekali karena efeknya tidak bagus kepada pemain. Selain itu, santan memiliki kandungan lemak yang cukup tinggi. Padahal dalam tubuh sendiri dibutuhkan kandungan lemak sekitar 15 persen dari total menu yang diasup."
"Sementara untuk protein sekitar 20-25 persen, dan karbohidrat 60 persen," jelasnya.
http://m.detik..com/sepakbola/read/2013/07/24/144423/2313025/76/jelang-lawan-chelsea-pola-makan-pemain-indonesia-diatur
=====
jgn sampe kebobolan banyak aja
0
784
0
Komentar yang asik ya
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan