jangan datang jika akhirnya aku hanyalah sebuah persinggahan
dan jangan pernah datang jika kau akhirnya berniat untuk pergi kembali
tolong… jangan datang jika niatmu hanya untuk menggores luka lama

dulu ya dulu…
dulu adalah kamu, kamu yang seakan seperti penolongku dikala aku terjatuh, sebagai pelindung disaat aku terasa sendirian, sebagai penghangat disaat hatiku mulai membeku

kau hadir membawakan suasana baru, kau hadir membawakan sebuah arti cinta yang putih… cinta yang tak satupun orang yang rela menodai suci lahirnya..

kini kau bukan kamu, bukan..
kau sangat berbeda…

entah… apa yang membuatku terbangun dari mimpi yang tiada akhir, tiada ujung, dan tiada tujuan…

wanita mana yang rela hanya dijadikan sebuah persinggahan, sayang?
wanita mana?

wanita mana yang ikhlas hanya dijadikan sebuah mainan disaat kau jenuh?
wanita mana?

dan wanita mana yang rela pujaan hatinya membagi hati dengan mudahnya?
wanita mana?

aku terlalu lelah berharap, aku tidak lelah menunggu asal kau tau… asal yang ku tunggu jelas adanya

tapi jika apa yang aku tunggu tak kunjung datang, apakah aku harus terus menunggunya datang? sampai berapa lama? kau tak pernah memberi kejelasan, memberi kejelasan bahwa harus berapa lama aku menunggu kamu kembali

kamu tak memberikan itu kan? seakan aku suka menunggu, seakan aku tak merasakan apa apa saat kau pergi, dan seakan aku… tak bisa merasakan sakitnya tergantikan

aku terlalu takut sendirian, sayang…
aku juga takut dicapakkan..

aku takut suatu saat terlalu cinta, terlalu sayang hingga berani menggantung harapan yang terlalu dalam dan pada akhirnya akan tetap sama, yaitu kau
kecewakan aku lagi, lagi…

jika aku hanyalah sebuah nada… maka lagu yang akan aku iringi adalah “apalah arti aku menunggu bila kamu tak cinta lagi…” iya… lagu itu, coba dalami maknanya, sesuatu yang sia sia jika aku menunggumu terlalu lama, menunggu kamu mencintai aku lagi seperti aku hanya satu satunya dimata dan hatimu..

seakan aku adalah tujuan akhir dari perjalanan cintamu yang panjang dan berliku dan bukanlah sebuah pelabuhan dimana kamu dapat sesukanya singgah dan pergi…
memberi cinta dan membagi hati, tak semudah itu….

kau menganggap semuanya seolah sebuah mainan, yang bisa kau mainkan sesukamu lalu kau biarkan mainan itu hancur sendirinya saat kau mencari mainan lain yang lebih menarik..

kau hancurkan aku seakan aku tak pernah ada, sampai kapan kau terus sakiti aku seakan aku tidak merasakan apa apa? sampai kapan?

tulisan ini ku persembahkan untuk semua orang yang terlanjur terluka, oleh seseorang yang patah hatinya…

kau tau sayang? hatiku sudah patah, dan sekarang kau ingin membuatnya retak menjadi kepingan?

apa kau punya hati? apa kau pernah merasakan rasanya menguatkan diri mengumpulkan kepingan kepingan hatimu sendirian, pernahkah?

berpindah hati tak semudah kedengarannya, sayang… karna aku bukan seorang pemain yang dengan mudahnya memberi hati ke semua orang seakan aku haus akan cinta, bukan!

aku hanya merindukan “kita” yang dulu..
“kita” yang kini hanya tinggal “aku” tak ada lagi “kita” yang ada “kamu dan dia”

semua orang mungkin melihatku sangat menjijikkan, karna terlalu memuja sosok yang jelas jelas memperlakukan wanita seperti mainan

mereka pikir aku gila, karna meratapi sosok pemuda seakan kamu layak ditunggu

mereka tidak mengerti… bukan mereka yang menjalani tapi aku…. aku dan tanpa kamu, aku yang kini hanya berjuang sendirian, berjuang untuk sesuatu yang tiada tujuan..
ini terlalu menyanyat hati! sampai aku terlalu sulit mendeskripsikan bagaimana rasa terlukanya..

dan jika memang aku harus melepasmu… berjanjilah padaku… jangan kembali lagi jika suatu saat aku berhasil menemukan pengganti, yang menjadikan ku sebagai tujuan akhir, dan bukan sebuah persinggahan diujung jalan….

berjanjilah, sayang.. agar aku berhenti menunggu sesuatu yang tidak bisa digapai, tidak dapat disentuh..

berjanjilah sayang… berjanjilah.. atas nama kamu dan pendampingmu yang baru..