Goal.com/
Seluruh kegiatan tur Asia Chelsea di Indonesia yang menggunakan Stadion Utama Gelora Bung Karno masih menjadi tanda tanya, setelah promotor awal kedatangan klub Liga Primer Inggris tersebut, MyEvents, mengancam akan 'menyegel' stadion. MyEvents merupakan promotor awal yang mendatangkan Chelsea ke Indonesia.

Namun BNI sebagai sponsor utama memutus kerja sama itu dengan alasan wanprestasi, dan mengalihkannya ke promotor lain. Hal ini diakui CEO MyEvents Fauzan Zaman. “Pihak kami memang melakukan wanprestasi, karena tidak sanggup menyetorkan dana ke sponsor, dalam hal ini BNI. Ada beberapa ketentuan di kesepakatan awal. Jika kami batal, atau wanprestasi, kewajiban bisa lepas,” ujar Fauzan dalam keterangannya kepada wartawan beberapa saat lalu.

Sedangkan CMO MyEvents Niken Ayu mengungkapkan, pihaknya belum mendapatkan kompensasi atas biaya yang sudah dikeluarkan sejak Januari lalu setelah adanya pemutusan kerja sama dengan BNI. “Sejak kami putus kerja sama pada Juni lalu, MyEvents belum mendapatkan legalitas resmi mengenai hal itu. Ini bisnis, ada hukum yang memastikan hal itu. Pengajuan kompensasi kepada BNI belum direspon pihak BNI,” kata Niken. “Kami menunggu niat baik dari pihak BNI. Jika hingga Selasa (23/7) pukul 11.00 WIB belum ada penyelesaian, pengacara kami yang akan bicara. Stadion Utama sudah kami sewa tanggal 23-25 Juli, jadi tak ada pihak lain yang bisa menggunakannya.”

Sementara COO MyEvents Tio Nugroho menyatakan, pihaknya sama sekali tidak berniat mengganggu kegiatan Chelsea di Stadion Utama. Hanya saja, mereka merasa kecewa dengan sikap BNI yang tidak memperlihatkan itikad baik. “MyEvents tidak ingin tur Chelsea batal. Saya juga sudah pesan tiket untuk keluarga. Jika ada kesepakatan, maka kita bisa melihat tim terbaik [Chelsea] bermain di Indonesia. Jika tidak, maka kami yang akan bermain bola di sana,” tegas Tio.
“Di luar berhembus kabar ada ribut antarpromotor. Itu tidak benar. Kami tidak ada masalah dengan promotor yang ditunjuk BNI itu. Ini ada masalah yang belum terselesaikan, yaitu antara kami dan BNI.”

Gimana pendapat ente sekalian?