Sutan Bhatoegana: Hina SBY, FPI melawan pemerintah
TS
rumah141
Sutan Bhatoegana: Hina SBY, FPI melawan pemerintah
Ketua DPP Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menyatakan bahwa sikap Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq yang menghina Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), adalah perbuatan melawan pemerintah. Menurut dia, FPI harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku.
"Itu sama saja melawan pemerintah yang sah, FPI harus tunduk kepada aturan dan UUD, NKRI," kata Sutan lewat pesan singkat, Selasa (23/7).
Sutan mengatakan, FPI tak boleh menjalankan aturan atau bertindak sewenang-wenang. Terlebih lagi, kata dia, FPI selalu bertindak dengan membawa nama Islam.
"Mereka tidak boleh menjalankan aturan sendiri, apalagi membawa-bawa nama Islam, karena kita ini bukan negara Islam tapi mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia," tegas dia.
Menurut Ketua Komisi VII DPR ini, FPI sebagai ormas Islam harus menunjukkan ajaran agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Namun FPI, lanjut dia, justru menyebar ketakutan bagi masyarakat.
"Mestinya kita harus menunjukkan ajaran Islam yang damai, bukannya menyebarkan ketakutan dimana-mana," ujarnya.
Sutan menuturkan, perintah SBY sebagai kepala negara sudah benar. Dengan menginstruksikan agar penegak hukum mampu bertindak tegas bagi orang-orang yang meresahkan masyarakat.
"Sudah jelas itu perintah SBY untuk menindak dengan tegas bagi orang-orang maupun kelompok-kelompok yang meresahkan dan mengganggu ketertiban umum," tambah dia.
"Aparat Polisi harus lebih tegas bertindaknya lagi untuk menjaga kewibawaan pemerintah, demi untuk menimbulkan rasa aman dan tentram bagi masyarakat," lanjut dia lagi.
Kendati melawan pemerintah SBY, Sutan tak ingin memperkarakan pernyataan Habib Rizieq itu ke pihak kepolisian. Apalagi, lanjut Sutan, saat ini sedang masuk dalam bulan suci Ramadan.
"Enggak perlu (laporkan ke polisi) hanya di kasih peringatan saja, kalau juga melanggar ya ditindak tegas. Kan ini bulan suci, harus banyak bersabar lah," pungkasnya.
[cob] merdeka.com
sst bulan ramadhan ini nda baik2 marah2an
Spoiler for Ini Pernyataan Resmi FPI Sebut SBY Pecundang:
Ini Pernyataan Resmi FPI Sebut SBY Pecundang
Ketua FPI mempertanyakan pernyataan Presiden SBY.
VIVAnews - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab berang dengan pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menyebut ormasnya telah mencederai ajaran Islam. Rizieq pun mempertanyakan pernyataan SBY tersebut.
Dalam siaran pers, Selasa 23 Juli 2013, Rizieq menegaskan, kerusuhan di Kendal, Jawa Tengah bukan dipicu FPI. Bahkan, kata Rizieq, aksi yang dilakukan para anggota FPI itu hanya monitoring damai, bukan sweeping.
"Justru, FPI yang di-sweeping oleh ratusan preman pramuriaan bersenjata. Di Kendal, FPI tidak melakukan perusakan, justru beberapa Kendaraan FPI yang dirusak dan dibakar preman," kata Rizieq.
Dia mengatakan, FPI sudah mendatangi Polres Kendal dan meminta tempat pramuriaan ditutup, apalagi di bulan Ramadan. Bahkan, Kapolres Kendal sudah mengatakan di berbagai media bahwa FPI sudah koordinasi.
"Jadi, dasar tuduhan SBY itu apa? Dan kenapa dalam soal Kendal, SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban, dan bungkam terhadap sikap pelaku preman pramuriaan bersenjata dan tempat pramuriaan yang buka siang malam di bulan Ramadan?" Kata dia.
Bahkan, Rizieq mengatakan, SBY adalah seorang pecundang dan bukan negarawan yang tak teliti menyoroti segala berita.
"Tapi hanya seorang pecundang yang suka sebar fitnah dan bungkam terhadap maksiat. Seorang presiden muslim menyebar fitnah dan membiarkan maksiat, ditambah lagi melindungi Ahmadiyah dan aneka mega skandal korupsi, sangatlah mencederai ajaran Islam," kata dia.
Pada Minggu 21 Juli 2013, SBY menyesalkan sikap anarkisme FPI dengan warga Kendal.
sumber nasional.news.viva.co.id
Spoiler for 9 Tahun menjabat, SBY akhirnya berani sentil langsung FPI:
9 Tahun menjabat, SBY akhirnya berani sentil langsung FPI
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) memang kerap berkomentar soal konflik horizontal dan kekerasan yang terjadi di tanah air, termasuk beberapa yang dilakukan Front Pembela Islam (FPI). Namun, pernyataan SBY sebelumnya hanya bersifat normatif.
Misalnya dalam penyerangan FPI kepada massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada 1 Juni 2008, SBY hanya berkomentar, "Saya sangat menyesalkan terjadinya kekerasan di Jakarta kemarin siang. Saya mengecam keras pelaku-pelaku tindak kekerasan itu yang menyebabkan sejumlah warga kita luka-luka."
Pernyataan SBY dalam jumpa pers mendadak di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 2 Juni 2008 lalu itu sama sekali tidak menyebut FPI sebagai penyerang. Begitu saat mengomentari tragedi Cikeusik yang menewaskan tiga warga Ahmadiyah, SBY tetap berbicara normatif tanpa menyebut identitas pelaku.
"Dengan tujuan siapa yang lalai, siapa yang bersalah, siapa yang melanggar hukum harus diberi sanksi," kata SBY dalam keterangan pers sehari setelah tragedi Cikeusik pada 6 Februari 2011 itu.
Baru pada Minggu (21/7), SBY dengan lugas menyebut FPI sebagai pelaku kekerasan yang terjadi di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Dalam bentrokan warga dan FPI itu, satu orang warga tewas karena ditabrak mobil rombongan ormas Islam radikal itu.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horizontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata SBY di Jakarta International Expo Kemayoran.
Catatan merdeka.com, sentilan SBY yang langsung menyebut FPI itu adalah pertama kali sejak dia menjabat sebagai presiden pada 2004. Komentar SBY yang bersifat normatif selama ini juga sudah banyak diartikan sebagai ketidakpedulian atau pembiaran oleh aktivis pluralisme agama.
Pengajar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai ada perubahan gaya komunikasi SBY terhadap FPI. Jika pada aksi-aksi anarkisme yang melibatkan FPI seperti insiden Monas dan Cikeusik SBY tidak berani menyebut nama FPI, khusus untuk kasus Kendal SBY baru berani menegaskan FPI yang salah.
"Sepertinya SBY punya momentum untuk menegor FPI di bulan Ramadan ini. SBY seperti mengumpulkan energi dorongan dari seluruh komponen masyarakat termasuk dari berbagai kalangan dalam menanggapi aksi kekerasan yang kerap dilakukan FPI di berbagai daerah," kata Ari Junaedi kepada merdeka.com, Selasa (23/7).
Ari menilai, retorika yang disampaikan SBY ini mengandung makna kalau dia tidak alpa dalam menentang aksi anarkisme.
"Tetapi seperti biasa publik kadung memahami makna yang sebenarnya dari setiap ucapan SBY hanya sebatas wacana. Tidak ada konkretisasi di lapangan. Artinya apa yang diucapkan Presiden, tidak selaras dengan praktik bawahannya," katanya.
"Presiden bilang A, anak buah berbuat Z. Dalam kacamata komunikasi politik, pernyataan-pernyataan SBY terlanjur dimaknai sebagai bentuk pseudo communication alias tong kosong nyaring bunyinya," papar Ari Junaedi.
Agar masyarakat bisa membuktikan kelugasan pernyataannya, kata Ari, sebaiknya di sisa pemerintahannya ini, SBY lebih sering mengejawantahkan antara penyataan dengan tindakan. Masyarakat di era sekarang ini tidak butuh lagi kerasnya pernyataan tetapi kepada pembuktian.
"Jika memang dianggap melanggar hukum, bubarkan saja FPI. Tapi apa berani SBY membubarkan FPI?" tandas Ari. merdeka.com
Spoiler for PRESIDEN FPI KECAM PRESIDEN RI:
PRESIDEN FPI KECAM PRESIDEN RI
Jakarta – FPI: Peristiwa bentrok antara FPI dan preman pembecking prostitusi yang baru-baru ini terjadi ternyata juga membawa Presiden SBY turut berkomentar. Presiden mengatakan bahwa kericuhan yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI) di Kendal, Jawa Tengah, saat melakukan aksi sweeping sangatlah MENCEDERAI ajaran Agama Islam, bahwa ajaran Agama Islam tidak memperbolehkan main hakim sendiri. SBY menegaskan, langkah hukum akan diambil terkait peristiwa Kendal yang terjadi 18 Juli kemarin. Dia berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi.
Senang rasanya bila Presiden kita responsif terhadap hal-hal yang terjadi dalam lingkungan negara ini. Berarti Presiden kita perduli terhadap rakyatnya. Sayangnya, komentar dan respon Presiden sering salah kaprah alias tidak pada tempatnya. Terhadap kasus semacam bentrok di Kendal, Presiden SBY malah berkomentar sangat heboh dan seolah sangat peduli hukum dan taat aturan, giliran masalah pembantaian LP Cebongan misalnya, Presiden sunyi senyap tak terdengar berapi-api dalam merespon atau berkomentar. Ada yang salah pak Presiden? Komentar seorang kepala negara harusnya didasari dari pengamatan yang menyeluruh, bukan perpanjangan lidah apalagi komentar PENCITRAAN yang malah memperlihatkan bahwa Presiden SBY tidak memahami situasi yang terjadi. Sangat disayangkan!.
Komentar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tentang bentrok antara FPI dan PREMAN Kendal diantaranya menyinggung tentang aksi main hakim sendiri. Bagi SBY, ajaran Agama Islam tidak memperbolehkan main hakim sendiri. "Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan tindakan-tindakan perusakan," ujar SBY di acara Buka Puasa Bersama PT Pertamina, di Gedung JI Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, seperti dikutip detikNews, Ahad 21 Juli 2013.
Menurutnya, tindakan FPI yang kerap melakukan aksi sweeping seperti yang terjadi di Kendal sangatlah mencedarai ajaran Agama Islam. "Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan Islam justru memalukan agama Islam, mencederai agama Islam. Saya harus katakan itu saudara-saudara," ucapnya.
Bagaimana seorang Presiden bisa mengatakan bahwa monitoring FPI MENCEDERAI ajaran Islam, sementara PROSTITUSI dan PERJUDIAN yang terus aktif di bulan Ramadhan tidak MENCEDERAI Islam? Seharusnya yang patut dikomentari Presiden sebagai “MENCEDERAI AJARAN ISLAM” adalah PROSTITUSI dan PERJUDIAN, bukan aksi menolak maksiat yang mencederai Islam. Hendaknya Presiden SBY mempelajari dahulu situasi kondisi sebenarnya sebelum berkomentar yang tidak perlu. Apakah pantas dengan dasar toleransi maka umat Islam yang berpuasa membiarkan pramuriaAN dan PERJUDIAN tetap melenggang?
Pernyataan Presiden SBY mendapat tanggapan serius dari Presiden Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Syihab. Menurut Habib Rizieq, tudahan Presiden SBY itu tidak didasari bukti yang kuat. SBY bukan seorang NEGARAWAN yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita.
Berikut ini tanggapan PRESIDEN FPI HABIB MUHAMMAD RIZIEQ SYIHAB atas komentar PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, yang diterima redaktur fpi.or.id, Senin 13 Ramadhan 1434 H/ 22 Juli 2013 M:
"Di Kendal, FPI tidak lakukan SWEEPING, tapi MONITORING damai tanpa senjata apa pun, justru FPI yang DISWEEPING oleh RATUSAN PREMAN pramuriaAN BERSENJATA. Di Kendal, FPI tidak lakukan PERUSAKAN, justru beberapa Kendaraan FPI yang DIRUSAK dan DIBAKAR PREMAN. Di Kendal, FPI tidak MAIN HAKIM SENDIRI, tapi mendatangi POLRES dan minta TEMPAT pramuriaAN DITUTUP apalagi di Bulan Ramadhan, justru FPI yang DIHAKIMI oleh RATUSAN PREMAN pramuriaAN dengan berbagai macam senjata, hingga banyak yang terluka. Bahkan KAPOLRES KENDAL menyatakan dengan JUJUR di berbagai Media bahwa FPI sudah koordinasi.
Di Kendal, FPI itu KORBAN bukan PELAKU ! Jadi, dasar tuduhan SBY itu apa ??? Dan kenapa dalam soal Kendal, SBY begitu semangat bicara tentang FPI yang jadi korban, dan bungkam terhadap si pelaku PREMAN pramuriaAN BERSENJATA dan TEMPAT pramuriaAN yang buka siang malam di bulan Ramadhan ??? Kasihan, ternyata SBY bukan seorang NEGARAWAN yang cermat dan teliti dalam menyoroti berita, tapi hanya seorang PECUNDANG yang suka sebar FITNAH dan bungkam terhadap MA'SIAT! Tentu, seorang PRESIDEN MUSLIM menyebar FITNAH dan membiarkan MA'SIAT, ditambah lagi melindungi AHMADIYAH dan aneka MEGA SKANDAL KORUPSI, sangatlah mencederai Ajaran Islam !!"..--------------
Kendati demikian, Presiden SBY juga menanamkan harapan terhadap Front Pembela Islam FPI, SBY yakin FPI bisa melakukan banyak hal yang berguna. “Saya menyeru kepada saudara-saudara saya yang ada dalam FPI untuk menghentikan tindakan kekerasan dan main hakim sendiri. Cara memerangi kemaksiatan dan kemungkaran tidak harus dengan cara-cara yang lebih mungkar. Saya yakin FPI bisa melakukan banyak hal yang baik dan berguna bagi umat dan masyarakat kita,” tulis Presiden SBY dalam akun Facebooknya yang juga dirilis dalam situs resmi Sekretariat Kabinet RI, setkab.go.id, Senin, 22 Juli 2013.
Tentu saja Front Pembela Islam (FPI) sangat berguna dan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Betapa tidak, beberapa peristiwa penting menjadi catatan, bagaimana FPI ikut andil dalam aksi yang bersifat nasional, antara lain:
1.Yang mengevakuasi 100 ribu mayat korban Tsunami di Aceh adalah FPI bukan SBY.
2. Yang menuntut pembatalan KEPPRES MIRAS adalah FPI bukan SBY.
3. Yang menggagalkan KONSER LADY GAGA adalah FPI bukan SBY.
4. Yang menggagalkan KONTES WARIA di berbagai daerah adalah FPI bukan SBY.
5.Yang tetap konsisten menuntut pembubaran AHMADIYAH adalah FPI bukan SBY.
6.Yang berda'wah mengislamkan kembali lebih dari 1000 Ahmadiyah di Jawa Barat adalah FPI bukan SBY.
7.Yang meredam kerusuhan Mbah Priok adalah FPI bukan SBY.
8.Yang membubarkan berbagai pertemuan PKI di berbagai daerah adalah FPI bukan SBY.
9. Yang gencar mengganyang pemikiran LIBERAL untuk selamatkan Aqidah umat Islam adalah FPI bukan SBY.
10.Yang berjuang untuk menuju NKRI bersyariah adalah FPI bukan SBY.
SBY ingin mengkritisi FPI boleh saja, tapi hendaknya berkaca dulu, karena SBY adalah KETUA UMUM PARTAI TERKORUP yang mudharatnya sangat menyengsarakan rakyat. Yang lebih miris lagi, menurut cerita seorang mantan menteri SBY, bahwa Presiden SBY tidak shalat. Dua poin tersebut bukan hanya mencederai Islam, tapi MENGKHIANATI ISLAM!!!. [slm/fpi]
sumber www.fpi.or.id