Jakarta - Setiap bulan Ramadan tiba, 'manusia gerobak' selalu menjamur di ibukota. Mereka memboyong keluarganya, tinggal di gerobak kayu demi mengais rezeki di jalanan. Untuk itu, pemerintah membetuk Tim Reaksi Cepat (TRC) untuk memantau keberadaan mereka.

"Kementerian Sosial membentuk TRC (Tim Reaksi Cepat) untuk memantau mereka, karena para pengendara terutama biasanya khawatir dengan keselamatan mereka di jalanan," ujar Dirjen Rehabilitasi Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan Kementrian Sosial, Hartono Laras saat dihubungi detikramadan, Senin (22/7/2013).

Hartono menyampaikan jumlah pengemis di Jakarta di luar bulan Ramadan bisa mencapai 1.000 orang. Sedangkan memasuki bulan suci, jumlah mereka ditambah dengan fenomena manusia gerobak, dipastikan bertambah banyak.

"Fenomena ini kan musiman ya jadi setiap tahun selalu ada karena mereka berpikir di bulan Ramadan ini banyak orang yang memberikan sedekah, padahal di jalanan bisa membahayakan keselamatan mereka," imbuhnya.

Menurutnya, latar belakang fenomena manusia gerobak musiman ini adalah kemiskinan. Mereka dari desa datang ke kota karena menunggu waktu panen yang lama. Meski begitu, tak sedikit pula yang menjadikannya profesi karena bisa mendapat uang dengan cepat. Hartono menilai hal ini perlu penanganan khusus misalnya dengan bimbingan kepribadian dengan menyediakan panti atau pondok sosial.

"Setelah dibimbing jika mereka tidak mendapatkan pekerjaan di kota diharapkan mereka kembali ke kampungnya masing-masing dan tidak lagi mengemis di kota," tutup Hartono.

[url]http://ramadan.detik..com/read/2013/07/22/153949/2310428/631/pantau-manusia-gerobak-saat-ramadan-pemerintah-turunkan-tim-reaksi-cepat?r991101625[/url]