- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
China kembali larang muslim Uighur berpuasa


TS
rizkyariwibawa
China kembali larang muslim Uighur berpuasa
Sebelumnya saya membuat thread ini hanya sekedar rasa peduli terhadap sesama muslim, tanpa ada niat provokatif atau apapun.
Seperti tahun lalu pemerintah China melarang umat Islam di Uighur mengunjungi masjid dan berpuasa selama Ramadan tahun ini.
Menurut juru bicara Kongres Uighur Dilxadi Rexiti pemerintah China secara terang-terangan berulang kali mengunjungi rumah-rumah muslim Uighur selama Ramadan untuk memberi mereka buah-buahan dan minuman dengan memaksa makan supaya membatalkan puasa mereka, seperti dilansir onislam.net, Selasa (16/7).
Tindakan itu mengundang kecaman kelompok pembela hak asasi.
"Atas nama keamanan dan stabilitas, China terus menekan muslim di Uighur dengan melarang mereka melaksanakan kegiatan keagamaan," kata Katrina Lantos Swett, Komisi Internasional untuk Kebebasan Beragama asal Amerika Serikat Senin lalu,
"Pelarangan ini justru menimbulkan ketidakamanan dan ketidakstabilan," kata dia.
Surat kabar Karamay Daily menyatakan Rexiti menuding pemerintah selalu mengawasi masjid di Kota Karamay sepanjang waktu untuk melarang jamaah mempelajari Alquran.
Pegawai pemerintah, profesor, dan mahasiswa juga akan dikenai denda jika mereka berpuasa.
Pada April lalu Serikat Mahasiswa Uighur-Amerika melaporkan seorang pemilik restoran di Hotan menyebutkan pemerintah juga mendenda restoran yang tutup selama Ramadan.
"Mereka sangat agresif dan ekstrem melarang kegiatan keagamaan muslim Uighur. Tindakan itu bisa memicu kemarahan muslim Uighur," kata Presiden Serikat Mahasiswa Alim Seytoff.
Tak putus dirundung malang. Mungkin ini kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi suku Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Saban Ramadan selalu pecah konflik di wilayah itu sebab pemerintah Negeri Tirai Bambu melarang mereka melakukan ibadah seperti puasa dan salat. Suku ini memang seluruhnya muslim.
Menurut lansiran stasiun televisi BBC (2005) kekerasan sporadis di China bagian barat itu terjadi sejak lama. Meradangnya China sebab etnis pendatang asal Turkistan Timur itu malah sudah mengajukan permohonan merdeka sejak 1940 di wilayah kedaulatan mereka. Jelas Negeri Komunis itu berang.
Terus berupaya menolak namun tekanan semakin kuat pada 1991 China baru melancarkan serangan sporadis. Sebenarnya sepanjang tahun hampir terjadi kekerasan ini namun masuk ke Ramadan paling kentara. Mereka dilarang menunaikan ibadah yang menggenapi perintah Tuhan atas seorang muslim.
Tahun lalu pemerintah China menekan kader Partai Komunis agar ikut menjamin muslim Uighur tidak puasa dan ke masjid.
Pejabat berwenang beralasan kebijakan ini untuk menjaga stabilitas negara selama Ramadan. Seruan untuk tidak berpuasa bagi warga Xinjiang itu disampaikan melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Xinjiang. Untuk menjamin seluruh muslim Uighur tidak berpuasa, pejabat komunis saban siang membagikan makanan ke seantero Xinjiang, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera (2/8/2012).
Ratusan kali China mendapat kecaman dari pelbagai kelompok hak asasi soal ini, seperti Human Rights Watch membuat tekanan agar Negeri Tembok Raksasa itu mengakhiri kampanye penindasan agama pada muslim Uighur. Namun China membantah mereka menekan Islam. Mereka hanya ingin menghentikan kekuatan separatisme, terorisme,dan ekstremisme agama di wilayah itu.
Uighur menjadi ancaman separatis terbesar pernah dihadapi pemerintah China lantaran mereka hendak memisahkan diri juga yang bikin keadaan makin kacau.
Kekerasan demi kekerasan dilancarkan pemerintah China pada suku Uighur tak berhenti namun menjelang Ramadan semakin menjadi-jadi. Bulan lalu setidaknya 27 orang tewas sebab bentrokan muslim Uighur dengan keamanan dan suku mayoritas Han, seperti dilansir surat kabar the New York Times (26/6).
Konfrontas pecah pagi dini hari waktu setempat setelah salat subuh di Kota Lukqun, Provinsi Xinjiang. Pedang-pedang terhunus menyerang kantor polisi, merusak bangunan pemerintah daerah, serta membakar mobil aparat. Mereka yang tewas termasuk sembilan keamanan.
Seorang juru bicara Kongres Uighur Dunia jadi salah satu pemrakarsa berdirinya negara Islam Uighur mengatakan bentrokan ini terjadi lantaran dipicu penahanan besar-besaran etnis minoritas itu beberapa bulan terakhir. "Perpecahan ini tidak kebetulan terjadi," ujar Dilxat Raxit juru bicara Uighur tinggal di Swedia. Menurut dia ada yang sengaja menyapu bersih dan menumpas etnis ini dari bumi China. Para lelaki menghilang dan polisi cuek bebek soal keberadaan mereka. Ini diyakini Raxit sebagai kesengajaan.
Uighur memang pendatang dari Turkistan Timur berbahasa Turki. Sebagai pendatang etnis ini mengalami peningkatan kesejahteraan hidup yang pesat hingga membuat iri suku Han. Suku paling besar se-China. Sejatinya konflik Uighur-Han sudah mulai mereda sedikit demi sedikit dan mereka relatif tenang. Namun ada saja pihak-pihak menginginkan bertikai.
Pemerintah China jelas ketar-ketir dengan perkembangan Uighur. Hingga kini populasinya bertambah menjadi 46 persen di Xinjiang, sementara suku Han hanya 40 persen. Sementara pusat pecah konflik di Lukqun, Uighur memiliki 30 ribu penduduk atau 90 persen. Mereka mayoritas muslim, itu sebabnya pelbagai cara dilakukan agar tidak terjadi kegiatan agama dianggap mampu merusak stabilitas nasional.
Tahun ini nampaknye pemerintah China lebih menggunaan strategi halus mencegah muslim Uighur ke masjid dan puasa. Mereka mendatangi umah-rumah muslim Uighur selama Ramadan untuk memberi mereka buah-buahan dan minuman dengan memaksa makan supaya membatalkan puasa mereka, seperti dilansir onislam.net (16/7).
Saya sebagai warga Muslim memang merasa terharu ternyata saudara kita disana tidak bisa merasakan arti dan keindahan toleransi beragama.


Thanks Buat agan-agan yang sudah sudi mampir ke thread ane

Spoiler for Bukti Bukan Repost:
Seperti tahun lalu pemerintah China melarang umat Islam di Uighur mengunjungi masjid dan berpuasa selama Ramadan tahun ini.
Menurut juru bicara Kongres Uighur Dilxadi Rexiti pemerintah China secara terang-terangan berulang kali mengunjungi rumah-rumah muslim Uighur selama Ramadan untuk memberi mereka buah-buahan dan minuman dengan memaksa makan supaya membatalkan puasa mereka, seperti dilansir onislam.net, Selasa (16/7).
Tindakan itu mengundang kecaman kelompok pembela hak asasi.
"Atas nama keamanan dan stabilitas, China terus menekan muslim di Uighur dengan melarang mereka melaksanakan kegiatan keagamaan," kata Katrina Lantos Swett, Komisi Internasional untuk Kebebasan Beragama asal Amerika Serikat Senin lalu,
"Pelarangan ini justru menimbulkan ketidakamanan dan ketidakstabilan," kata dia.
Surat kabar Karamay Daily menyatakan Rexiti menuding pemerintah selalu mengawasi masjid di Kota Karamay sepanjang waktu untuk melarang jamaah mempelajari Alquran.
Pegawai pemerintah, profesor, dan mahasiswa juga akan dikenai denda jika mereka berpuasa.
Pada April lalu Serikat Mahasiswa Uighur-Amerika melaporkan seorang pemilik restoran di Hotan menyebutkan pemerintah juga mendenda restoran yang tutup selama Ramadan.
"Mereka sangat agresif dan ekstrem melarang kegiatan keagamaan muslim Uighur. Tindakan itu bisa memicu kemarahan muslim Uighur," kata Presiden Serikat Mahasiswa Alim Seytoff.
Spoiler for Sumber 1:
Tak putus dirundung malang. Mungkin ini kalimat yang tepat untuk menggambarkan kondisi suku Uighur di Provinsi Xinjiang, China. Saban Ramadan selalu pecah konflik di wilayah itu sebab pemerintah Negeri Tirai Bambu melarang mereka melakukan ibadah seperti puasa dan salat. Suku ini memang seluruhnya muslim.
Menurut lansiran stasiun televisi BBC (2005) kekerasan sporadis di China bagian barat itu terjadi sejak lama. Meradangnya China sebab etnis pendatang asal Turkistan Timur itu malah sudah mengajukan permohonan merdeka sejak 1940 di wilayah kedaulatan mereka. Jelas Negeri Komunis itu berang.
Terus berupaya menolak namun tekanan semakin kuat pada 1991 China baru melancarkan serangan sporadis. Sebenarnya sepanjang tahun hampir terjadi kekerasan ini namun masuk ke Ramadan paling kentara. Mereka dilarang menunaikan ibadah yang menggenapi perintah Tuhan atas seorang muslim.
Tahun lalu pemerintah China menekan kader Partai Komunis agar ikut menjamin muslim Uighur tidak puasa dan ke masjid.
Pejabat berwenang beralasan kebijakan ini untuk menjaga stabilitas negara selama Ramadan. Seruan untuk tidak berpuasa bagi warga Xinjiang itu disampaikan melalui situs resmi Pemerintah Provinsi Xinjiang. Untuk menjamin seluruh muslim Uighur tidak berpuasa, pejabat komunis saban siang membagikan makanan ke seantero Xinjiang, seperti dilansir stasiun televisi Aljazeera (2/8/2012).
Ratusan kali China mendapat kecaman dari pelbagai kelompok hak asasi soal ini, seperti Human Rights Watch membuat tekanan agar Negeri Tembok Raksasa itu mengakhiri kampanye penindasan agama pada muslim Uighur. Namun China membantah mereka menekan Islam. Mereka hanya ingin menghentikan kekuatan separatisme, terorisme,dan ekstremisme agama di wilayah itu.
Uighur menjadi ancaman separatis terbesar pernah dihadapi pemerintah China lantaran mereka hendak memisahkan diri juga yang bikin keadaan makin kacau.
Spoiler for Sumber 2:
Kekerasan demi kekerasan dilancarkan pemerintah China pada suku Uighur tak berhenti namun menjelang Ramadan semakin menjadi-jadi. Bulan lalu setidaknya 27 orang tewas sebab bentrokan muslim Uighur dengan keamanan dan suku mayoritas Han, seperti dilansir surat kabar the New York Times (26/6).
Konfrontas pecah pagi dini hari waktu setempat setelah salat subuh di Kota Lukqun, Provinsi Xinjiang. Pedang-pedang terhunus menyerang kantor polisi, merusak bangunan pemerintah daerah, serta membakar mobil aparat. Mereka yang tewas termasuk sembilan keamanan.
Seorang juru bicara Kongres Uighur Dunia jadi salah satu pemrakarsa berdirinya negara Islam Uighur mengatakan bentrokan ini terjadi lantaran dipicu penahanan besar-besaran etnis minoritas itu beberapa bulan terakhir. "Perpecahan ini tidak kebetulan terjadi," ujar Dilxat Raxit juru bicara Uighur tinggal di Swedia. Menurut dia ada yang sengaja menyapu bersih dan menumpas etnis ini dari bumi China. Para lelaki menghilang dan polisi cuek bebek soal keberadaan mereka. Ini diyakini Raxit sebagai kesengajaan.
Uighur memang pendatang dari Turkistan Timur berbahasa Turki. Sebagai pendatang etnis ini mengalami peningkatan kesejahteraan hidup yang pesat hingga membuat iri suku Han. Suku paling besar se-China. Sejatinya konflik Uighur-Han sudah mulai mereda sedikit demi sedikit dan mereka relatif tenang. Namun ada saja pihak-pihak menginginkan bertikai.
Pemerintah China jelas ketar-ketir dengan perkembangan Uighur. Hingga kini populasinya bertambah menjadi 46 persen di Xinjiang, sementara suku Han hanya 40 persen. Sementara pusat pecah konflik di Lukqun, Uighur memiliki 30 ribu penduduk atau 90 persen. Mereka mayoritas muslim, itu sebabnya pelbagai cara dilakukan agar tidak terjadi kegiatan agama dianggap mampu merusak stabilitas nasional.
Tahun ini nampaknye pemerintah China lebih menggunaan strategi halus mencegah muslim Uighur ke masjid dan puasa. Mereka mendatangi umah-rumah muslim Uighur selama Ramadan untuk memberi mereka buah-buahan dan minuman dengan memaksa makan supaya membatalkan puasa mereka, seperti dilansir onislam.net (16/7).
Spoiler for Sumber 3:
Saya sebagai warga Muslim memang merasa terharu ternyata saudara kita disana tidak bisa merasakan arti dan keindahan toleransi beragama.
Very Welcome For

Dan Jangan Lupa Untuk

Thanks Buat agan-agan yang sudah sudi mampir ke thread ane

Diubah oleh rizkyariwibawa 22-07-2013 16:11
0
1.6K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan