Dear juragans

Ada yang membingungkan saya dan juga meresahkan, saya coba share disini siapa tau ada diantara juragan yang bisa berbagi argumentasi. Seperti kita ketahui, kita punya Densus 88 untuk mengatasi aksi terorisme. Selain di Bali dan beberapa hotel di Jakarta, relatif tidak ada lagi yang menakutkan dari tindakan aksi bunuh diri (hebat Densus 88 ya )

Nah yang jadi pertanyaan saya, kalau melihat dari definisi menurut wikipedia, bahwa terorisme adalah "..serangan-serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Berbeda dengan perang, aksi terorisme tidak tunduk pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil."

Bukankah di jalanan Jakarta dan kota² lainnya, sering kali aksi TAWURAN PELAJAR membuat takut warga? korbannya di tahun 2012 sebanyak 82 orang tewas. Tawuran juga tidak tunduk pada aturan apapun, selain hancurkan anak sekolah lain, siapapun! dan pelaksanaannya selalu tiba². Lagi naik bus, tiba² GUMPPRAANGGG!! kaca mobil pecah sama timpukan batu, dan banyak anak berseragam mengejar. Dan korbannya acak, berapa kali kita dapati berita bahwa korban biasanya anak baik (contoh: Alawy SMA 6). Semua definisi terorisme cocok dengan tindakan tawuran. Kenapa tidak ada Densus untuk mengatasi tawuran pelajar? Atau, karena melakukan tindakan teror, kenapa Densus tidak berhasil melacak siapa 'aktor' dibalik aksi² tawuran pelajar yang kabarnya banyak di support oleh alumni?

Korbannya banyak loh, dan saya sebagai orang tua dari anak saya yang saat ini SD terus terang ketakutan, gimana nasib anak saya dijalanan nanti?



Dan kejadian demi kejadian, tawuran demi tawuran tetap berlangsung. Adakah yang bica memberikan solusi? (Pemerintah, Kepolisian, LSM) ?



Silahkan berdiskusi, ini masalah besar yang terabaikan