- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Apa kata Bapak SBY tentang FPI?


TS
..doom..
Apa kata Bapak SBY tentang FPI?
Quote:
Semoga gak
, Mohon Maaf jika


Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai Front Pembela Islam justru telah mencederai agama Islam dengan perbuatannya. Presiden menilai tindakan pengrusakan, kekerasan, dan main hakim sendiri organisasi masyarakat ini justru tidak mencerminkan agama Islam.
"Islam tidak identik dengan kekerasan. Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan pengrusakan. Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan islam justru memalukan agama Islam," kata Presiden SBY di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, seluruh masyarakat harus menghormati bulan Ramadan. Bagi yang tidak turut berpuasa, ia meminta agar tetap menghormati dan mendukung ibadah selama bulan ini. Sedangkan, bagi yang berpuasa, justru harus menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Salah satu pelaksanaan puasa dan ibadah di Bulan Rahmadan, menurut SBY, adalah dengan menahan diri dari tindak kekerasan, pengrusakan, dan main hakim sendiri. Atas dasar keyakinan ini, Presiden justru menilai FPI yang kerap melakukan tindak anarkistis dan razia telah kehilangan makna Ramadan.
"Hormatilah bulan puasa, latihlah menahan diri," kata Presiden.
Pendapat ini semua disampaikan Presiden terkait dengan bentrok antara masyarakat dan FPI di Sukorejo, Kendal. Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan razia tempat hiburan di Kendal.
Warga yang tidak terima kemudian bentrok dengan rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Marilah kita hormati bulan suci ini untuk mencegah keonaran dan kerusuhan dari aksi anarkis yang sebenarnya tidak perlu terjadi."
"Islam tidak identik dengan kekerasan. Islam tidak identik dengan main hakim sendiri. Islam juga tidak identik dengan pengrusakan. Sangat jelas kalau ada elemen melakukan itu dan mengatasnamakan islam justru memalukan agama Islam," kata Presiden SBY di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, seluruh masyarakat harus menghormati bulan Ramadan. Bagi yang tidak turut berpuasa, ia meminta agar tetap menghormati dan mendukung ibadah selama bulan ini. Sedangkan, bagi yang berpuasa, justru harus menjalankan ibadah dengan baik dan benar.
Salah satu pelaksanaan puasa dan ibadah di Bulan Rahmadan, menurut SBY, adalah dengan menahan diri dari tindak kekerasan, pengrusakan, dan main hakim sendiri. Atas dasar keyakinan ini, Presiden justru menilai FPI yang kerap melakukan tindak anarkistis dan razia telah kehilangan makna Ramadan.
"Hormatilah bulan puasa, latihlah menahan diri," kata Presiden.
Pendapat ini semua disampaikan Presiden terkait dengan bentrok antara masyarakat dan FPI di Sukorejo, Kendal. Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan razia tempat hiburan di Kendal.
Warga yang tidak terima kemudian bentrok dengan rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Marilah kita hormati bulan suci ini untuk mencegah keonaran dan kerusuhan dari aksi anarkis yang sebenarnya tidak perlu terjadi."
Quote:
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Kepolisian RI menindak tegas seluruh kelompok yang melakukan pelanggaran hukum dengan kekerasan, pengrusakan, dan main hakim sendiri, terutama Front Pembela Islam. Hal ini disampaikan presiden sebagai tanggapan atas banyaknya polemik di media sosial mengenai bentrok warga dan FPI di Sukorejo, Kendal.
"Posisi negara sangat jelas, posisi saya sangat jelas, tidak memberikan toleransi yang melakukan aksi-aksi perngrusakan, kekerasan, main hakim sendiri dan melanggar aturan yang berlaku di negeri ini," kata Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, kepolisian hendaknya mampu menggunakan pendekatan yang sangat persuasif dalam mengendalikan dan menangani dinamika masyarakat. Akan tetapi, jika pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran hukum, polisi diminta untuk menindaknya dengan tegas.
"Jangan membiarkan tindakan melawan hukum seperti apa pun terjadi di negeri kita," kata dia.
Terhadap bentrok di Kendal, presiden juga meminta masyarakat untuk dapat tenang dan menahan diri. Masyarakat diminta untuk patuh pada hukum dan menyerahkan kasus kepada aparat keamanan.
"Di negeri tercinta ini ada hukum dan tatanan yang berlaku. Tidak boleh ada elemen mana pun, yang menjalankan hukum di tangannya sendiri, kecuali penegak hukum," kata presiden.
Yudhoyono memberikan apresiasi terhadap polisi yang mampu mencegah terjadinya bentrok berdarah di Kendal. Polisi dinilai mampu bersikap netral dan menjalankan tugasnya sehingga tidak terjadi eskalasi yang memungkinkan bertambahnya korban jiwa.
Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan sweeping tempat hiburan di Kendal. Salah satu mobil yang ditumpangi FPI menabrak sebuah sepeda motor yang menyebabkan salah satu penumpangnya meninggal dunia.
Peristiwa ini menyulut amarah warga yang kemudian mengejar rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horisontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata presiden.
"Posisi negara sangat jelas, posisi saya sangat jelas, tidak memberikan toleransi yang melakukan aksi-aksi perngrusakan, kekerasan, main hakim sendiri dan melanggar aturan yang berlaku di negeri ini," kata Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta International Expo Kemayoran, Ahad, 21 Juli 2013.
Presiden menyatakan, kepolisian hendaknya mampu menggunakan pendekatan yang sangat persuasif dalam mengendalikan dan menangani dinamika masyarakat. Akan tetapi, jika pelanggaran yang terjadi adalah pelanggaran hukum, polisi diminta untuk menindaknya dengan tegas.
"Jangan membiarkan tindakan melawan hukum seperti apa pun terjadi di negeri kita," kata dia.
Terhadap bentrok di Kendal, presiden juga meminta masyarakat untuk dapat tenang dan menahan diri. Masyarakat diminta untuk patuh pada hukum dan menyerahkan kasus kepada aparat keamanan.
"Di negeri tercinta ini ada hukum dan tatanan yang berlaku. Tidak boleh ada elemen mana pun, yang menjalankan hukum di tangannya sendiri, kecuali penegak hukum," kata presiden.
Yudhoyono memberikan apresiasi terhadap polisi yang mampu mencegah terjadinya bentrok berdarah di Kendal. Polisi dinilai mampu bersikap netral dan menjalankan tugasnya sehingga tidak terjadi eskalasi yang memungkinkan bertambahnya korban jiwa.
Peristiwa berawal saat rombongan FPI dari Temanggung, Magelang, dan Yogyakarta berniat untuk melakukan sweeping tempat hiburan di Kendal. Salah satu mobil yang ditumpangi FPI menabrak sebuah sepeda motor yang menyebabkan salah satu penumpangnya meninggal dunia.
Peristiwa ini menyulut amarah warga yang kemudian mengejar rombongan FPI hingga tersudut di Masjid Besar Sukorejo. Massa FPI baru bisa diselamatkan setelah polisi dan TNI mengerahkan personil untuk mengevakuasi.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horisontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata presiden.
Quote:
Mari Bersama Menjaga Ketenangan dan Kenyamanan Dalam Menghargai Bulan Suci Ramadan 

Quote:
Jika berkenan ane menerima
, ane nolak
, jangan lupa bantu
dan tinggalkan jejak..



Quote:
Diubah oleh ..doom.. 22-07-2013 11:34


tien212700 memberi reputasi
1
3.1K
Kutip
27
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan