- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
ICAL menuju RI-1: Lunasi Lapindo, Dukung Khofifah, Rayu Jokowi. Yakin Bisa Menang?


TS
julianirani
ICAL menuju RI-1: Lunasi Lapindo, Dukung Khofifah, Rayu Jokowi. Yakin Bisa Menang?

Ical alias ARB
Menuju 2014, Ical Selesaikan Lapindo Tahun Ini
MINGGU, 21 JULI 2013 | 19:30 WIB

Foto udara dua eskavator BPLS melakukan aktivitas di tengan hamparan lumpur panas Lapindo, di wilayah Porong Sidoarjo, Selasa (28/5). TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Golongan Karya sekaligus bakal calon presiden, Aburizal Bakrie berencana melunasi utang akibat semburan lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo tahun ini. Menurut Wakil Ketua Umum Golkar, Agung Laksono, upaya ini untuk mempermudah pencalonan Aburizal dalam Pemilihan Umum 2014. "Kasus Lapindo ini bisa digunakan lawan politik untuk menjatuhkan Pak Aburizal," kata Agung ketika ditemui, Ahad, 21 Juli 2013. Dia mengatakan citra Aburizal di hadapan masyarakat kurang baik dengan kasus semburan lumpur.
Menurut Agung, Aburizal sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melunasi utang-utangnya. Ketua Umum Partai Golkar itu tengah mempersiapkan dana Rp 800 miliar untuk diberikan kepada korban lumpur dari peta terdampak. Jumlah warga korban lumpur dalam areal peta terdampak sesuai Peraturan Presiden Nomor 14 tahun 2007 mencapai 13.230 berkas dan lebih dari 9 ribu berkas di antaranya sudah dibayar lunas. Sisanya, sekitar 3.300 berkas masih dalam proses pembayaran.
Nyaris separuh wilayah Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, terendam karena lumpur Lapindo yang menyembur tanpa henti sejak 29 Mei 2006 di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc. milik keluarga Bakrie. Hingga kini, semburan lumpur tersebut menenggelamkan 641 hektare lahan di enam desa.
http://www.tempo.co/read/news/2013/0...indo-Tahun-Ini
ARB Dukung Khofifah Sebagai Gubernur Jatim &
Pecat Ketua DPD Golkar Jatim
Rabu, 17/07/2013 [11:36:48]

Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie
Sebagaimana rangkaian berita-berita media massa dibawah ini, telah terjadi perkembangan politik yang sangat bagus pada proses pemilihan Gubernur Jawa Timur, dimana Ketua DPD Golkar Jatim dicopot dan ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD Golkar Jatim, Zainuddin Amali yang merupakan salah seorang pengurus DPP Golkar. Sebagaimana diketahui, sebenarnya ketua umum DPP Golkar, Aburizal Bakrie, mendukung ibu Khofifah sebagai Gubernur Jatim. Tapi Ketua DPD Golkar Jatim, Martono beralasan bahwa hasil Rakerda Golkar tentang penetapan dukungan pemilihan Gubernur, menghasilkan putusan suara 38 DPD PG mengusung calon lain.
Dengan perkembangan politik seperti ini, seharusnya Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim mempertimbangkan kembali keputusannya yang tidak meloloskan ibu Khofifah sebagai calon Gubernur Jatim. Sebab dengan dukungan dari Aburizal Bakrie, bisa dipastikan bahwa jika ibu Khofifah ikut dalam pemilihan Gubernur, pasti beliau akan menang.
Seharusnya KPU Jatim jangan hanya berpegang pada aturan. Tapi pada fakta bahwa ibu Khofifah pasti akan menang dalam pemilihan Gubernur Jatim tahun 2013 ini. Maka seharusnya ibu Khofifah diloloskan sebagai calon Gubernur pada pemilihan Gubernur Jatim Agustus 2013. Untuk itu tim pendukung ibu Khofifah telah melaporkan hal ini pada DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu)
Dengan fakta berubahnya pimpinan DPD Golkar Jatim, maka kami mendesak DKPP, agar menganulir keputusan KPU Jatim dan meloloskan ibu Khofifah sebagai Calon Gubernur Jatim. Karena secara fakta calon Gubenur yang dipastikan bisa menang kok tidak bisa ikut pemilihan Gubernur hanya gara2 aturan.
http://www.radaronline.co.id/berita/...D-Golkar-Jatim

Ical: Kalau Jokowi Mau, Ya Bagus ...
Minggu, 21 Juli 2013 | 21:25 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Golkar tidak menampik tengah melakukan pendekatan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi terkait perhelatan Pemilu 2014. Jokowi digadang-gadang mendampingi kandidat capres Aburizal "Ical" Bakrie pada saat pesta demokrasi 2014. Menanggapi rencana partainya, Ical mengatakan, ia menyerahkan semuanya kepada Jokowi. Menurut Ical, ia tidak dapat memaksa Jokowi, kader PDI Perjuangan. "Lihat nanti karena semuanya itu musti antara dua-duanya mau, kalau saya mau Jokowi enggak mau kan susah, kalau mau ya bagus," kata Ical di Jakarta, Minggu (21/7/2013).
Ical pun mengaku, dirinya pernah bertemu dengan mantan Wali Kota Solo. Sayangnya, saat ditanya apakah pertemuan itu terkait rencana penjajakan untuk meminang Jokowi, Ical enggan berkomentar. "Kalau kita ketemukan biasa karena beliau (Jokowi) kan gubernur. Masa sama gubernur enggak ketemu," ujarnya. Sementara itu, saat ditanya apakah ada kemungkinan Golkar akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan saat Pemilu 2014 mendatang, Ical pun enggan berkomentar. "(Koalisi) sama siapa saja mungkin," katanya singkat.
http://nasional.kompas.com/read/2013....Mau.Ya.Bagus.
Ical Direkomendasikan 7 Jenderal, Golkar Tersanjung
Jum'at, 15 Maret 2013 14:39
JAKARTA - Partai Golkar merasa tersanjung dengan disebutnya nama ketua umum Aburizal Bakrie (Ical) sebagai salah satu kandidat capres yang diusulkan oleh tujuh purnawirawan jenderal saat menggelar pertemuan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). "Tentu ini merupakan penghargaan bagi kami. Kami yakin para jenderal itu tidak asal mengusulkan," kata Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Golkar, Tantowi Yahya saat dihubungi wartawan di Jakarta, Jumat (15/3/2013).
Menurut Tantowi, para purnawirawan itu pastinya memiliki alasan yang sangat jelas untuk mengusulkan Ical sebagai salah satu dari enam nama untuk menjadi capres. "Sebagai orang-orang yang matang baik di strategi maupun lapangan, para jenderal tentu sudah melakukan pemetaan terhadap ARB. Karena beliau dianggap layak dan memenuhi syarat untuk memimpin bangsa ini, nama beliau diajukan," pungkasnya.
http://news.okezone.com/read/2013/03...kar-tersanjung
Ical: Ada Kemungkinan Koalisi dengan NasDem
Jumat, 12 Juli 2013 17:41 WIB
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie mengikuti buka puasa bersama dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Hal itu memunculkan kabar Golkar akan berkoalisi dengan NasDem pada Pemilu 2014. Namun, Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie mengatakan belum ada pembicaraan mengenai koalisi dengan Surya Paloh. "Meskipun ada kemungkinan," ujarnya.
Aburizal mengatakan pertemuan tersebut adalah silaturahmi yang terus terjalin sesama politisi. "Sebagai umat Islam tetap silaturahmi, Insya Allah makin besar rezeki kita," ujarnya. Lalu bagaimana peluang koalisi dengan Partai NasDem? "Kalau diartikan sebagai politik? Mungkin, apa pasti? Belum pasti," tuturnya. Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengunjungi sahabatnya Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh untuk buka puasa bersama di DPP NasDem.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...-dengan-nasdem
Jika Ical Menang, Golkar Bentuk Komisi Kepresidenan untuk UMKM
12 Februari 2013 jam 04:10
JAKARTA – Partai Golkar akan membentuk Komisi Kepresidenan atau Dewan Nasional Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), jika Aburizal Bakie terpilih sebagai presiden pada Pilpres 2014. Pembentukan lembaa itu penting agar masalah UMKM dapat diselesaikan dengan tuntas dan baik. "Presidential Commission ini langsung dipimpin presiden dengan melibatkan kementerian terkait sebagai pelaksana agar keberpihakan pemerintah terhadap pelaku UMKM semakin jelas," kata Ketua Pemenangan Pemilu Jawa I DPP Partai Golkar, DR Ade Komarudin, saat membuka pelatihan UMKM Gerakan Ayo Bangkit Angkatan VI di Hotel Grand Situ Buled di Purwakarta, Jawa Barat, Senin (11/2).
Ade menjelaskan Indonesia sekarang membutuhkan arsitektur politik hukum UMKM secara nasional. Mereka harus mempunyai kesetaraan dengan pelaku usaha besar dan BUMN agar tidak terjadi tumpang tindih kebijakan. "Persoalan UMKM yang ada sekarang begitu kompleks baik menyangkut sumberdaya manusia, pendanaan, ketrampilan maupun pemasaran, sehingga tertinggal jauh dibandingkan negara-negara lain seperti Korea, Cina, Vietnam dan sebagainya," tambahnya. Untuk itu, Ade menegaskan sesuai amanat konstitusi UUD 1945, Indonesia adalah negara yang menganut paham kesejahteraan berdasarkan Pancasila. Maka setiap peraturan perundang-undangan yang berlaku juga harus mengacu pada UUD 1945.
http://www.berita99.com/berita/5483/...i-kepresidenan
Politik Sembako Ical, Bukti UMKM Golkar Tak Berhasil
Senin, 23 April 2012 10:41 WIB
lensaindonesia..com: Kontroversi Instruksi Pimpinan Fraksi Partai Golkar DPR No. INT.00.2130/FPG/DPR RI/III/2012 tanggal 26 Maret 2012, perihal membangun citra Partai Golkar di Dapil (daerah pemilihan) untuk mensukseskan pencapresan Ketua Umum Aburizal Bakrie, dinilai sebagai kegagalan program pendekatan ke rakyat. Ichsanuddin Noorsy, pengamat politik dan ekonomi (mantan fungsionaris DPP Golkar) menilai bagi-bagi sembako dengan kantong bergambar Ical itu merupakan gambaran bahwa program Golkar untuk mendekati rakyat lewat UMKM tidak berjalan efektif.
Karena kalau efektif, para elite Golkar tidak perlu lakukan pendekatan dengan cara-cara kuno seperti itu. “Tidak pernah ada yang seperti yang sekarang ini. Dulu nggak begini. Dana bergulir guna membiayai kampanye sosial ekonomi yang berdampak politik. Kita dekati rakyat, kita tanya apa problemnya, mereka lalu kita kasih bantuan dana bergulir untuk mengatasinya dan cukup positif. Ini kok lain,” ujar Ichsanuddin Noorsy, Senin (23/04).
[url]http://www.lensaindonesia..com/2012/04/23/politik-sembako-ical-bukti-umkm-golkar-tak-berhasil.html[/url]
5 Survei dan analisa ini menilai Ical tak layak jadi Presiden
Jumat, 10 Mei 2013 06:36:00
1. Popularitas Ical di bawah Prabowo dan Akbar Tandjung
2. Survei LSI: Ical ada di bawah Mega
3. Ical dihambat kasus Lapindo
4. Budayawan: Sampai lumutan Ical tak akan jadi Presiden
5. Ical sudah ketuaan
source: merdeka.com
Bukan orang Jawa, Ical mimpi jadi capres 2014
Jumat, 13 Juli 2012 11:43:04
Pemilihan calon presiden pada 2014 masih dua tahun lagi. Tapi masing-masing partai sudah sibuk menyiapkan sosok yang diperkirakan dapat mendulang suara. Di antara partai besar, baru Partai Golkar yang mendeklarasikan calonnya Aburizal Bakrie. Menurut Ketua DPP Bidang Kominfo Partai Demokrat Ruhut Sitompul, untuk nyapres di Indonesia, ada kriteria yang wajib dipenuhi calon, yakni berasal dari suku Jawa.
"Tapi untuk presiden, bukan aku SARA, sekali lagi aku ingatkan, kalau dari suku non Jawa, saya mohon paling enggak bekerjalah, lobi lah untuk wapres ya. Kita sudah buktikan Pak SBY, dua-duanya Jawa loh, SBY Boediono, bahkan menangnya satu putaran," kata Ruhut kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (12/7).
Ruhut menambahkan, fenomena kepemimpinan suka Jawa itu tak hanya terjadi di Pilpres saja, tapi juga sampai ke tingkat kepala daerah. "Yang selalu mengangkat unsur calon presiden, saya kan selalu mengulang yang ngomong ini Ruhut orang Batak, sekarang pemilihan presiden, pemilihan gubernur, bupati, kota, langsung dipilih oleh rakyat," tambahnya.
Lebih jauh Ruhut menjelaskan, bahwa kultur Jawa masih sangat kental di kalangan pemerintah Indonesia. Maka itu dia menyarankan, jika ada seseorang maju dalam Pilpres namun bukan berasal dari suku Jawa, ada baiknya meningkatkan kualitas kinerjanya agar dilirik publik.
Bahkan dikatakannya, kegagalan Golkar di Pilgub DKI kemarin menjadi bukti bahwa partai berlambang beringin itu harus berpikir dua kali untuk mengajukan calon yang bukan dari suku Jawa saat Pilpres nanti. "Mereka (suku Jawa) orang yang betul-betul sangat low profile. Jadi jangan main-main kalau non Jawa mau jadi calon presiden. Saya mohon introspeksi atau kalau pun boleh kan ditanya, gimana dong bang suku lain. Suku lain bisa, tapi nilai yang bersangkutan plus plus plus, tiga kali plusnya. Kalau tidak itu yang namanya mimpi kali ye," sindir Ruhut sambil tertawa.
http://www.merdeka.com/politik/ruhut...pres-2014.html
Survei INES:
Capres Non-Jawa, Hatta dan JK Ungguli Ical
Senin, 19 November 2012 | 22:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Hatta Rajasa dan Jusuf Kalla mengungguli calon presiden dari Partai Golkar Aburizal "Ical" Barkrie jika pemilihan presiden diadakan sekarang. Hal itu disampaikan Direktur data Indonesia Network Election Survey (INES) Sudrajat Sacawitra saat menyampaikan hasil perolehan survei capres etnik non-Jawa. "Selain ketiga nama itu, juga ada Surya Paloh, Yusril (Ihza Mahendra) dan Puan (Maharani) yang menduduki enam besar. Puan masuk capres non-Jawa karena ayahnya (Taufik Kiemas) adalah non-Jawa," kata Sudrajat di Galeri Cafe TIM,Jakarta, Senin (19/11/2012).
Menurut Sudrajat, Ketua Majelis Nasional Partai Nasional Demokrat Surya Paloh mendapatkan dukungan sebesar 10,9 persen. Mantan Menteri Kehakiman Yusril Ihza Mahendra mengantongi 3,4 persen dan Puan Maharani Kiemas 3,3 persen. Di luar ketiga nama itu, ada politikus senior partai Golkar Akbar Tanjung mendapatkan 3,1 persen. "Nama yang muncul setelah itu ada Ketua DPR Marzuki Alie (2,8 persen), Mendagi Gamawan Fauzi (2,7 persen), mantan Ketua MK Jimly Asiddiqie, dan Ketua DPD Irman Gusman memperoleh hasil yang sama (2,6 persen), dan Wakil Gubernur Jakarta Basuki atau Ahok (1,2 persen)," ujarnya.
Sudrajat menambahkan, responden survei lebih memilih isu primodialisme. Sebanyak 56,2 persen responden, lanjutnya, menghendaki perpaduan pasangan Jawa dan di luar Jawa. Responden yang berharap capres dari etnis Jawa sebesar 59,3 persen. Hasil survei yang dilakukan pada 5-21 Oktober 2012 ini memiliki ambang kesalahan sebesar kurang lebih 2,5 persen dan tingkat kepercayaan 98 persen. Jumlah sampel asli secara acak sebanyak 6.000 responden, tetapi yang dapat dianalisis sebanyak 5.996 responden. Persentase dari responden perempuan dan laki-laki adalah 50:50.
http://nasional.kompas.com/read/2012...K.Ungguli.Ical
-----------------------------
Satu langkah strategis yang belum dilakukan Ical, jadi "wong jowo" ...
Menurut catatan CIA dalam CIA Factbooks 2013, jumlah penduduk INDONESIA berdasarkan etnisnya adalah sbb: Javanese 40.6%, Sundanese 15%, Madurese 3.3%, Minangkabau 2.7%, Betawi 2.4%, Bugis 2.4%, Banten 2%, Banjar 1.7%, other or unspecified 29.9% (2000 census). Dalam prinsip pemilihan langsung ala Demokrasi kita saat ini, dimana diberlakukan sistem ‘one man, one vote‘, secara teori atau hitungan diatas kertas, hanya calon pemimpin yang berasal dari etnis yang dominan saja yang akan selalu keluar sebagai pemenang dalam setiap pemilu atau pilpres. Hal itu disebabkan karena sudah menjadi kebiasaan suatu suku di manapun di dunia ini, yaitu mereka memiliki kecendrungan secara psikologis untuk memilih pemimpin dari kalangan sukunya sendiri (coba explore referensidi Google ini). Sebenarnya untuk Indonesia, urut-urutan skala pilihan pemilih itu berturut-turut adalah: agama, gender, suku, kharismatik, asal-usul dinasti keturunan, baru kekayaan dan lain-lainnya. Juga sangat ditentukan oleh struktur usia pemilih yang umumnya di dominasi oleh pemilih baru dan pemilih muda.
Akan halnyaupaya Ical untuk maju menjadi Capres 2014, dengan analisa sederhana saja, sangat kecil kemungkinannya Ical akan dipilih rakyat. Alasannya jelas banyak. Dari segi suku saja, dirinya yang bukan jawa (atau minimal istrinya jawa seperti Akbar Tanjung itu), dipastikan tidak akan banyak menarik pemilih di jawa dan juga di luar jawa. Orang jawa itu, kalau memilih elit yang akan memimpin mereka, pastilah mereka cenderung untuk memilih orang jawa jua, yang mereka kenali dari namanya khasnya itu, yang umumnya berakhiran “O” (Sukarno, Suharto, Susilo, Yudhoyono, Sukarwo, Prabowo, Wiranto).
Tapi saya juga tidak yakin, etnis di luar jawa akan memilih Ical, kecuali mungkin orang Sumatera, asal tempatnya Bang Ical. Orang Bugis pastilah cenderung memilih nama seperti JK dulu lagi (dalam Pilpres 2009 lalu, JK hampir menang mutlak di Sulsel); Orang Banjar juga sama saja, akan memilih nama-nama yang akrab di telinga mereka, setidaknya kalau bukan orang Kalimantan, si calon itu adalah muslim yang saleh. Nah, Bang Ical ini, dari sisi kesalehan agamanya, di tandai oleh ummat muslim di tanah air, sangat rendah sekali. Begitu pula dengan kedermawanannya, jarang sekali mereka saksikan di media, kalau Bang Ical itu selalu paling depan dalam menyumbang bila rakyat terkena kesulitan seperti bencana alam itu misalnya, padahal rakyat memahami kalau Ical itu kaya-raya. Mereka juga jarang melihat Ketua umum GOLKAR itu mendatangi majlis taklim, pengajian, atau mengunjungi Kyai mereka di ponpes-ponpesnya. Bang Ical jarang diliput media, meskipun kegiatan sosial Bang Ical sebenarnya cukup tinggi jua, padahal katanya punya tv-one dan antv seperti halnya Surya Paloh dengan Metro-tivinya itu (tapi yang satu ini terlalu berlebihan, sehingga rakyat jadi muak melihatnya yang selalu nongol di tivinya sendiri). Intinya, kharismatik Ical itu sangat rendah sekali di kalangan akar rumput di seluruh tanah air.
Dan yang penting pula, usia pemilih pada pemilu dan Pilpres 2014 kelak, yang di dominasi oleh pemilih pemula (kelahiran pasca krismon 1997 atau generasi Reformasi), anak-anak remaja dan pasangan muda (kelahiran 1970-an sampai 1990-an), serta generasi tua yang lahir tahun 1960-an. Generasi tahun 1960-an itu, yang kini banyak menduduki posisi strategis, tahu persis sejarah ORBA dan GOLKAR di masa lalu. Mereka juga merasakan pahitnya Krismon 1997 dulu sebagai akibat perbuatan ORBA yang salah satu pendukung utamanya adalah Golkar. Komposisi secara nasional untuk generasi 1960-an sampai 1997-an itu, di prediksi hampir 90% pemilih aktif pada tahun 2014. Sulit bagi Ical dan Golkar untuk meyakinkan mereka, apalagi internet setiap hari terus ‘menguliti’ dosa dan kesalahan Golkar di masa lalu dan dosa Ical seputar lumpur lapindo, pajak, gaya hidup keluarganya yang hedon, dan lainya, hampir setiap hari.
Diubah oleh julianirani 22-07-2013 08:24
0
2.6K
23


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan