- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
[mualaf agama baru]Pemuda algeria ramai2 memeluk agama baru
TS
neo.liberal
[mualaf agama baru]Pemuda algeria ramai2 memeluk agama baru
Tidak semua Muslim murtad jadi atheis. Banyak juga yang memilih ikut nabi kafir. Salah satu contohnya adalah kasus murtad massal di
Tahun ini merupakan tahun yang semakin sulit bagi dunia Islam. Perang saudara di Syria semakin ganasa saja dan semakin banyak korban yang tewas. Di Mesir, kaum Islamis semakin mencengkeram Pemerintahan, sedangkan pihak penentang tidak mendapat hasil yang nyata dari demonstrasi² yang mereka lakukan. Daftar kesulitan di Timur Tengah semakin panjang saja dengan meningkatnya pengaruh Iran, dan pembunuhan politik tiada akhir di Pakistan.
Berita² di atas terus mendapat perhatian dari pihak media. Akan tetapi, ada kejadian² lain yang berlangsung di dunia Islam yang jarang sekali diberitakan oleh media Barat, seperti merebaknya Kristenisasi di Afrika Utara. Di tanggal 13 November, 2012, koran berita Arab internet Elaph menerbitkan laporan tentang berkembangnya Kristenisasi di Aljeria. Inilah ringkasan laporan itu, diikuti dengan analisa dan komentar dariku.
Laporan dimulai dengan kepala berita seperti ini:
“Bahwa orang² Aljeria meninggalkan Islam merupakan fenomena yang tidak bisa disangkal oleh pihak Pemerintah maupun organisasi sipil; tapi hal ini tidak banyak dibicarakan. Selain itu, tidak ada keterangan resmi yang memadai yang kami perlukan untuk menyusun penelitian kami.”
Bagi orang² Algier, masalah Kristenisasi banyak diperbincangkan di Aljeria, meskipun tidak ada catatan resmi tentang berapa jumlah orang yang memeluk Kristen. Baik Badan Kementria Masalah Agama dan Awqf [1], maupun pihak gereja Episkopal Aljeria tidak bersedia mengungkapkan jumlahnya.
Meskipun pihak Pemerintah cenderung untuk mengecilkan jumlah yang pindah agama ke Kristen, hal ini banyak dibicarakan diantara pemimpin² politik dan agama karena hal ini terjadi luas di kalangan masyarakat Aljeria, terutama kaum mudanya.
Kristenisasi Kalangan Pemuda
Menurut riset lapangan yang dilakukan tiga pengamat Aljeria, Jalal Mousa, Salaf Rahmouni, dan Naseema Raqiq, terdapat peningkatan jumlah yang sangat besar dari orang² Aljeria yang meninggalkan Islam, mencapai 10.000 orang, dan rata² enam Muslim per hari murtad, kebanyakan adalah kalangan muda. Menurut pengamat Jalal Mousa, “jumlah Muslim murtad yang lalu memeluk Kristen diperkirakan adalah 10.000.”
Dalam risetnya, Mousa menekankan bahwa “mereka yang murtad ke Kristen pindah agama dengan mudahnya tanpa pengamatan dari Pemerintah. Mereka lalu memusatkan usaha untuk menghubungi orang² muda, dengan tujuan membentuk kelompok agama minoritas yang bersedia dan bersikap aktif membela hak² mereka. Aktivitas mereka dicapai melalui organisasi² sukarela untuk mencegah para pemuda menenggak minuman keras dan memakai obat²an narkotik, dan mengajak mereka untuk memiliki moral yang baik.”
Menurut beberapa ahli, daerah Grand Kabyle [2] merupakan lahan subur bagi penginjilan yang dilakukan oleh orang² Kristen Barat yang sering mengunjungi daerah itu. Terdapat 19 organisasi sukarela yang aktif di situ, dan melaporkan bahwa setiap hari sekitar enam Muslim murtad.
Jumlah Non-Muslim Mencapai 500.000
Departemen Negara AS bagian Demokrasi dan HAM memperkirakan jumlah non-Muslim Aljeria adalah sekitar 500.000 orang. Mereka mengunjungi 300 gereja, kebanyakan terdapat di daerah Kabyle. [iii] Menteri Urusan Agama dan Awqaf, Ghoulam Allah, mencoba memperkecil kecenderungan murtad ini dengan mengumumkan “gelombang Kristenisasi telah dibendung karena kewaspadaan para pemuda, dan dia menambahkan bahwa para penginjil telah memperdaya kaum muda dengan menawarkan tawaran visa untuk belajar ke luar negeri, beasiswa, asalkan mau memeluk Kristen; akan tetapi para pemuda itu balik lagi ke Islam dan menulis pengalaman mereka!”
Pemiskinan Kaum Amazigh dan Tiadanya Demokrasi
Peniliti dari Kabyle menjelaskan bahwa alasan utama berkembangnya Kristenisasi adalah karena kemiskinan kaum Amazigh dan juga tiadanya demokrasi, sehingga "mereka yang murtad dan lalu memeluk Kristen di daerah itu melakukannya sebagai aksi protes terhadap Pemerintah Aljeria yang telah membuat mereka miskin.” Terlebih lagi, ada sebuah kelompok radikal “yang aktif menegakkan otonomi daerah di mana bahasa Amazigh digunakan dan Kristen jadi agama resmi mereka. Hal ini membuat masalah Kristenisasi jadi masalah politik.”
Di lain pihak, Kelompok Ulama Muslim (Society of Muslim ‘Ulema) [4] mengatakan bahwa penginjilan tidak hanya terjadi di daerah Kabyle saja, tapi juga di bagian lain Aljeria. Mereka memperingatkan untuk tidak menganggap enteng masalah Kristenisasi karena hal ini punya dampak politik dan perpecahan.
Sumber : http://www.elaph.com/Web/news/2012/11/773637.html
Ternyata oh ternyata.....
Tahun ini merupakan tahun yang semakin sulit bagi dunia Islam. Perang saudara di Syria semakin ganasa saja dan semakin banyak korban yang tewas. Di Mesir, kaum Islamis semakin mencengkeram Pemerintahan, sedangkan pihak penentang tidak mendapat hasil yang nyata dari demonstrasi² yang mereka lakukan. Daftar kesulitan di Timur Tengah semakin panjang saja dengan meningkatnya pengaruh Iran, dan pembunuhan politik tiada akhir di Pakistan.
Berita² di atas terus mendapat perhatian dari pihak media. Akan tetapi, ada kejadian² lain yang berlangsung di dunia Islam yang jarang sekali diberitakan oleh media Barat, seperti merebaknya Kristenisasi di Afrika Utara. Di tanggal 13 November, 2012, koran berita Arab internet Elaph menerbitkan laporan tentang berkembangnya Kristenisasi di Aljeria. Inilah ringkasan laporan itu, diikuti dengan analisa dan komentar dariku.
Laporan dimulai dengan kepala berita seperti ini:
“Bahwa orang² Aljeria meninggalkan Islam merupakan fenomena yang tidak bisa disangkal oleh pihak Pemerintah maupun organisasi sipil; tapi hal ini tidak banyak dibicarakan. Selain itu, tidak ada keterangan resmi yang memadai yang kami perlukan untuk menyusun penelitian kami.”
Bagi orang² Algier, masalah Kristenisasi banyak diperbincangkan di Aljeria, meskipun tidak ada catatan resmi tentang berapa jumlah orang yang memeluk Kristen. Baik Badan Kementria Masalah Agama dan Awqf [1], maupun pihak gereja Episkopal Aljeria tidak bersedia mengungkapkan jumlahnya.
Meskipun pihak Pemerintah cenderung untuk mengecilkan jumlah yang pindah agama ke Kristen, hal ini banyak dibicarakan diantara pemimpin² politik dan agama karena hal ini terjadi luas di kalangan masyarakat Aljeria, terutama kaum mudanya.
Kristenisasi Kalangan Pemuda
Menurut riset lapangan yang dilakukan tiga pengamat Aljeria, Jalal Mousa, Salaf Rahmouni, dan Naseema Raqiq, terdapat peningkatan jumlah yang sangat besar dari orang² Aljeria yang meninggalkan Islam, mencapai 10.000 orang, dan rata² enam Muslim per hari murtad, kebanyakan adalah kalangan muda. Menurut pengamat Jalal Mousa, “jumlah Muslim murtad yang lalu memeluk Kristen diperkirakan adalah 10.000.”
Dalam risetnya, Mousa menekankan bahwa “mereka yang murtad ke Kristen pindah agama dengan mudahnya tanpa pengamatan dari Pemerintah. Mereka lalu memusatkan usaha untuk menghubungi orang² muda, dengan tujuan membentuk kelompok agama minoritas yang bersedia dan bersikap aktif membela hak² mereka. Aktivitas mereka dicapai melalui organisasi² sukarela untuk mencegah para pemuda menenggak minuman keras dan memakai obat²an narkotik, dan mengajak mereka untuk memiliki moral yang baik.”
Menurut beberapa ahli, daerah Grand Kabyle [2] merupakan lahan subur bagi penginjilan yang dilakukan oleh orang² Kristen Barat yang sering mengunjungi daerah itu. Terdapat 19 organisasi sukarela yang aktif di situ, dan melaporkan bahwa setiap hari sekitar enam Muslim murtad.
Jumlah Non-Muslim Mencapai 500.000
Departemen Negara AS bagian Demokrasi dan HAM memperkirakan jumlah non-Muslim Aljeria adalah sekitar 500.000 orang. Mereka mengunjungi 300 gereja, kebanyakan terdapat di daerah Kabyle. [iii] Menteri Urusan Agama dan Awqaf, Ghoulam Allah, mencoba memperkecil kecenderungan murtad ini dengan mengumumkan “gelombang Kristenisasi telah dibendung karena kewaspadaan para pemuda, dan dia menambahkan bahwa para penginjil telah memperdaya kaum muda dengan menawarkan tawaran visa untuk belajar ke luar negeri, beasiswa, asalkan mau memeluk Kristen; akan tetapi para pemuda itu balik lagi ke Islam dan menulis pengalaman mereka!”
Pemiskinan Kaum Amazigh dan Tiadanya Demokrasi
Peniliti dari Kabyle menjelaskan bahwa alasan utama berkembangnya Kristenisasi adalah karena kemiskinan kaum Amazigh dan juga tiadanya demokrasi, sehingga "mereka yang murtad dan lalu memeluk Kristen di daerah itu melakukannya sebagai aksi protes terhadap Pemerintah Aljeria yang telah membuat mereka miskin.” Terlebih lagi, ada sebuah kelompok radikal “yang aktif menegakkan otonomi daerah di mana bahasa Amazigh digunakan dan Kristen jadi agama resmi mereka. Hal ini membuat masalah Kristenisasi jadi masalah politik.”
Di lain pihak, Kelompok Ulama Muslim (Society of Muslim ‘Ulema) [4] mengatakan bahwa penginjilan tidak hanya terjadi di daerah Kabyle saja, tapi juga di bagian lain Aljeria. Mereka memperingatkan untuk tidak menganggap enteng masalah Kristenisasi karena hal ini punya dampak politik dan perpecahan.
Sumber : http://www.elaph.com/Web/news/2012/11/773637.html
Ternyata oh ternyata.....
0
13.6K
88
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan