- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!


TS
idehafizh
[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!
Assalamualaikum warahmatullahi wabarkatuh
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/08/2930408_20130708054437.jpg)
Mumpung momennya pas, lagi bulan ramadhan dan musimnya orang minta maaf, mudah-mudahan bisa jadi inspirasi buat agan-agan yang udah mampir dimari.
Ini adalah cerita saya pas jaman masih awal kuliah gan, sekitar tahun 2006. Masih ababil dan kurang bisa menjaga omongan. Sampe-sampe bikin anak orang nangis-nangis berhari-hari. Ceritanya kayak dibawah ini gan:
Ini adalah cerita saya pas jaman masih awal kuliah gan, sekitar tahun 2006. Masih ababil dan kurang bisa menjaga omongan. Sampe-sampe bikin anak orang nangis-nangis berhari-hari. Ceritanya kayak dibawah ini gan:

Spoiler for ceritanya:
Semester pertama di tahun pertama kuliah sudah memasuki pertengahan semester. Itu berarti saya sudah mulai mengenal beberapa teman sekelas, salah satunya adalah karena kami sering mendapat tugas secara berkelompok, sehingga mau tak mau kami harus saling menyapa dan akhirnya kenal.
Saat itu, karena usia saya yang masih relatif muda, baru selesai proses ABG-nya, saya sangat sering menggunakan kata-kata umpatan, yang menurut saya saat itu adalah kebiasaan yang normal. Karena banyak teman sebaya saya yang menggunakannya, bahkan menurut kami, itu seperti kata-kata pergaulan khusus untuk manusia seusia kami. Kata-kata seperti j*ngkrik, g*bl*k, as*m, as*, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh kata-kata yang dipergunakan anak muda di kampus dalam Bahasa Jawa.
Pada suatu hari, kami masuk dalam sebuah mata kuliah Bhs. Indonesia (kalau tidak salah ingat). Dosen waktu itu memberikan tugas kepada kami untuk membentuk sebuah kelompok dan diskusi bersama. Nah, waktu itu saya kebetulan sekelompok sama seorang cewek sebutlah namanya W.W adalah sosok cewek (yang menurut saya saat itu) yang kurang percaya diri, gampang minder, dan susah bersosialisasi dengan yang lain. Mungkin karena masih awal-awal kuliah kali ya...
Singkat cerita, dipertengahan diskusi, kami sedikit berselisih pendapat tentang sesuatu hal. Namun itu hanya berlangsung sekitar 5 menit. Beberapa saat setelah itu, saya mendengar dosen menjelaskan beberapa hal yang menurut pikiran saya saat itu sedikit aneh, sehingga secara reflek saya mengumpat g*bl*k. Selang beberapa detik, saya tidak sengaja melihat raut wajahnya, sedikit merengut dan bersungut-sungut.![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024210.gif)
Culunnya saya waktu itu, saya menganggap itu biasa saja, mungkin karakter dia memang seperti itu, atau dia memang lagi bad moodgara-gara hal lain. Intinya saya tidak merasa bahwa bad mood-nya itu disebabkan oleh saya. Ya, karena memang saya tidak pernah berniat mengatai dia, apalagi dengan umpatan.
Sialnya, ketika jam istirahat, saya baru sadar bahwa penyebab dia merengut dan bad mood itu semuanya adalah saya. hal tersebut saya ketahui ketika saya menemukan dia menangis sambil berjalan pulang menuju kosnya bersama teman cewek yang lain. Nah, begitu saya sadar saya yang menjadi penyebabnya maka saya kejar dia menggunakan sepeda (waktu itu saya masih menggunakan sepeda ke kampus),![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024255.gif)
sambil berulang-ulang minta maaf. Saya bilang umpatan saya bukan untuk dia, melainkan untuk penjelasan pak dosen tadi yang menurut saya agak aneh. Sayangnya W tidak mau menggubris dan terlanjur sakit hati, dia terus berjalan pulang bersama temannya tanpa menghiraukan saya.
Saat itu saya benar-benar merasa bersalah, bahkan mungkin paling merasa bersalah seumur hidup saya. saya membayangkan di posisi dia, dengan kondisi ketidak-PD-annya, mindernya, tiba-tiba dikatakan g*bl*k oleh seseorang, meskipun disampaikan secara tidak sengaja –bahkan memang bukan dikatakan untuk dia- tapi apa daya, dia sudah menganggapnya salah.
Keesokan harinya,
saya sudah berniat meminta maaf, saya belikan sebatang coklat silv*r*****. Dan sebuah ice cream. Konon katanya cewe luluh kalo dikasi yang beginian. Meskipun makannya Cuma nasi lauk sambel (maklum gan, mahasiswa), pokoknya saya bela-belain, yang penting bisa dimaafin.
Sampai dikampus, saya kaget karena ternyata dia tidak masuk kuliah seharian penuh, jadi dia tidak mengikuti sekitar 3 mata kuliah hari itu. saya jadi tambah merasa bersalah. Dia tidak masuk kuliah sangat mungkin gara-gara tidak mau bertemu saya.
Setelah hari pertama pasca bentrokan kami, dihari kedua dia masih belum bersedia masuk kuliah. Perasaan saya mulai khawatir, gimana kalo dia tidak masuk kuliah lagi. Tapi saya tahan kekhawatiran itu, mungkin dia akan masuk di hari ketiga. Saya tunggu keesokan harinya, namun sekali lagi, W ternyata masih tidak masuk kuliah. Aarrggg...hari itu saya benar-benar sangat khawatir, bagaimana kalau dia pindah kampus gara-gara saya, atau kemungkinan terparahnya dia tidak mau kuliah lagi gara-gara saya, dan saya tidak bisa mendapatkan maaf darinya. Mungkin pikiran saya terlalu jauh, tapi melihat karakternya yang terlalu “minder”, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Di hari ketiga itu, saya memutuskan menitipkan coklat kepada teman ceweknya (ice creamnya udah saya makan gan, habisnya gak punya kulkas dan gak tahan lama). Saya titip salam bahwa saya benar-benar minta maaf, tulus, yang kemaren saya katakan bukanlah maksud untuk dia. Saya juga bilang bersedia melakukan yang ia minta asalkan dimaafkan. Saya minta tolong dikabari secepatnya, agar saya tidak terlalu cemas. Teman ceweknya mengangguk, mengiyakan dan berjanji akan mengabari (sambil minta no hp saya).
Waktu sore hingga malam di hari yang sama, saya cemas menunggu kabar. Saya sms teman cewenya itu tapi tidak ada balasan.
Pikiran saya sudah macam-macam, jangan-jangan saya benar-benar tidak dimaafkan. Sampe keesokan harinya ketika saya ke kampus, saya menemukan W menunggu saya di kelas sambil senyum-senyum. Saya langsung mengulurkan tangan dan meminta maaf,
lalu dia segera menjawabnya dengan “aku maafin kok!”.
LEGA, gan!
*belakangan baru saya tahu bahwa coklat yang saya kasikan tidak ia makan, malah dimakan sama temen ceweknya. Katanya dia gak suka coklat. Yah, tau gitu gak usah beli coklat –kata saya dalam hati.
NB:
Setelah peristiwa itu, kami berteman seperti biasa. Teman ceweknya yang berinisial I juga akrab dengan saya. Sampai saat cerita ini ditulis, keduanya sudah memiliki karir masing-masing. I menjadi salah satu karyawan di perusahaan swasta di Sumatera Barat. Dan W menjadi salah satu wartawati koran nasional di Bali.
Saat itu, karena usia saya yang masih relatif muda, baru selesai proses ABG-nya, saya sangat sering menggunakan kata-kata umpatan, yang menurut saya saat itu adalah kebiasaan yang normal. Karena banyak teman sebaya saya yang menggunakannya, bahkan menurut kami, itu seperti kata-kata pergaulan khusus untuk manusia seusia kami. Kata-kata seperti j*ngkrik, g*bl*k, as*m, as*, dan lain sebagainya adalah beberapa contoh kata-kata yang dipergunakan anak muda di kampus dalam Bahasa Jawa.
Pada suatu hari, kami masuk dalam sebuah mata kuliah Bhs. Indonesia (kalau tidak salah ingat). Dosen waktu itu memberikan tugas kepada kami untuk membentuk sebuah kelompok dan diskusi bersama. Nah, waktu itu saya kebetulan sekelompok sama seorang cewek sebutlah namanya W.W adalah sosok cewek (yang menurut saya saat itu) yang kurang percaya diri, gampang minder, dan susah bersosialisasi dengan yang lain. Mungkin karena masih awal-awal kuliah kali ya...
Singkat cerita, dipertengahan diskusi, kami sedikit berselisih pendapat tentang sesuatu hal. Namun itu hanya berlangsung sekitar 5 menit. Beberapa saat setelah itu, saya mendengar dosen menjelaskan beberapa hal yang menurut pikiran saya saat itu sedikit aneh, sehingga secara reflek saya mengumpat g*bl*k. Selang beberapa detik, saya tidak sengaja melihat raut wajahnya, sedikit merengut dan bersungut-sungut.
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024210.gif)
Culunnya saya waktu itu, saya menganggap itu biasa saja, mungkin karakter dia memang seperti itu, atau dia memang lagi bad moodgara-gara hal lain. Intinya saya tidak merasa bahwa bad mood-nya itu disebabkan oleh saya. Ya, karena memang saya tidak pernah berniat mengatai dia, apalagi dengan umpatan.
Sialnya, ketika jam istirahat, saya baru sadar bahwa penyebab dia merengut dan bad mood itu semuanya adalah saya. hal tersebut saya ketahui ketika saya menemukan dia menangis sambil berjalan pulang menuju kosnya bersama teman cewek yang lain. Nah, begitu saya sadar saya yang menjadi penyebabnya maka saya kejar dia menggunakan sepeda (waktu itu saya masih menggunakan sepeda ke kampus),
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024255.gif)
sambil berulang-ulang minta maaf. Saya bilang umpatan saya bukan untuk dia, melainkan untuk penjelasan pak dosen tadi yang menurut saya agak aneh. Sayangnya W tidak mau menggubris dan terlanjur sakit hati, dia terus berjalan pulang bersama temannya tanpa menghiraukan saya.
Saat itu saya benar-benar merasa bersalah, bahkan mungkin paling merasa bersalah seumur hidup saya. saya membayangkan di posisi dia, dengan kondisi ketidak-PD-annya, mindernya, tiba-tiba dikatakan g*bl*k oleh seseorang, meskipun disampaikan secara tidak sengaja –bahkan memang bukan dikatakan untuk dia- tapi apa daya, dia sudah menganggapnya salah.
Keesokan harinya,
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024332.gif)
Sampai dikampus, saya kaget karena ternyata dia tidak masuk kuliah seharian penuh, jadi dia tidak mengikuti sekitar 3 mata kuliah hari itu. saya jadi tambah merasa bersalah. Dia tidak masuk kuliah sangat mungkin gara-gara tidak mau bertemu saya.
Setelah hari pertama pasca bentrokan kami, dihari kedua dia masih belum bersedia masuk kuliah. Perasaan saya mulai khawatir, gimana kalo dia tidak masuk kuliah lagi. Tapi saya tahan kekhawatiran itu, mungkin dia akan masuk di hari ketiga. Saya tunggu keesokan harinya, namun sekali lagi, W ternyata masih tidak masuk kuliah. Aarrggg...hari itu saya benar-benar sangat khawatir, bagaimana kalau dia pindah kampus gara-gara saya, atau kemungkinan terparahnya dia tidak mau kuliah lagi gara-gara saya, dan saya tidak bisa mendapatkan maaf darinya. Mungkin pikiran saya terlalu jauh, tapi melihat karakternya yang terlalu “minder”, kemungkinan itu bisa saja terjadi.
Di hari ketiga itu, saya memutuskan menitipkan coklat kepada teman ceweknya (ice creamnya udah saya makan gan, habisnya gak punya kulkas dan gak tahan lama). Saya titip salam bahwa saya benar-benar minta maaf, tulus, yang kemaren saya katakan bukanlah maksud untuk dia. Saya juga bilang bersedia melakukan yang ia minta asalkan dimaafkan. Saya minta tolong dikabari secepatnya, agar saya tidak terlalu cemas. Teman ceweknya mengangguk, mengiyakan dan berjanji akan mengabari (sambil minta no hp saya).
Waktu sore hingga malam di hari yang sama, saya cemas menunggu kabar. Saya sms teman cewenya itu tapi tidak ada balasan.
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024416.gif)
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024440.gif)
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720024457.gif)
*belakangan baru saya tahu bahwa coklat yang saya kasikan tidak ia makan, malah dimakan sama temen ceweknya. Katanya dia gak suka coklat. Yah, tau gitu gak usah beli coklat –kata saya dalam hati.
NB:
Setelah peristiwa itu, kami berteman seperti biasa. Teman ceweknya yang berinisial I juga akrab dengan saya. Sampai saat cerita ini ditulis, keduanya sudah memiliki karir masing-masing. I menjadi salah satu karyawan di perusahaan swasta di Sumatera Barat. Dan W menjadi salah satu wartawati koran nasional di Bali.
Spoiler for kami:
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720025102.jpg)
ini saat kami masih semester 3 kalo salah
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720025154.jpg)
ini ketika kami selesai sidang laporan magang
![[BBM Competition] Hati-hati dengan Umpatan, Gan!](https://s.kaskus.id/images/2013/07/20/2114942_20130720025235.jpg)
ini ketika kami sedang sukuran salah satu teman yang sudah wisuda
Spoiler for sekedar ngingetin:
Setelah kejadian itu saya benar-benar belajar bagaimana tajamnya sebuah kata-kata yang kita sampaikan kepada orang. Kadang lukanya bisa lama sembuh kalau sudah menusuk hati. Bahkan ada beberapa orang yang meskipun sudah mengatakan memaafkan, tapi belum bisa benar-benar sembuh dari luka perkataannya. Menurut saya ini paling bahaya gan, karena dari situ bakalan banyak penyakit hati yang bisa lahir, seperti dendam, dengki, iri, dan lain sebagainya. Naudzubillah!Jangan sampai kita mengalaminya..
Parahnya gan, kalo sampai kita tidak dimaafin, dosanya nggak bakal kehapus sampai orang tersebut memaafkan. Bahkan sampai akhirat. Saya penah mendengar entah ayat atau hadits (saya lupa gan, barangkali ada yang ingat mohon koreksi)
bahwa tidak akan memaafkan Allah SWT terhadap semua dosa yang manusia lakukan terhadap manusia lainnya, kecuali mereka sudah meminta maaf. –sekali lagi saya mohon koreksi kalau salah.
Namun pada umumnya, saya atau mungkin juga agan-agan sekalian, sering tidak menghiraukan apa yang kita katakan. Banyak yang kita anggap itu kata-kata biasa. Kata-kata pergaulan. Bahkan bisa di ejek nggak gaul kalau nggak biasa bilang anj*ng, m*ny*t, dan sebagainya. Padahal banyak dari kata-kata itu telah menyakiti orang-orang di sekitarnya tanpa ia sadari, atau paling tidak sangat mengganggu.
Seperti yang sering saya alami ketika saya bermain PS 3 di rentalan, banyak yang sering berteriak dengan keras kata-kata anj*ng, sebagai salah satu wujud ekspresi mereka. Mungkin mereka menganggap itu hal biasa, atau mungkin sudah menjadi kebiasaan. Tapi secara bersamaan tanpa mereka sadari kata-kata mereka mengganggu saya, bahkan mungkin beberapa orang lainnya. Tapi mereka tidak tahu.
Dalam Islam, kita dianjurkan untuk menjaga mulut agar tidak berkata buruk, bahkan ada yang bilang kata-kata itu adalah do’a. Tujuannya ya itu, agar kita terhindar dari melukai orang lain tanpa kita sadari. Atau masa iya kita berdo’a sambil mengata-ngatai anj*ng atau m*ny*t?
“Dan janganlah kamu bersikap pada apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra`: 36)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)
Dalam ayat dan hadist diatas, dikatakan bahwa semua yang kita perbuat, termasuk lisan, akan dipertanggungjawabkan nantinya. Jika saja seandainya saya sendiri atau agan tidak mampu menghindar dari kata-kata buruk, maka lebih baik diam saja, atau kita bisa bicara namun dengan perkataan yang baik.
Lagipula gan, apa sih susahnya mengganti ucapan kita yang jelek menjadi baik? Misalnya kata-kata anj*ng diganti dengan Astaugfirullah, atau m*ny*t diganti dengan Masyallah. Sebenarnya nggak susah kok. Kita hanya perlu mengubah kebiasaannya saja..
Saat ini saya sedang belajar menjaga perkataan, menahan sebisa mungkin tidak mengumpat. Apalagi di depan orang. Takut gan, saya punya salah ke seseorang tanpa saya sadari. Ntar tahu-tahu di akhirat dosa saya nambah banyak karena dosa yang tanpa sadar saya perbuat, terutama dari perkataan. Padahal dosa saya saja sekarang pasti udah banyak, masa mau nambah lagi?? Mana kuat ntar mikulnya. Yah, mudah-mudahan diampuni..
Terakhir gan, setelah cerita yang sangat panjang ini, saya memohon maaf apabila sebagian atau seluruh tulisan ini menyinggung agan tanpa saya sadari, siapapun, silahkan beritahu saya, Insyaallah nanti saya perbaiki. Semoga apa yang saya tulis bisa membantu pembelajaran saya sendiri dan agan-aganwati sekalian dalam proses menjadi pribadi yang lebih baik. Amin..
NB:
Sekedar info gan, saya bukan ustadz, kiai, apalagi ulama. Saya Cuma manusia biasa yang baru lulus kuliah setahunan yang lalu. Saya juga bukan orang suci, apalagi sok suci, masih banyak aib yang saya punya, yang mungkin agan gak tahu, yang masih saja semata-mata ditutupi oleh Allah SWT. Jadi jangan anggap karena saya menulis tulisan diatas, brarti saya tidak pernah berbuat dosa, berbuat maksiat, dan sebagainya. Saya masih belajar untuk tidak berbuat buruk dan dosa, karena dosa saya sudah banyak gan, takut terus meningkat gara-gara nambah terus dosanya. Mari saling mengingatkan, semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai oleh-Nya. Amin..
Parahnya gan, kalo sampai kita tidak dimaafin, dosanya nggak bakal kehapus sampai orang tersebut memaafkan. Bahkan sampai akhirat. Saya penah mendengar entah ayat atau hadits (saya lupa gan, barangkali ada yang ingat mohon koreksi)
bahwa tidak akan memaafkan Allah SWT terhadap semua dosa yang manusia lakukan terhadap manusia lainnya, kecuali mereka sudah meminta maaf. –sekali lagi saya mohon koreksi kalau salah.
Namun pada umumnya, saya atau mungkin juga agan-agan sekalian, sering tidak menghiraukan apa yang kita katakan. Banyak yang kita anggap itu kata-kata biasa. Kata-kata pergaulan. Bahkan bisa di ejek nggak gaul kalau nggak biasa bilang anj*ng, m*ny*t, dan sebagainya. Padahal banyak dari kata-kata itu telah menyakiti orang-orang di sekitarnya tanpa ia sadari, atau paling tidak sangat mengganggu.
Seperti yang sering saya alami ketika saya bermain PS 3 di rentalan, banyak yang sering berteriak dengan keras kata-kata anj*ng, sebagai salah satu wujud ekspresi mereka. Mungkin mereka menganggap itu hal biasa, atau mungkin sudah menjadi kebiasaan. Tapi secara bersamaan tanpa mereka sadari kata-kata mereka mengganggu saya, bahkan mungkin beberapa orang lainnya. Tapi mereka tidak tahu.
Dalam Islam, kita dianjurkan untuk menjaga mulut agar tidak berkata buruk, bahkan ada yang bilang kata-kata itu adalah do’a. Tujuannya ya itu, agar kita terhindar dari melukai orang lain tanpa kita sadari. Atau masa iya kita berdo’a sambil mengata-ngatai anj*ng atau m*ny*t?
“Dan janganlah kamu bersikap pada apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya. sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra`: 36)
"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia berkata yang baik atau diam." (HR. Al-Bukhari no. 6090 dan Muslim no. 48)
Dalam ayat dan hadist diatas, dikatakan bahwa semua yang kita perbuat, termasuk lisan, akan dipertanggungjawabkan nantinya. Jika saja seandainya saya sendiri atau agan tidak mampu menghindar dari kata-kata buruk, maka lebih baik diam saja, atau kita bisa bicara namun dengan perkataan yang baik.
Lagipula gan, apa sih susahnya mengganti ucapan kita yang jelek menjadi baik? Misalnya kata-kata anj*ng diganti dengan Astaugfirullah, atau m*ny*t diganti dengan Masyallah. Sebenarnya nggak susah kok. Kita hanya perlu mengubah kebiasaannya saja..
Saat ini saya sedang belajar menjaga perkataan, menahan sebisa mungkin tidak mengumpat. Apalagi di depan orang. Takut gan, saya punya salah ke seseorang tanpa saya sadari. Ntar tahu-tahu di akhirat dosa saya nambah banyak karena dosa yang tanpa sadar saya perbuat, terutama dari perkataan. Padahal dosa saya saja sekarang pasti udah banyak, masa mau nambah lagi?? Mana kuat ntar mikulnya. Yah, mudah-mudahan diampuni..
Terakhir gan, setelah cerita yang sangat panjang ini, saya memohon maaf apabila sebagian atau seluruh tulisan ini menyinggung agan tanpa saya sadari, siapapun, silahkan beritahu saya, Insyaallah nanti saya perbaiki. Semoga apa yang saya tulis bisa membantu pembelajaran saya sendiri dan agan-aganwati sekalian dalam proses menjadi pribadi yang lebih baik. Amin..
NB:
Sekedar info gan, saya bukan ustadz, kiai, apalagi ulama. Saya Cuma manusia biasa yang baru lulus kuliah setahunan yang lalu. Saya juga bukan orang suci, apalagi sok suci, masih banyak aib yang saya punya, yang mungkin agan gak tahu, yang masih saja semata-mata ditutupi oleh Allah SWT. Jadi jangan anggap karena saya menulis tulisan diatas, brarti saya tidak pernah berbuat dosa, berbuat maksiat, dan sebagainya. Saya masih belajar untuk tidak berbuat buruk dan dosa, karena dosa saya sudah banyak gan, takut terus meningkat gara-gara nambah terus dosanya. Mari saling mengingatkan, semoga kita termasuk orang-orang yang dicintai oleh-Nya. Amin..
Spoiler for pernyataan:
Cerita yang saya posting disini berasal dari pengalaman saya sendiri: M. Cholil Abdul Hapid, tidak melanggar hak cipta pihak manapun dan diperbolehkan untuk dipublikasikan di Forum KASKUS
Spoiler for :
Biarin meskipun gak menang, yang penting bisa bermanfaat bagi yang lain dan dapet
bukan
dari agan smua. jangan lupa juga bantu



sekian cerita dari saya gan, mudah-mudahan jadi kebaikan bagi banyak orang,, aminn
Diubah oleh idehafizh 20-07-2013 08:32
0
2.5K
Kutip
11
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan