- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Amien Rais Persiapkan Konsep "Poros Tengah Part 2" Jelang Hadapi Pilpres 2014


TS
citoxson
Amien Rais Persiapkan Konsep "Poros Tengah Part 2" Jelang Hadapi Pilpres 2014
Calon Presiden 2014
Mahfud MD: Pembentukan Poros Tengah Dimotori Amien Rais
Jumat, 19 Juli 2013 19:03 WIB

Mahfud MD
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, wacana pembentukan poros tengah yang baru amat mungkin terjadi pada Pilpres 2014. Menurutnya, saat ini langkah-langkah ke arah sana sudah mulai berjalan. "Ada pemikiran dan langkah-langkah ke arah itu (pembentukan poros tengah), dan sudah berjalan. Ada forum dimotori Amien Rais seminggu sekali, dan saya beberapa kali berkesempatan ikut," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Mahfud mengungkapkan, pemikiran utama forum itu adalah bagaimana partai dan Ormas Islam bersatu dalam persoalan kepemimpinan 2014. "Rencananya habis Lebaran mau kumpul di rumah Hasyim Muzadi. Jadi, memang ada ke arah sana, tapi bentuknya belum konkret, calon siapa saja, partainya mana saja," tuturnya. Mahfud juga mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu nama yang disebut sebagai calon yang akan diusung. Namun, ia mengatakan waktu menuju pilpres masih panjang, dan masih perlu diamati bagaimana perkembangan selanjutnya. "Tinggal bagaimana kita merawat situasi ini, agar mendukung kepada apa yang saya programkan. Ya, mudah-mudahan negara ini memunculkan pemimpin yang baik," tuturnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...ori-amien-rais
Usung Capres, Parpol Islam Bersatu
Minggu, 10 Februari 2013 − 17:32 WIB

Parpol Islam
Sindonews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) siap membuka diri dengan partai politik (Parpol) berbasis Islam untuk mengusung calon presiden (Capres) hasil dari koalisi mereka. "Kita bisa mengusung calon presiden sendiri dari Parpol Islam, kan ada PPP (Partai Persatuan Pembanungan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera (PKS), atau mungkin PAN (Partai Amanat Nasional) meski dia sudah punya Pak Hatta tetapi kita bisa merumuskan itu," jelas Ketua Fraksi PKB MPR, Lukman Edi, di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (10/2/2013).
Hal itu pun disambut poisitif oleh PPP, menurut dia bisa saja Parpol Islam bergabung untuk menentukan Capres sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya. Kendati demikian dirinya masih menunggu kondisi yang tepat hingga bisa berkoalisi menentukan Capres. "Saya meyakini politik itu kan bisa saja, kalau memang terpaksa bisa menyikapi rasional untuk bergabung (mengusung Capres). Tetapi kalau keadaan memaksa," jelas Sekjen PPP, Rommy Romahurmuziy di tempat yang sama.
Untuk itu, Rommy pun menyarankan agar mulai saat ini partai Islam membangun komunikasi satu sama lain, tetapi dia menyarankan dalam pertemuan itu untuk tidak pembahasan Capres lebih dahulu. "Tidak tertutup kemungkinan, seperti Partai Masyumi waktu itu. Tetapi soal format nanti dulu, jangan bahas siapa calon presidennya, tetapi kita komunikasi saja dahulu," tegasnya. "Akan sangat mungkin ini terjadi, apakah merger atau konfederasi, atau pengusungan join president begitu," pungkasnya.
http://nasional.sindonews.com/read/2...-islam-bersatu
Partai Islam Akan Jaya Jika Berkoalisi
Senin, 17 Juni 2013 , 09:57:00

JAKARTA – Sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, Partai Islam yang ada di Indonesia harusnya bisa lebih unggul dari partai- partai nasionalis. Namun sayangnya, antara partai Islam satu dan yang lainnya malah sibuk bersaing meraih posisi. Faktor inilah salahsatunya yang akan menghancurkan partai Islam itu sendiri. Di samping itu, mereka belum mampu menunjukkan keistimewaannya masing-masing. Ini menjadi penyebab mengapa parpol Islam tidak pernah menang dalam pemilu maupun memenangkan pilpres. Suara mereka akhirnya selalu berada di papan bawah. Kalaupun unggul paling hanya berada di papan tengah.
Pengamat Politik Universitas Muhammdiyah Usni Hasanuddin mengatakan hal tersebut saat dihubungi INDOPOS (Grup JPNN), kemarin (16/6). Untuk menaikkan elektabilitas parpol Islam, Husni menyarankan elite parpol Islam meninggalkan ego-nya. Dengan menghilangkan keegoan mereka, dan segera melakukan koalisi, bukan tidak mungkin suatu hari partai Islam akan berjaya. Proses ini bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena butuh lompatan besar dan perubahan cara pandang sendiri. “Saya masih berharap ada ke-legowo-an di antara elite parpol Islam untuk mau berkoalisi, minimal dalam mengusung capresnya. Tiga atau empat partai yang bersatu-padu akan lebih mudah memenangkan pilpres,” ujar Usni.
Dikatakan, ada dua langkah yang harus dilakukan partai-partai Islam untuk memulai koalisi. Pertama, masing-masing partai harus tahu betul siapa partner koalisi mereka. Minimal ada kesamaan di tingkat program dan dukungan. Kedua, pilihlah satu identitas khusus yang mudah diingat oleh para pendukung. “Paling tidak ada figur potensial yang bisa diusung bersama. Dengan demikian, publik juga akan melihat soliditas yang bisa memunculkan rasa bangga dalam memilih partai Islam,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyerukan adanya persatuan bagi seluruh partai berbasis massa dan ideologi Islam. Menurut Din, bila persatuan itu terwujud, maka partai Islam pun bisa mengusung calon presiden sendiri. “Kalau mereka bersatu mendapatkan suara 25 persen ke atas, maka lebih tinggi dari Partai Demokrat dan partai-partai lain, bisa mengusung presiden,” ujar Din saat memberi sambutan dalam pengajian politik di Universitas Al Azhar, Jakarta, kemarin (16/6). Din meyakini, bahwa perolehan suara partai-partai Islam cukup potensial jika digabungkan. Rujukannya adalah kekuatan politik umat muslim di Indonesia yang sangat besar saat mendukung Partai Masyumi di pemilu Orde Lama silam. “Suara Partai Islam paling tinggi adalah jaman Masyumi, 43 persen. Kemudian PPP 30 persen di zaman Orde Baru, tapi pemilunya tidak demokratis. Awal reformasi 39 persen. Namun pada 2004 turun, dan pada 2009 tinggal 25 persen,” paparnya.
Din berharap agar partai-partai Islam saat ini bersedia duduk bersama dan membangun koalisi strategis. Koalisi tersebut tidak lantas melikuidasi eksistensi masing-masing partai. “Koalisi ini tidak bisa tercipta kalau masing-masing egois. Artinya butuh sikap lapang dada dan mau menerima satu sama lainnya demi tujuan yang lebih besar. Jika masih mepertahankan ego sektoral masing-masing, ya proses koalisi tidak akan terjadi,” kata Din. Menurut Din, partai Islam pada Pemilu 2009 lalu cenderung membangun koalisi yang tidak bermanfaat. “Apa yang ditampilkan seolah-olah pro rakyat tapi mereka memilih opsi yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat. Semoga kesalahan seperti ini tidak terjadi lagi,” pungkasnya
http://www.jpnn.com/read/2013/06/17/...ka-Berkoalisi-
Ketua Umum Muhamamdiyah, Din Symsuddin, Serukan Parpol Islam Bersatu
Senin, 17 Juni 2013 | 18.30

Din Syamsuddin
MedanBisnis – Jakarta. Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyerukan persatuan bagi seluruh partai berbasis massa dan ideologi Islam. Menurut Din, bila persatuan itu terwujud, maka partai Islam pun bisa mengusung calon presiden sendiri. "Kalau mereka bersatu mendapatkan suara 25% ke atas, maka lebih tinggi dari Partai Demokrat dan partai-partai lain, bisa mengusung presiden," ujar Din saat memberi sambutan dalam pengajian politik di Universitas Al Azhar, Jakarta, Minggu (16/6).
Din meyakini bahwa perolehan suara partai-partai Islam cukup potensial jika digabungkan. Rujukannya adalah kekuatan politik umat muslim di Indonesia yang sangat besar saat mendukung Partai Masyumi di pemilu orde lama. "Suara Partai Islam paling tinggi adalah zaman Masyumi, yakni 43%. Kemudian PPP 30% di zaman orde baru, tapi pemilunya tidak demokratis. Awal reformasi 39%. 2004 turun, dan 2009 hanya 25%," kata Din.
Din berharap agar partai-partai Islam saat ini bersedia duduk bersama dan membangun koalisi strategis. Koalisi tersebut tidak lantas melikuidasi eksistensi masing-masing partai. "Koalisi ini tidak bisa terjadi kalau masing-masing egois," kata Din. Menurut Din, partai Islam pada Pemilu 2009 lalu cenderung membangun koalisi yang tidak bermanfaat. "Apa yang ditampilkan seolah-olah pro rakyat tapi mereka memilih opsi yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat," kata Din. Sebelumnya, tahun 2008 lalu, Din juga pernah menggelontorkan gagasan koalisi partai Islam. Tetapi, gagasan paduan partai berbasis Islam dengan nasionalis itu, dinilai tidak mendapat respons positif dari masyarakat
http://www.ayomemilih.com/2013/06/di...m-bersatu.html
NU Dorong Ambang Batas 10 Persen agar Parpol Islam Bersatu
Jum'at, 19 Agustus 2011 , 19:09:00 WIB

Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj
RMOL. Wakil Ketua Umum PB Nahdhatul Ulama, Slamet Yusuf Effendy Yusuf, menyayangkan kegamangan dan bahkan ketidakberanian partai-partai Islam dan partai yang berbasis Islam dalam menghadapi wacana peningkatan ambang batas masuk parlemen pada 2014 mendatang. Karena sejauh ini, dia melihat PKB, PPP, dan PAN, masih menginginkan angka ambang batas tetap 2,5 persen, seperti pada pemilihan umum 2009 lalu. Paling, kalau mau ditingkatkan, hanya berani sebesar 3 persen. "Hanya satu yang punya keberanian yaitu PKS," kata Slamet dalam diskusi publik dan buka puasa bersama dengan tema Menggagas Konsolidasi Kekuatan Politik Umat Islam Menyongsong 2014, yang digelar Pemuda Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah di gedung dakwah Muhammadiyah Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, petang ini.
Padahal melalui peningkatan ambang batas ini, sistem presidensial, yang dianut saat ini, bisa dikuatkan. Karena akan terjadi penyederhanaan partai politik. Nah kelebihannya, masih kata mantan politisi Partai Golkar ini, penyederhanaan partai ini dilakukan oleh rakyat, bukan dipaksakan pemerintah.
Dia mengidealkan, ambang batas Parlemen 2014 itu sebesar 10 persen. Makanya, dia menantang, ada partai Islam yang berani mendorong hal tersebut. Menurutnya, kalau partai Islam dan partai yang berbasis Islam ngotot mempertahakan ambang batas 3 persen, itu sama saja melestarikan keadaan umat Islam yang cerai berai dalam banyak hal termasuk dalam plitik. Tapi kalau ditingkatkan menjadi 10 persen, umat Islam yang cerai berai ini dipotong karena dipaksa untuk bersatu. "Kalau parliamentary treshold (ambang batas) 10 persen, ini akan memaksa Hatta Rajasa, Suryadharma Ali, Muhaimin Iskandar bersatu menghadapi realitas yang sulit ini. Otomatis akan terjadi penyatuan kembali, terjadi konsolidasi di tengah partai Islam dan umat Islam," tandasnya, buru-buru menepis bahwa usulannya itu dipengaruhi Partai Golkar, yang mendorong ambang batas 5 persen.
http://www.rmol.co/read/2011/08/19/3...Islam-Bersatu-
PPP Ajak Tokoh Parpol Islam Bersatu
Rabu, 22 Februari 2012 06:19 WIB

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali
TRIBUNJATIM.COM,KEDIRI- Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali mengajak semua pemimpin politik Islam untuk duduk bersama sebagai insan setara serta menyingkirkan semua perbedaan. Sudah saatnya pemimpin politik Islam bersatu dalam tindakan mewujudkan rumah besar umat Islam. “Adalah sia-sia kita terpecah belah dalam banyak institusi partai hanya demi ego mendapatkan suara. Apalagi jika ketentuan ambang batas semakin meningkat, sehingga suara umat Islam bakal terbuang sia-sia,” ungkap H Suryadharma Ali pada Mukernas I PPP di Aula Al Muktamar Ponpes Lirboyo, Selasa (21/2/2012).
Acara Mukernas I PPP dibuka Wapres Budiono dihadiri sejumlah menteri di antaranya Menkopolhukam Joko Suyanto, Mendiknas M Nuh, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof DR Mahfud MD. Mukernas juga dihadiri ribuan penggembira dari seluruh pengurus cabang PPP di Jatim. Ditambahkan Suryadharma Ali, tidak mungkin cita-cita perjuangan politik Islam akan paripurna jika pemimpinya tidak bersatu. Perjuangan politik tidak hanya gagah-gagah mendapatkan suara dalam pemilu tapi untuk memperjuangkan kepentingan dan aspirasi umat.
Terpecahnya suara umat Islam, karena banyak partai Islam yang tidak lolos dalam ambang batas parlemen. Padahal perjuangan konstitusional lebih banyak ditunjukkan dari banyaknya kursi. Untuk itu, PPP telah siap menjadi rumah besar bagi umat Islam. Sebelumnya Ketua DPP PPP Lukman Hakim Syaifudin mengungkapkan, PPP telah bertekat menjadi rumah besar umat Islam. “Kami telah mengajak pemimpin Islam serta para kiai di pondok pesantren untuk kembali ke rumah besar,” tandasnya. Ditambahkan, digelarkan pembukaan Mukernas di Ponpes Lirboyo merupakan upaya mengajak basis massa Islam di pondok pesantren kembali ke rumah besar. “Kami berharap ngalaf berkah dari Ponpes Lirboyo untuk mengajak 12 juta kader membangun Indonesia lebih sejahtera,” ungkapnya.
Sementara Wapres Boediono mengingatkan, partai politik saat ini tengah mendapat sorotan tajam. Partai politik yang menjadi pilar utama demokrasi dan sumber kepemimpinan bangsa dituntut menyiapkan kader bangsa yang profesional, jujur dan berintegritas tinggi, serta berwawasan luas. Ditambahkan, meningkatkan tarafnya kehidupan telah membuat konstituen menjadi lebih rasional dan cerdas dalam menentukan pilihan. “Hanya parpol yang benar-benar menyerap aspirasi masyarakat yang akan survive dan berkembang,” tandasnya.
http://jatim.tribunnews.com/2012/02/...-islam-bersatu
PAN Dukung Parpol Islam Bersatu Usung Capres 2014
Senin, 17 Desember 2012 05:40

Ketua umum PAN, Hatta Radjasa
PARTAU Amanat Nasional mendukung partai politik (parpol) yang berbasiskan massa Islam untuk bersatu mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Tahun 2013 disebut PAN sebagai momentum yang tepat untuk mulai membangun komunikasi antarparpol berbasis massa Islam dalam menyatukan kesepahaman terkait itu. Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno menyampaikan hal ini kepada Pelita, Jakarta, Minggu (16/12), menyikapi wacana koalis Parpol Islam menghadapi Pilpres 2014. “PAN menyambut baik pemikiran itu, saya rasa semangatnya untuk membangun kesepemahaman bagaimana mengusung orang terbaik yang diharapkan mampu mensejahterakan umat terbesar negeri ini, umat Islam,” jelas Teguh.
Sekretaris F-PAN di DPR ini menjelaskan, dengan adanya ide agar Parpol Islam bersatu, memotifasi partainya untuk membangun koalisi strategis, dan komunikasi yang intens dengan Parpol Islam lainnya. “Komunikasi politik memang belum terbangun. Masing-masing partai sibuk konsolidasi. Karena itu, tahun 2013 bisa jadi momentum menemukan kesepahaman dan mekanismenya. Yang penting bagaimana membangun kesepahaman dulu,” jelas dia. Dikatakan, PAN tak akan memaksakan kehendak saat membangun komunikasi untuk memunculkan tokoh tertentu. Terpenting, kata dia, bangunan kesepahaman bisa dicapai dalam melakukan komunikasi itu.
Bangunan kesepahaman yang di maksud anggota Komisi V DPR ini adalah, yaitu pemimpin seperti apa yang diperlukan saat persoalan Indonesia hari ini dan solusinya ke depan dan kontribusi apa yang bisa dilakukan paprol berbasis massa Islam. “Ketika duduk bersama tidak boleh memaksakan diri untuk usung capres-cawapres, itu penting. Sebaiknya jangan ngomong orang dulu. Itu akan jauh lebih produktif,” pungkas dia.
http://politik.pelitaonline.com/news...4#.UeoNRtLfCfc
PKS Siap Pimpin Koalisi Parpol Islam
Jumat, 31 Mei 2013, 16:46 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai partai politik (parpol) yang berasaskan Islam, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki basis massa yang 'real' jika dibandingkan dengan beberapa parpol yang beraliran yang sama. Sadar akan kondisi tersebut, parpol yang berlambang kapas yang diapit dua bulan sabit ini mengaku siap menjadi pemimpin koalisi parpol Islam. Salah satu dasarnya adalah kesiapan semua infrastruktur dan kader yang dimiliki PKS. "Apabila pada akhirnya partai-partai Islam mempercayakan PKS (memimpin koalisi), kami sangat siap untuk memimpin," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Indra kepada Antara di Jakarta, Jumat (31/5).
PKS, menurut dia, dalam membangun bangsa dan negara tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan harmonisasi dengan parpol lain dan juga elemen masyarakat. Oleh sebab itu, PKS, ia melanjutkan, sangat terbuka untuk berkoalisi dengan partai lain dalam membangun bangsa. Indra menjelaskan PKS selama ini membangun sistem dan struktur partai bukan mengandalkan figur seseorang. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak mengherankan apabila suara PKS terus meningkat dari setiap penyelenggaraan pemilu dan menang dalam beberapa pemilihan kepala daerah. "Tiap pemilu suara kami selalu naik, dan beberapa pilkada seperti di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sukabumi, Hulu Sungai Selatan yang diikuti kader kami, PKS menang," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia yang saat ini semakin religius, perlahan akan berkorelasi dengan keberpihakan mereka kepada partai Islam khususnya PKS. Dia mengatakan masyarakat semakin cerdas dalam melihat masalah dan memilih partai yang bekerja nyata bagi mereka. "Kami percaya dengan ideologi dan asas yang kami miliki. PKS tidak akan terus menjaga hasil karya yang sudah kami perbuat untuk bangsa ini," katanya. Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sebanyak 7,34 persen atau 8.325.020 dari total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari total kursi sebanyak 550. Dan pada Pemilu 2009, PKS memperoleh suara sebanyak 8.206.955 suara atau 7,9 persen dan mendapat 57 kursi di DPR (10 persen).
Pada Pemilu 2014 PKS memperoleh nomor urut tiga dan menargetkan masuk dalam tiga besar pemenang pemilu. Hal itu semenjak meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan 'hilangnya' Amin Rais dari peredaran politik nasional sehingga partai Islam dan tokohnya tidak diperhitungkan lagi. PKS, PAN, PKB, PPP dan PBB masih menghuni papan bawah tingkat elektabilitas. PKS yang menargetkan posisi tiga besar pada Pemilu 2014, dalam survei itu berada di posisi ketujuh dengan perolehan 5,1 persen suara responden. Setelah PKS, kemudian diikuti partai Islam lainnya secara berturut-turut yakni PAN (4,6 persen), PKB (4,4 persen), PPP (3,9 persen), dan PBB (0,9 persen). Krisis kepemimpinan, kapasitas ketua umum partai Islam baru di level manajerial belum menjadi penggalang solidaritas atau 'solidarity maker' bagi umat Islam. Tokoh itu tidak memiliki kapasitas sebagai pendulang suara atau 'vote getter' dalam pemilu sehingga membutuhkan artis.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-parpol-islam
-----------------------
Mau bikin 'New Masyumi'? Why not!
mumpung belum terlambat dan di gergaji parpol besar lainnya

Mahfud MD: Pembentukan Poros Tengah Dimotori Amien Rais
Jumat, 19 Juli 2013 19:03 WIB

Mahfud MD
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengatakan, wacana pembentukan poros tengah yang baru amat mungkin terjadi pada Pilpres 2014. Menurutnya, saat ini langkah-langkah ke arah sana sudah mulai berjalan. "Ada pemikiran dan langkah-langkah ke arah itu (pembentukan poros tengah), dan sudah berjalan. Ada forum dimotori Amien Rais seminggu sekali, dan saya beberapa kali berkesempatan ikut," ujarnya di Jakarta, Jumat (19/7/2013).
Mahfud mengungkapkan, pemikiran utama forum itu adalah bagaimana partai dan Ormas Islam bersatu dalam persoalan kepemimpinan 2014. "Rencananya habis Lebaran mau kumpul di rumah Hasyim Muzadi. Jadi, memang ada ke arah sana, tapi bentuknya belum konkret, calon siapa saja, partainya mana saja," tuturnya. Mahfud juga mengakui bahwa dirinya merupakan salah satu nama yang disebut sebagai calon yang akan diusung. Namun, ia mengatakan waktu menuju pilpres masih panjang, dan masih perlu diamati bagaimana perkembangan selanjutnya. "Tinggal bagaimana kita merawat situasi ini, agar mendukung kepada apa yang saya programkan. Ya, mudah-mudahan negara ini memunculkan pemimpin yang baik," tuturnya.
http://www.tribunnews.com/nasional/2...ori-amien-rais
Usung Capres, Parpol Islam Bersatu
Minggu, 10 Februari 2013 − 17:32 WIB

Parpol Islam
Sindonews.com - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) siap membuka diri dengan partai politik (Parpol) berbasis Islam untuk mengusung calon presiden (Capres) hasil dari koalisi mereka. "Kita bisa mengusung calon presiden sendiri dari Parpol Islam, kan ada PPP (Partai Persatuan Pembanungan), PKS (Partai Keadilan Sejahtera (PKS), atau mungkin PAN (Partai Amanat Nasional) meski dia sudah punya Pak Hatta tetapi kita bisa merumuskan itu," jelas Ketua Fraksi PKB MPR, Lukman Edi, di Dapur Selera, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (10/2/2013).
Hal itu pun disambut poisitif oleh PPP, menurut dia bisa saja Parpol Islam bergabung untuk menentukan Capres sendiri tanpa harus berkoalisi dengan partai lainnya. Kendati demikian dirinya masih menunggu kondisi yang tepat hingga bisa berkoalisi menentukan Capres. "Saya meyakini politik itu kan bisa saja, kalau memang terpaksa bisa menyikapi rasional untuk bergabung (mengusung Capres). Tetapi kalau keadaan memaksa," jelas Sekjen PPP, Rommy Romahurmuziy di tempat yang sama.
Untuk itu, Rommy pun menyarankan agar mulai saat ini partai Islam membangun komunikasi satu sama lain, tetapi dia menyarankan dalam pertemuan itu untuk tidak pembahasan Capres lebih dahulu. "Tidak tertutup kemungkinan, seperti Partai Masyumi waktu itu. Tetapi soal format nanti dulu, jangan bahas siapa calon presidennya, tetapi kita komunikasi saja dahulu," tegasnya. "Akan sangat mungkin ini terjadi, apakah merger atau konfederasi, atau pengusungan join president begitu," pungkasnya.
http://nasional.sindonews.com/read/2...-islam-bersatu
Partai Islam Akan Jaya Jika Berkoalisi
Senin, 17 Juni 2013 , 09:57:00

JAKARTA – Sebagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, Partai Islam yang ada di Indonesia harusnya bisa lebih unggul dari partai- partai nasionalis. Namun sayangnya, antara partai Islam satu dan yang lainnya malah sibuk bersaing meraih posisi. Faktor inilah salahsatunya yang akan menghancurkan partai Islam itu sendiri. Di samping itu, mereka belum mampu menunjukkan keistimewaannya masing-masing. Ini menjadi penyebab mengapa parpol Islam tidak pernah menang dalam pemilu maupun memenangkan pilpres. Suara mereka akhirnya selalu berada di papan bawah. Kalaupun unggul paling hanya berada di papan tengah.
Pengamat Politik Universitas Muhammdiyah Usni Hasanuddin mengatakan hal tersebut saat dihubungi INDOPOS (Grup JPNN), kemarin (16/6). Untuk menaikkan elektabilitas parpol Islam, Husni menyarankan elite parpol Islam meninggalkan ego-nya. Dengan menghilangkan keegoan mereka, dan segera melakukan koalisi, bukan tidak mungkin suatu hari partai Islam akan berjaya. Proses ini bisa dilakukan dalam waktu dekat, karena butuh lompatan besar dan perubahan cara pandang sendiri. “Saya masih berharap ada ke-legowo-an di antara elite parpol Islam untuk mau berkoalisi, minimal dalam mengusung capresnya. Tiga atau empat partai yang bersatu-padu akan lebih mudah memenangkan pilpres,” ujar Usni.
Dikatakan, ada dua langkah yang harus dilakukan partai-partai Islam untuk memulai koalisi. Pertama, masing-masing partai harus tahu betul siapa partner koalisi mereka. Minimal ada kesamaan di tingkat program dan dukungan. Kedua, pilihlah satu identitas khusus yang mudah diingat oleh para pendukung. “Paling tidak ada figur potensial yang bisa diusung bersama. Dengan demikian, publik juga akan melihat soliditas yang bisa memunculkan rasa bangga dalam memilih partai Islam,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyerukan adanya persatuan bagi seluruh partai berbasis massa dan ideologi Islam. Menurut Din, bila persatuan itu terwujud, maka partai Islam pun bisa mengusung calon presiden sendiri. “Kalau mereka bersatu mendapatkan suara 25 persen ke atas, maka lebih tinggi dari Partai Demokrat dan partai-partai lain, bisa mengusung presiden,” ujar Din saat memberi sambutan dalam pengajian politik di Universitas Al Azhar, Jakarta, kemarin (16/6). Din meyakini, bahwa perolehan suara partai-partai Islam cukup potensial jika digabungkan. Rujukannya adalah kekuatan politik umat muslim di Indonesia yang sangat besar saat mendukung Partai Masyumi di pemilu Orde Lama silam. “Suara Partai Islam paling tinggi adalah jaman Masyumi, 43 persen. Kemudian PPP 30 persen di zaman Orde Baru, tapi pemilunya tidak demokratis. Awal reformasi 39 persen. Namun pada 2004 turun, dan pada 2009 tinggal 25 persen,” paparnya.
Din berharap agar partai-partai Islam saat ini bersedia duduk bersama dan membangun koalisi strategis. Koalisi tersebut tidak lantas melikuidasi eksistensi masing-masing partai. “Koalisi ini tidak bisa tercipta kalau masing-masing egois. Artinya butuh sikap lapang dada dan mau menerima satu sama lainnya demi tujuan yang lebih besar. Jika masih mepertahankan ego sektoral masing-masing, ya proses koalisi tidak akan terjadi,” kata Din. Menurut Din, partai Islam pada Pemilu 2009 lalu cenderung membangun koalisi yang tidak bermanfaat. “Apa yang ditampilkan seolah-olah pro rakyat tapi mereka memilih opsi yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat. Semoga kesalahan seperti ini tidak terjadi lagi,” pungkasnya
http://www.jpnn.com/read/2013/06/17/...ka-Berkoalisi-
Ketua Umum Muhamamdiyah, Din Symsuddin, Serukan Parpol Islam Bersatu
Senin, 17 Juni 2013 | 18.30

Din Syamsuddin
MedanBisnis – Jakarta. Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyerukan persatuan bagi seluruh partai berbasis massa dan ideologi Islam. Menurut Din, bila persatuan itu terwujud, maka partai Islam pun bisa mengusung calon presiden sendiri. "Kalau mereka bersatu mendapatkan suara 25% ke atas, maka lebih tinggi dari Partai Demokrat dan partai-partai lain, bisa mengusung presiden," ujar Din saat memberi sambutan dalam pengajian politik di Universitas Al Azhar, Jakarta, Minggu (16/6).
Din meyakini bahwa perolehan suara partai-partai Islam cukup potensial jika digabungkan. Rujukannya adalah kekuatan politik umat muslim di Indonesia yang sangat besar saat mendukung Partai Masyumi di pemilu orde lama. "Suara Partai Islam paling tinggi adalah zaman Masyumi, yakni 43%. Kemudian PPP 30% di zaman orde baru, tapi pemilunya tidak demokratis. Awal reformasi 39%. 2004 turun, dan 2009 hanya 25%," kata Din.
Din berharap agar partai-partai Islam saat ini bersedia duduk bersama dan membangun koalisi strategis. Koalisi tersebut tidak lantas melikuidasi eksistensi masing-masing partai. "Koalisi ini tidak bisa terjadi kalau masing-masing egois," kata Din. Menurut Din, partai Islam pada Pemilu 2009 lalu cenderung membangun koalisi yang tidak bermanfaat. "Apa yang ditampilkan seolah-olah pro rakyat tapi mereka memilih opsi yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan rakyat," kata Din. Sebelumnya, tahun 2008 lalu, Din juga pernah menggelontorkan gagasan koalisi partai Islam. Tetapi, gagasan paduan partai berbasis Islam dengan nasionalis itu, dinilai tidak mendapat respons positif dari masyarakat
http://www.ayomemilih.com/2013/06/di...m-bersatu.html
NU Dorong Ambang Batas 10 Persen agar Parpol Islam Bersatu
Jum'at, 19 Agustus 2011 , 19:09:00 WIB

Ketua PBNU, KH Said Aqil Siradj
RMOL. Wakil Ketua Umum PB Nahdhatul Ulama, Slamet Yusuf Effendy Yusuf, menyayangkan kegamangan dan bahkan ketidakberanian partai-partai Islam dan partai yang berbasis Islam dalam menghadapi wacana peningkatan ambang batas masuk parlemen pada 2014 mendatang. Karena sejauh ini, dia melihat PKB, PPP, dan PAN, masih menginginkan angka ambang batas tetap 2,5 persen, seperti pada pemilihan umum 2009 lalu. Paling, kalau mau ditingkatkan, hanya berani sebesar 3 persen. "Hanya satu yang punya keberanian yaitu PKS," kata Slamet dalam diskusi publik dan buka puasa bersama dengan tema Menggagas Konsolidasi Kekuatan Politik Umat Islam Menyongsong 2014, yang digelar Pemuda Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah di gedung dakwah Muhammadiyah Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, petang ini.
Padahal melalui peningkatan ambang batas ini, sistem presidensial, yang dianut saat ini, bisa dikuatkan. Karena akan terjadi penyederhanaan partai politik. Nah kelebihannya, masih kata mantan politisi Partai Golkar ini, penyederhanaan partai ini dilakukan oleh rakyat, bukan dipaksakan pemerintah.
Dia mengidealkan, ambang batas Parlemen 2014 itu sebesar 10 persen. Makanya, dia menantang, ada partai Islam yang berani mendorong hal tersebut. Menurutnya, kalau partai Islam dan partai yang berbasis Islam ngotot mempertahakan ambang batas 3 persen, itu sama saja melestarikan keadaan umat Islam yang cerai berai dalam banyak hal termasuk dalam plitik. Tapi kalau ditingkatkan menjadi 10 persen, umat Islam yang cerai berai ini dipotong karena dipaksa untuk bersatu. "Kalau parliamentary treshold (ambang batas) 10 persen, ini akan memaksa Hatta Rajasa, Suryadharma Ali, Muhaimin Iskandar bersatu menghadapi realitas yang sulit ini. Otomatis akan terjadi penyatuan kembali, terjadi konsolidasi di tengah partai Islam dan umat Islam," tandasnya, buru-buru menepis bahwa usulannya itu dipengaruhi Partai Golkar, yang mendorong ambang batas 5 persen.
http://www.rmol.co/read/2011/08/19/3...Islam-Bersatu-
PPP Ajak Tokoh Parpol Islam Bersatu
Rabu, 22 Februari 2012 06:19 WIB

Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali
TRIBUNJATIM.COM,KEDIRI- Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali mengajak semua pemimpin politik Islam untuk duduk bersama sebagai insan setara serta menyingkirkan semua perbedaan. Sudah saatnya pemimpin politik Islam bersatu dalam tindakan mewujudkan rumah besar umat Islam. “Adalah sia-sia kita terpecah belah dalam banyak institusi partai hanya demi ego mendapatkan suara. Apalagi jika ketentuan ambang batas semakin meningkat, sehingga suara umat Islam bakal terbuang sia-sia,” ungkap H Suryadharma Ali pada Mukernas I PPP di Aula Al Muktamar Ponpes Lirboyo, Selasa (21/2/2012).
Acara Mukernas I PPP dibuka Wapres Budiono dihadiri sejumlah menteri di antaranya Menkopolhukam Joko Suyanto, Mendiknas M Nuh, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof DR Mahfud MD. Mukernas juga dihadiri ribuan penggembira dari seluruh pengurus cabang PPP di Jatim. Ditambahkan Suryadharma Ali, tidak mungkin cita-cita perjuangan politik Islam akan paripurna jika pemimpinya tidak bersatu. Perjuangan politik tidak hanya gagah-gagah mendapatkan suara dalam pemilu tapi untuk memperjuangkan kepentingan dan aspirasi umat.
Terpecahnya suara umat Islam, karena banyak partai Islam yang tidak lolos dalam ambang batas parlemen. Padahal perjuangan konstitusional lebih banyak ditunjukkan dari banyaknya kursi. Untuk itu, PPP telah siap menjadi rumah besar bagi umat Islam. Sebelumnya Ketua DPP PPP Lukman Hakim Syaifudin mengungkapkan, PPP telah bertekat menjadi rumah besar umat Islam. “Kami telah mengajak pemimpin Islam serta para kiai di pondok pesantren untuk kembali ke rumah besar,” tandasnya. Ditambahkan, digelarkan pembukaan Mukernas di Ponpes Lirboyo merupakan upaya mengajak basis massa Islam di pondok pesantren kembali ke rumah besar. “Kami berharap ngalaf berkah dari Ponpes Lirboyo untuk mengajak 12 juta kader membangun Indonesia lebih sejahtera,” ungkapnya.
Sementara Wapres Boediono mengingatkan, partai politik saat ini tengah mendapat sorotan tajam. Partai politik yang menjadi pilar utama demokrasi dan sumber kepemimpinan bangsa dituntut menyiapkan kader bangsa yang profesional, jujur dan berintegritas tinggi, serta berwawasan luas. Ditambahkan, meningkatkan tarafnya kehidupan telah membuat konstituen menjadi lebih rasional dan cerdas dalam menentukan pilihan. “Hanya parpol yang benar-benar menyerap aspirasi masyarakat yang akan survive dan berkembang,” tandasnya.
http://jatim.tribunnews.com/2012/02/...-islam-bersatu
PAN Dukung Parpol Islam Bersatu Usung Capres 2014
Senin, 17 Desember 2012 05:40

Ketua umum PAN, Hatta Radjasa
PARTAU Amanat Nasional mendukung partai politik (parpol) yang berbasiskan massa Islam untuk bersatu mengusung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Tahun 2013 disebut PAN sebagai momentum yang tepat untuk mulai membangun komunikasi antarparpol berbasis massa Islam dalam menyatukan kesepahaman terkait itu. Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno menyampaikan hal ini kepada Pelita, Jakarta, Minggu (16/12), menyikapi wacana koalis Parpol Islam menghadapi Pilpres 2014. “PAN menyambut baik pemikiran itu, saya rasa semangatnya untuk membangun kesepemahaman bagaimana mengusung orang terbaik yang diharapkan mampu mensejahterakan umat terbesar negeri ini, umat Islam,” jelas Teguh.
Sekretaris F-PAN di DPR ini menjelaskan, dengan adanya ide agar Parpol Islam bersatu, memotifasi partainya untuk membangun koalisi strategis, dan komunikasi yang intens dengan Parpol Islam lainnya. “Komunikasi politik memang belum terbangun. Masing-masing partai sibuk konsolidasi. Karena itu, tahun 2013 bisa jadi momentum menemukan kesepahaman dan mekanismenya. Yang penting bagaimana membangun kesepahaman dulu,” jelas dia. Dikatakan, PAN tak akan memaksakan kehendak saat membangun komunikasi untuk memunculkan tokoh tertentu. Terpenting, kata dia, bangunan kesepahaman bisa dicapai dalam melakukan komunikasi itu.
Bangunan kesepahaman yang di maksud anggota Komisi V DPR ini adalah, yaitu pemimpin seperti apa yang diperlukan saat persoalan Indonesia hari ini dan solusinya ke depan dan kontribusi apa yang bisa dilakukan paprol berbasis massa Islam. “Ketika duduk bersama tidak boleh memaksakan diri untuk usung capres-cawapres, itu penting. Sebaiknya jangan ngomong orang dulu. Itu akan jauh lebih produktif,” pungkas dia.
http://politik.pelitaonline.com/news...4#.UeoNRtLfCfc
PKS Siap Pimpin Koalisi Parpol Islam
Jumat, 31 Mei 2013, 16:46 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai partai politik (parpol) yang berasaskan Islam, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki basis massa yang 'real' jika dibandingkan dengan beberapa parpol yang beraliran yang sama. Sadar akan kondisi tersebut, parpol yang berlambang kapas yang diapit dua bulan sabit ini mengaku siap menjadi pemimpin koalisi parpol Islam. Salah satu dasarnya adalah kesiapan semua infrastruktur dan kader yang dimiliki PKS. "Apabila pada akhirnya partai-partai Islam mempercayakan PKS (memimpin koalisi), kami sangat siap untuk memimpin," kata Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS, Indra kepada Antara di Jakarta, Jumat (31/5).
PKS, menurut dia, dalam membangun bangsa dan negara tidak bisa berjalan sendiri, melainkan membutuhkan harmonisasi dengan parpol lain dan juga elemen masyarakat. Oleh sebab itu, PKS, ia melanjutkan, sangat terbuka untuk berkoalisi dengan partai lain dalam membangun bangsa. Indra menjelaskan PKS selama ini membangun sistem dan struktur partai bukan mengandalkan figur seseorang. Oleh sebab itu, menurut dia, tidak mengherankan apabila suara PKS terus meningkat dari setiap penyelenggaraan pemilu dan menang dalam beberapa pemilihan kepala daerah. "Tiap pemilu suara kami selalu naik, dan beberapa pilkada seperti di Jawa Barat, Sumatera Utara, Sukabumi, Hulu Sungai Selatan yang diikuti kader kami, PKS menang," ujarnya.
Menurut dia, masyarakat Indonesia yang saat ini semakin religius, perlahan akan berkorelasi dengan keberpihakan mereka kepada partai Islam khususnya PKS. Dia mengatakan masyarakat semakin cerdas dalam melihat masalah dan memilih partai yang bekerja nyata bagi mereka. "Kami percaya dengan ideologi dan asas yang kami miliki. PKS tidak akan terus menjaga hasil karya yang sudah kami perbuat untuk bangsa ini," katanya. Pada Pemilu 2004, PKS memperoleh suara sebanyak 7,34 persen atau 8.325.020 dari total dan mendapatkan 45 kursi di DPR dari total kursi sebanyak 550. Dan pada Pemilu 2009, PKS memperoleh suara sebanyak 8.206.955 suara atau 7,9 persen dan mendapat 57 kursi di DPR (10 persen).
Pada Pemilu 2014 PKS memperoleh nomor urut tiga dan menargetkan masuk dalam tiga besar pemenang pemilu. Hal itu semenjak meninggalnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan 'hilangnya' Amin Rais dari peredaran politik nasional sehingga partai Islam dan tokohnya tidak diperhitungkan lagi. PKS, PAN, PKB, PPP dan PBB masih menghuni papan bawah tingkat elektabilitas. PKS yang menargetkan posisi tiga besar pada Pemilu 2014, dalam survei itu berada di posisi ketujuh dengan perolehan 5,1 persen suara responden. Setelah PKS, kemudian diikuti partai Islam lainnya secara berturut-turut yakni PAN (4,6 persen), PKB (4,4 persen), PPP (3,9 persen), dan PBB (0,9 persen). Krisis kepemimpinan, kapasitas ketua umum partai Islam baru di level manajerial belum menjadi penggalang solidaritas atau 'solidarity maker' bagi umat Islam. Tokoh itu tidak memiliki kapasitas sebagai pendulang suara atau 'vote getter' dalam pemilu sehingga membutuhkan artis.
http://www.republika.co.id/berita/na...i-parpol-islam
-----------------------
Mau bikin 'New Masyumi'? Why not!
mumpung belum terlambat dan di gergaji parpol besar lainnya

Diubah oleh citoxson 20-07-2013 11:30
0
2.5K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan