halo semua agan dan sista
kenalin nama gue miko , hemm.. akhirnya gue memberanikan diri nih masuk ke forum ini setelah setelah berhari-hari menghantui forum the lounge

sebelumnya gue minta maaf kalo tulisan gue agak berantakan , mungkin karna gue newbie kali ya jadi belum paham betul tentang sajak aksara kaskus khususnya di forum ini . tapi gue berusaha untuk membagi sepercik kisah gue untuk semua.


Ada ibu di senja - PART I

ini gue, tentang murid kelas 4 SD yang di bilang anak paling pandiam di jagad kelas . pada waktu sore itu gue duduk di pesisir pantai sambil memandangi ombak yang berkilauan , sambil terus bercengkrama dengan aroma pantai yang benar-benar menawan langitnya yang berwarna kuning tua seperti sedang tersenyum , dari sela suara jejak kaki berlari menghampiri gue

" woi ko ayo kita maen bola , yang lain udah pada kumpul tuh" tanya andi ( teman sebangku gue).

huff ..
seperti biasa menjelang sore hari teman-teman gue mengajak gue bermain bola di lapangan sekolah , dan seperti biasanya juga gue bolos ikut mereka

"enggak dulu deh ndi" jawab gue sambil melangkah keluar pantai

"oh yaudah" andi.

temen gue udah biasa dengan perlakuan gue ke mereka , entah gue ini aneh atau apalah namanya..

setelah pulang sekolah gue selalu menikmati bercanda gurau bersama keluarga , yang pasti gue bener-bener anak mami waktu itu

ayah gue seorang buruh di pasar , kehidupan kami bisa terbilang keluarga yang berkecukupan , dan seperti biasanya , sebelum berangkat kesekolah gue slalu ngebantu ayah gue melayani pembeli dan juga bersama ibu gue dipasar .

soal cinta , di sekolah gue punya cewek idaman walau pun gue masih kelas 4 sd dan selalu gue kirim surat setiap minggu seusai pulang sekolah ,kebiasaan jaman gue dulu kalo mau berbagi cerita hati dengan cewek tinta merahlah jawabannya

Tapi yang namanya cinta itu ga bisa di paksain , rupanya dia suka sama andi temen sebangku gue , dan itu firts love gue yang sudah ternodai

di sela liku-liku asmara gue semasa kecil ada hal yang lebih penting dari sekedar asmara itu sendiri , awal mula masalah besar dalam keluarga gue mulai muncul ,

perasaan yang lebih pedih dari sekedar putus cinta adalah sebuah drama kasar pertengkaran orang tua ..

nenek gue sampe dateng dengan bibi gue , demi menyelesaikan pertengkaran ini , akhirnya setelah beberapa minggu muncul titik terang . keluarga gue pun mulai normal kembali, setelah sebelumnya gue di telantarkan di oper kesana kemari di rumah paman , di rumah nenek .

dan akhirnya gue kembali ke rumah , berharap semua baik baik aja , namun dugaan gue salah ibu gue makin keras kepala , ayah gue ga mau mengalah , dan akhirnya mereka memutuskan untuk berdiam diri.

baru saja masalah ini telah berlalu , musibahpun datang menghampiri kembali , tepatnya hari itu , rumah gue termakan api yang berkobar membakar habis kebahagiaan yang kemarin baru ada .

dua belah pihak saling menyalahkan satu sama lain , ayah gue menuduh nenek gue yang ga sengaja melakukan ini , dan ibu gue bersikeras menentang itu.

suasana itu masih terekam jelas di memory gue , bahkan sampai saat ini , sekolah tambah kacau , kehidupan rumah makin rumit , gue bener-bener depresi.