Sebelum komen ada baiknya agan baca dulu trit ini baik2. Cermati dan pahami agar tidak ada salah paham diantara kita.

Mungkin trit semacam ini sudah berkali-kali dibahas di forum ini. Tapi tidak ada salahnya kita kembali mengingatnya. . .

Agan pasti pernah denger rumor bahwa Malaysia berusaha mengklaim beberapa budaya kita seperti Wayang Kulit, Reog Ponorogo, Tari Pendet, Batik, dll. Mereka memliki dasar bahwa budaya tersebut sudah ada sejak jaman dulu di Malaysia. Tapi apa alasan itu salah..? Tidak. Kita tahu bahwa Malaysia bisa dibilang sebagai saudara dari Indonesia. Malaysia dulunya juga merupakan bagian dari nusantara, terutama di masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.

Namun apakah budaya2 tersebut memang milik Malaysia..?? Tidak tentu saja. Indonesia merupakan pusat peradaban melayu. Segala bentuk budaya yg berakar dari peradaban melayu sudah pasti miliki negara kita, Indonesia. Jadi tidak ada hak bagi Malaysia mengklaim budaya2 tersebut.

Saat Malaysia berusaha mengklaim budaya kita, banyak warga Indonesia terutama para pemuda marah terhadap Malaysia. Namun ironisnya, tidak banyak generasi muda yang berupaya menjaga dan melestarikan budayanya sendiri. Mereka justru lebih tertarik mempelajari budaya2 asing seperti dari Korea, Jepang, Eropa, dan sebagainya yg mereka anggap lebih keren. Padahal budaya Indonesia juga punya budaya yg keren buat orang yg mau mempelajarinya. Jadi, pantaskah kita marah saat Malaysia berusaha mengklaim budaya kita...?? Daripada kita marah dan menghujat Malaysia, kenapa kita tidak berupaya melestarikan budaya kita aja?

Ane tidak bermaksud offense ke pihak manapun. Ane cuma ngajak agan2 untuk berpikir, untuk apa kita marah saat kita sendiri kurang bisa menghargai budaya kita sendiri. Daripada menghitung apa yg udah diberikan bangsa ini kepada kita, bukankah lebih baik menghitung apa yg udah kita berikan untuk bangsa ini...??

Thanks udah mampir ke trit sederhana ane, dan semoga trit ini bermanfaat.
Yang mau ngasih cendol ane ucapin terima kasih. Dan yg mau ngasih bata juga ane kagak bakal nolak. . .