irfantolengAvatar border
TS
irfantoleng
Jero Wacik Bela Diri Soal 'Surat Kaleng' Media Online


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri ESDM, Jero Wacik, membelaa diri terkait ucapannya tentang media online beberapa waktu lalu. Ia menegaskan ucapannya yang menyebut media online sebagai surat kaleng bukan ditujukan kepada media yang bersangkutan ataupun jurnalisnya.

"Salah itu. Sebenarnya begini (itu) kan saya mengatakan kalau ada berita di media online, trus di bawahnya itu kan ada komentar. Komentarnya ini ada nama-nama samaran semua itu. Anonim semua. Ada yang bilang Jeroan Wacik bodoh. Ada yang namanya kucicang, kalau saya mencari enggak tahu ini ke mana. Itu yang saya bilang seperti surat kaleng," kata Jero di Jakarta, Selasa (16/7).

Jero menyampaikan surat kaleng yang dimaksudkan bukan ditujukan kepada media melainkan komentar-komentar yang menyertai berita. Menurut dia, untuk berita ada yang bertanggung jawab, yakni jurnalis ataupun institusi.

Jero berharap komentar publik yang menyertai satu berita bisa benar-benar disaring sebelum dipublikasikan. Karena itu, ia meminta agar pemimpin redaksi ikut mengawasi komentar publik.

"Maksud saya, pemimpin redaksinya mbok ya di cek itu (komentar pembaca). Kalau misalnya koran, ada membaca menulis, itu kan dicek oleh dia. Kan enggak bisa orang liar kan. Harus punya KTP jelas. Nah, sekarang yang komentar (di media online) itu ada enggak KTP-nya? Gitu lho. Itu yang saya maksud," kata Jero berdalih.
Reporter : Esthi Maharani
Redaktur : Citra Listya Rini

http://www.republika.co.id/berita/na...g-media-online

Tanggapan:
Menteri yg satu ini memang kerap membuat pernyataan kontroversial. Sebelumnya dia mengatakan berita di media online ibarat 'surat kaleng', kagak jelas nara sumbernya. Setelah diserang publik, termasuk media online, akhirnya dia minta maaf dan membuat klarifikasi, bahwa yang dimaksudkan adalah komentar pembaca pada akhir sebuah berita. Ada beberapa kemungkinan, memang yang dia maksudkan adalah berita, bukan komentar pada berita. Tapi kemudian ia mendapat celah untuk membuat klarifikasi seperti itu. Kedua, yang dia maksudkan komentar pada berita, tapi salah ngomong. kemudian sadar salah ngomong, lalu buat klarifikasi. Kemungkinan ketiga, wartawannya salah kutip, tapi sy tak yakin ini, karena banyak wartawan yang mendengarnya dan merekamnya. So, lain kali, berpikir sebelum bicara. Pertanyaan berikut, apa konteks pernyataan Menteri Jero Wacik? Bisa jadi dia agak kesal begitu banyak komenter miring pembaca di berita-berita online maupun sosial media. Tidak banyak pejabat yang tahan kritik. Lebih banyak yang sensitif terhadap kritik. Boleh jadi Pak Jero Wacik masuk golongan yg terakhir ini, sensitif terhadap kritik, shg emosi akhirnya gegabah dalam membuat statement.
Polling
0 suara
Apakah Anda setuju kalau komentar pembaca pada akhir berita dihapus?
0
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan