New Delhi - Korban tewas akibat keracunan makan siang gratis di sebuah sekolah di India bertambah menjadi 21 anak. Kasus ini memicu kemarahan publik hingga kerusuhan pun tak terhindarkan.

Warga setempat yang marah, membawa tongkat dan kayu, turun ke jalanan di Chhapra, Bihar, lokasi sekolah yang mengalami insiden. Mereka mengamuk dengan merusak kaca jendela bus polisi dan merusak kendaraan-kendaraan lainnya yang melintas. Bahkan sebuah pos polisi hancur diamuk massa.

"Ratusan orang yang marah melakukan aksi protes di wilayah Saran sejak Selasa (16/7) malam waktu setempat, mendesak tindakan tegas terhadap jajaran pemerintah dan pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden mengejutkan ini," ujar seorang pejabat pemerintah setempat, SK Mall, seperti dilansir AFP, Rabu (17/7/2013).

Sejauh ini, pemerintah setempat melaporkan korban tewas bertambah satu anak. Anak-anak ini tewas setelah makan hidangan makan siang gratis yang disediakan pihak sekolah.

"Jumlah korban tewas mencapai 21 anak," jelas pejabat pemerintah Bihar, Amarjeet Sinha kepada wartawan setempat.

Secara terpisah, kepala dinas pendidikan wilayah Bihar, PK Shahi menuturkan, makan siang tersebut mengandung racun. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan, makan siang gratis yang terdiri atas nasi, sayuran dan lentil, sejenis kacang-kacangan tersebut, mengandung fosfat yang berasal dari insektisida pada sayuran.

Dokter yang merawat anak-anak lainnya yang mengalami gejala keracunan, menggunakan atropine, yang efektik melawan keracunan fosfat. Dilaporkan sebanyak 30 anak lainnya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit setempat.

Sementara itu, para korban tewas yang semuanya berusia di bawah 10 tahun, telah dimakamkan di dekat sekolah mereka yang ada di desa Masrakh. Pemakaman dilakukan secara massal pada Rabu (17/7) pagi waktu setempat.
[url]http://news.detik..com/read/2013/07/17/165856/2306026/1148/keracunan-makan-siang-gratis-di-india-tewaskan-21-orang-warga-mengamuk?991101mainnews[/url]