- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Wartawan rawan ngamplop karena 70 % perusahaan media tak sehat


TS
fadhlierlanda
Wartawan rawan ngamplop karena 70 % perusahaan media tak sehat
Selasa, 16 Juli 2013 21:00:00
Fungsi media di dalam menjaga dan mengawal kontrol sosial dan sebagai kontrol kekuasaan dinilai sangat penting. Hal ini sebagai upaya untuk mewujudkan peran media dalam konsolidasi demokrasi di Pemilu 2014 mendatang.
Namun demikian, Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi mengeluhkan banyaknya perusahaan media yang tidak sehat. Kesejahteraan karyawan di sejumlah perusahaan media dinilai tak diperhatikan dan kurang.
"Hanya 30 persen perusahaan pers yang sehat, artinya 70 persen pada umumnya kesejahteraan terhadap karyawan amat memprihatinkan," ujar Maryadi di Dewan Pers, Jakarta, Selasa (16/7).
AJI menyayangkan banyak bos-bos media yang menggaji wartawan jauh dari standar. Sehingga kesejahteraan wartawan sebagai ujung tombak media jauh dari harapan.
"Ini menjadi masalah yang harus kita perjuangkan. Kesejahteraan wartawan harus diperjuangkan dengan cara yang bermartabat, berorganisasi dan berserikat. Tidak ngamplop sendiri," jelas Maryadi.
Diakui Maryadi, banyak pemilik media baik cetak maupun elektronik yang terjun praktis dalam dunia politik. Tentunya ini amat berpengaruh terhadap fungsi media sebagai kontrol sosial dan kontrol kekuasaan.
"Hindari berita pesanan politik. Banyak memang parpol menguasai media, media dinilai tak independen. Ada yang punya TV, radio, media cetak, online dan lain-lain," terang Maryadi. Dia melanjutkan, "publik mulai ragu dan curiga apakah media dapat independen dan menjaga fungsinya."
Sedangkan anggota Dewan Pers Muhammad Ridho mengajak partai politik untuk meminimalisir kampanye secara massal di lapangan. Menurut dia, kampanye yang demikian dapat memicu konflik dan nuansa kedamaian jauh dari harapan.
"Ukuran sukses atau tidak suksesnya pemilu adalah damai. Walau ada perbedaan pendapat tapi jika damai itu termasuk sukses. Kalau ada demo, demo yang damai," jelas Ridho.
"Dalam hal ini dewan pers mengajak pemilu digelar secara damai. Kampanye secara massal di ajak dialihkan ke media. Diharapkan sedikit mungkin di lapangan," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/warta...tak-sehat.html
ooh jadi kesejahteraan toh faktor yang mempengaruhi integritas wartawan
Fungsi media di dalam menjaga dan mengawal kontrol sosial dan sebagai kontrol kekuasaan dinilai sangat penting. Hal ini sebagai upaya untuk mewujudkan peran media dalam konsolidasi demokrasi di Pemilu 2014 mendatang.
Namun demikian, Ketua AJI Indonesia Eko Maryadi mengeluhkan banyaknya perusahaan media yang tidak sehat. Kesejahteraan karyawan di sejumlah perusahaan media dinilai tak diperhatikan dan kurang.
"Hanya 30 persen perusahaan pers yang sehat, artinya 70 persen pada umumnya kesejahteraan terhadap karyawan amat memprihatinkan," ujar Maryadi di Dewan Pers, Jakarta, Selasa (16/7).
AJI menyayangkan banyak bos-bos media yang menggaji wartawan jauh dari standar. Sehingga kesejahteraan wartawan sebagai ujung tombak media jauh dari harapan.
"Ini menjadi masalah yang harus kita perjuangkan. Kesejahteraan wartawan harus diperjuangkan dengan cara yang bermartabat, berorganisasi dan berserikat. Tidak ngamplop sendiri," jelas Maryadi.
Diakui Maryadi, banyak pemilik media baik cetak maupun elektronik yang terjun praktis dalam dunia politik. Tentunya ini amat berpengaruh terhadap fungsi media sebagai kontrol sosial dan kontrol kekuasaan.
"Hindari berita pesanan politik. Banyak memang parpol menguasai media, media dinilai tak independen. Ada yang punya TV, radio, media cetak, online dan lain-lain," terang Maryadi. Dia melanjutkan, "publik mulai ragu dan curiga apakah media dapat independen dan menjaga fungsinya."
Sedangkan anggota Dewan Pers Muhammad Ridho mengajak partai politik untuk meminimalisir kampanye secara massal di lapangan. Menurut dia, kampanye yang demikian dapat memicu konflik dan nuansa kedamaian jauh dari harapan.
"Ukuran sukses atau tidak suksesnya pemilu adalah damai. Walau ada perbedaan pendapat tapi jika damai itu termasuk sukses. Kalau ada demo, demo yang damai," jelas Ridho.
"Dalam hal ini dewan pers mengajak pemilu digelar secara damai. Kampanye secara massal di ajak dialihkan ke media. Diharapkan sedikit mungkin di lapangan," tandasnya.
http://www.merdeka.com/politik/warta...tak-sehat.html
ooh jadi kesejahteraan toh faktor yang mempengaruhi integritas wartawan
0
986
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan