- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
"Ayo Kembalikan Kartu Single Trip Milik PT KAI"
TS
nakcermai
"Ayo Kembalikan Kartu Single Trip Milik PT KAI"
Prihatin dengan kejadian hilangnya 700 ribu tiket elektronik single trip milik PT KAI, Widyatmoko (46) tergugah mengajak penumpang KRL mengembalikan kembali tiket yang telah diambil tersebut. Dengan mengajak serta keluarganya, Moko mengadakan aksi damai di Stasiun Sudirman, Minggu (15/7/2013), dari pukul 07.00-11.00 WIB.
Ada empat spanduk yang Moko dan keluarganya bawa. Dua spanduk tertulis "Mari Kita Kembalikan Kartu Ticket Single Trip yang Terbawa ke Rumah" dan dua lagi "Beri Kami Tauladan Dengan Cara Mengembalikan Kartu Tiket Single Trip yang Sudah Terbawa Pulang". Moko sangat berharap ajakannya dapat menyadarkan warga yang telah telanjur membawa pulang kartusingle trip agar segera mengembalikannya ke PT KAI.
"Kami sekeluarga, termasuk anak yang paling kecil umur 1 tahun, kami menyebar brosur untuk orang-orang sebanyak 1 rim agar mengembalikan kartu single trip. Di brosur (yang dibagikan) juga tertulis, faktanya 700 ribu kartu raib dan kerugian Rp 300 milyar bagi PT KAI dan tentu saja mayoritas penumpang kereta," kata Moko saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.
Ayah tiga anak ini menegaskan, apa yang dia lakukan atas dasar kesadaran sendiri tanpa diminta oleh pihak manapun, termasuk PT KAI. Menurutnya, apa yang dia lakukan sebagai wujud keprihatinan saja karena begitu banyak tiket yang hilang.
"Saya sedih begitu baca berita banyak kartu yang hilang. Saya sedih dengan karakter warga yang seperti ini, jadi ini saatnya kita berbuat," ungkapnya.
Moko merupakan warga Tangerang yang sehari-harinya bekerja di salah satu perusahaan kimia yang berkantor di Ciputra World, Kota Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Setiap harinya, kata Moko, dia berangkat dari Stasiun Tangerang pukul 05.00 WIB dan transit di Stasiun Duri, kemudian lanjut dan turun di Stasiun Karet dan kemudian naik angkot ke tempat tujuan.
Moko mengakui, dengan menggunakan kereta perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau sebaliknya jadi lebih singkat. Bahkan menurutnya, setiap hari saat pukul 19.00 WIB, dia telah sampai kembali di rumah dan berkumpul bersama istri dan anak-anaknya.
"Saya enggak merasa sumpek (di dalam kereta) karena perginya subuh, jam segitu masih agak longgar. Kalau pulangnya iya agak sumpek. Saya sudah diuntungkan bertahun-tahun, sekarang apalagi ada tarif progresif, cuma keluar biaya Rp 3.000. Maka saya sedih dengan program yang baru, eh malah kartu single tripnya dibawa pulang," tuturnya.
PT KAI mengungkapkan, dalam seminggu pertama penerapan e-ticketing dan tarif progresif per 1 Juli 2013, ada 700 ribu tiket elektronik single trip yang hilang. Akibatnya, PT KAI merugi hingga Rp 3 miliar.
Untuk memproduksi kembali tiket baru, butuh waktu 2-3 bulan. Hingga Minggu (7/7/2013) pekan lalu, hanya tinggal 400 ribu tiket elektronik single trip yang beredar, padahal penumpang KRL Commuter Line dalam seharinya dapat mencapai 500 ribu.
Untuk itu, PT KAI menyarankan agar penumpang KRL segera beralih ke tiket elektronik multi trip. Tiket single trip adalah tiket sekali perjalanan. Ketika hendak naik KRL, penumpang membeli di loket di stasiun keberangkatan, kemudian saat sampai di stasiun tujuan, penumpang mengembalikan kartu dengan memasukannya di mesin di pintu keluar.
Sedangkan tiket elektronik multi trip adalah tiket yang berbentuk kartu isi ulang dan bisa untuk dibawa pulang. Saldo yang ada di dalam kartu akan berkurang seiring perjalanan yang kita lakukan dengan menggunakan KRL.
Tiket multi trip telah dijual di seluruh stasiun-stasiun se-Jabodetabek. Pilihan nominal saldo kartu perdana mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 dan Rp 200.000.
gk nolak kalo di kasih
Ada empat spanduk yang Moko dan keluarganya bawa. Dua spanduk tertulis "Mari Kita Kembalikan Kartu Ticket Single Trip yang Terbawa ke Rumah" dan dua lagi "Beri Kami Tauladan Dengan Cara Mengembalikan Kartu Tiket Single Trip yang Sudah Terbawa Pulang". Moko sangat berharap ajakannya dapat menyadarkan warga yang telah telanjur membawa pulang kartusingle trip agar segera mengembalikannya ke PT KAI.
"Kami sekeluarga, termasuk anak yang paling kecil umur 1 tahun, kami menyebar brosur untuk orang-orang sebanyak 1 rim agar mengembalikan kartu single trip. Di brosur (yang dibagikan) juga tertulis, faktanya 700 ribu kartu raib dan kerugian Rp 300 milyar bagi PT KAI dan tentu saja mayoritas penumpang kereta," kata Moko saat dihubungi Kompas.com, Minggu malam.
Ayah tiga anak ini menegaskan, apa yang dia lakukan atas dasar kesadaran sendiri tanpa diminta oleh pihak manapun, termasuk PT KAI. Menurutnya, apa yang dia lakukan sebagai wujud keprihatinan saja karena begitu banyak tiket yang hilang.
"Saya sedih begitu baca berita banyak kartu yang hilang. Saya sedih dengan karakter warga yang seperti ini, jadi ini saatnya kita berbuat," ungkapnya.
Moko merupakan warga Tangerang yang sehari-harinya bekerja di salah satu perusahaan kimia yang berkantor di Ciputra World, Kota Casablanca, Kuningan, Jakarta Selatan. Setiap harinya, kata Moko, dia berangkat dari Stasiun Tangerang pukul 05.00 WIB dan transit di Stasiun Duri, kemudian lanjut dan turun di Stasiun Karet dan kemudian naik angkot ke tempat tujuan.
Moko mengakui, dengan menggunakan kereta perjalanan dari rumah ke tempat kerja atau sebaliknya jadi lebih singkat. Bahkan menurutnya, setiap hari saat pukul 19.00 WIB, dia telah sampai kembali di rumah dan berkumpul bersama istri dan anak-anaknya.
"Saya enggak merasa sumpek (di dalam kereta) karena perginya subuh, jam segitu masih agak longgar. Kalau pulangnya iya agak sumpek. Saya sudah diuntungkan bertahun-tahun, sekarang apalagi ada tarif progresif, cuma keluar biaya Rp 3.000. Maka saya sedih dengan program yang baru, eh malah kartu single tripnya dibawa pulang," tuturnya.
PT KAI mengungkapkan, dalam seminggu pertama penerapan e-ticketing dan tarif progresif per 1 Juli 2013, ada 700 ribu tiket elektronik single trip yang hilang. Akibatnya, PT KAI merugi hingga Rp 3 miliar.
Untuk memproduksi kembali tiket baru, butuh waktu 2-3 bulan. Hingga Minggu (7/7/2013) pekan lalu, hanya tinggal 400 ribu tiket elektronik single trip yang beredar, padahal penumpang KRL Commuter Line dalam seharinya dapat mencapai 500 ribu.
Untuk itu, PT KAI menyarankan agar penumpang KRL segera beralih ke tiket elektronik multi trip. Tiket single trip adalah tiket sekali perjalanan. Ketika hendak naik KRL, penumpang membeli di loket di stasiun keberangkatan, kemudian saat sampai di stasiun tujuan, penumpang mengembalikan kartu dengan memasukannya di mesin di pintu keluar.
Sedangkan tiket elektronik multi trip adalah tiket yang berbentuk kartu isi ulang dan bisa untuk dibawa pulang. Saldo yang ada di dalam kartu akan berkurang seiring perjalanan yang kita lakukan dengan menggunakan KRL.
Tiket multi trip telah dijual di seluruh stasiun-stasiun se-Jabodetabek. Pilihan nominal saldo kartu perdana mulai dari Rp 5.000, Rp 10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp 100.000 dan Rp 200.000.
gk nolak kalo di kasih
0
3.7K
59
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan