- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Rupiah tembus Rp 10.000, perbankan anggap masuk akal


TS
LadiessMan217
Rupiah tembus Rp 10.000, perbankan anggap masuk akal
Hari ini rupiah menyentuh level Rp 10.024 per USD setelah Jumat (12/7) lalu ditutup di level Rp 9.980 per USD. Kondisi melemahnya nilai mata uang terhadap USD tidak hanya terjadi di Indonesia.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan mata uang negara lain mengalami kondisi serupa dengan Indonesia. "Yen dari 78 (per USD) ke 100 (per USD). AUD 105 (per USD) ke 109 (per USD). Apalagi rupiah. Masuk akal rupiah pada tingkat ini," tutur Jahja di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (15/7).

Menurut Jahja, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah harga komoditas unggulan Tanah Air yang memang sedang turun di pasaran dunia.
"Impor konsumen makin banyak, ekspor makin berkurang. CPO harga turun. Coal, mining juga turun. Pasokan dolar memang agak berkurang," jelas Jahja.
Kondisi demikian diperparah dengan utang swasta ke luar negeri yang harus dibayarkan dalam bentuk mata uang USD. Hal ini memperparah tekanan terhadap rupiah. Namun, Jahja mengaku, perseroan tidak memiliki utang dalam bentuk mata uang asing. "Kita gak ada utang valas," tutup Jahja.
sumber
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan mata uang negara lain mengalami kondisi serupa dengan Indonesia. "Yen dari 78 (per USD) ke 100 (per USD). AUD 105 (per USD) ke 109 (per USD). Apalagi rupiah. Masuk akal rupiah pada tingkat ini," tutur Jahja di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Senin (15/7).

Menurut Jahja, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap USD disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya adalah harga komoditas unggulan Tanah Air yang memang sedang turun di pasaran dunia.
"Impor konsumen makin banyak, ekspor makin berkurang. CPO harga turun. Coal, mining juga turun. Pasokan dolar memang agak berkurang," jelas Jahja.
Kondisi demikian diperparah dengan utang swasta ke luar negeri yang harus dibayarkan dalam bentuk mata uang USD. Hal ini memperparah tekanan terhadap rupiah. Namun, Jahja mengaku, perseroan tidak memiliki utang dalam bentuk mata uang asing. "Kita gak ada utang valas," tutup Jahja.
sumber
0
1.9K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan