KETIKA MANUSIA MENJADI SERAKAH, MEREKA YANG JADI SASARAN. #RipPapaGenk
TS
rinnor
KETIKA MANUSIA MENJADI SERAKAH, MEREKA YANG JADI SASARAN. #RipPapaGenk
#RIPPapaGenk
Manusia ditakdirkan memiliki kemampuan yg lebih tinggi dibandingkan dg mahkluk hidup di bumi ini. Diberi kemampuan berpikir tp tidak pernah digunakan, selalu merasa kurang & kurang, serta nafsu yg sangat besar melebihi hewan sekalipun.
Sekitar satu bulan yg lalu ane masuk grup di fb yg bahas bayi gajah ygdiberi nama Raju bin Thalebditemukan warga & diasuh warga di blang pante, Aceh Utara, Nangroe Aceh Darusalam.
Tapi disini saya tidak membahas Raju, disini yg saya angkat & mengajak ke agan2 sekalian untuk berpikir & merenungi arti hidup kita berdampingan dg mahkluk yg sm2 ciptaanNYa dan kita manusia diberi kuasa yg tertinggi di antara mahkluk yg lain. Tp ketika serakah, nafsu, & uang yg berkata manusia bs lebih kejam dr hewan itu sendiri.
Minggu pagi pukul 8.00 WIB tanggal 14 juli 2013 seekor Gajah Aceh yg dikenal penduduk sebagai kepala koloni / gerombolan 47 ekor gajah yg laen ditemukan tewas dengan mengenaskan bagian muka hancur & gadingnya hilang.
Yg terjadi disini karena kita manusia tidak bs bersyukur & hidup berdampingan dg mahkluk2 yg lain, mari kita menghargai alam yg sudah menjadi tempat kita lahir, hidup & mati.
Spoiler for PIC Papa Genk agak DP:
Ya para pemburu itu membuat cerita tambah pilu buat anak & istri Genk
Spoiler for Anak Istri Genk:
lihat air mata suci istri genk
FYI: Mama Suci & Dedek Ocha ada di CRU tempat perlindungan gajah yg ada di Aceh. Sblm peristiwa tragis terjadi Papa Genk sempat mengunjungi mereka mungkin sebagai salam terakhir & untuk melihat bayi cantik ocha
Quote:
"Elephants are the only animal on record that can fall into such a deep depression if a family member or a partner dies, they can completely stop eating, drinking and even stop following their own herd. When they get too weak, they lay down. Their own weight is so heavy, they are unable to stand up because they are too weak from not eating. They can just die by the side of their loved one. It’s a truly heartbreaking behavior".
Semoga tidak terjadi ke Suci & Rosa
Kalo kita cinta alam & isinya yg ada di negara ini mari kita bantu menjaga & melestarikan. Hidup berdampingan dg mahkluk lain lebih indah drpd mementingkan gengsi hidup di dunia
Mari kita Sign Petisi untuk membantu mereka tetap ada sampai dunia ini diambil olehNYA. Sign Petisi disini
Akhirnya setelah didesak ribuan penyayang di Sosmed Beliau berdua mengeluarkan statement dan semoga para pemburu & meraka yg menadah bs segera tertangkap & dibuat jera seumur hidup akan dosa mereka. IMHO
video dek ocha & mama uchi
Sedikit tulisan penyayang binatang yg menulis tentang mama uchi & dedek ocha
Quote:
Halo teman-teman, salam kenal. Namaku Ije Ayu Rosalina, biasa dipanggil Rosa. Nama yang cantik bukan? Cocok deh dengan wajahku. Hihihi.. Aku adalah seekor gajah yang berumur 3,5 bulan. Aku lahir pada hari selasa 18 September 2012. Ibuku bernama Suci, dan ayahku… Ah, aku tidak tahu siapa nama ayahku. Ayahku tinggalnya di dalam hutan sana sih. Sedangkan aku dan Ibu tinggal di CRU Sampoiniet di desa Ie Jeureungah, Aceh Jaya. Jadi aku belum pernah ketemu dengan ayahku sampai sekarang. Aku lahir dengan berat 82,6 kg, tinggi 81 cm, dan panjang 86 cm. Jangan bandingkan dengan kalian waktu lahir ya. Kalian kan makhluk kecil, beda dengan gajah seperti aku yang termasuk binatang berbadan besar.
Aku dilahirkan di dini hari yang gelap tanpa diketahui orang. Jangan kalian tanya jam berapa. Bagaimana mungkin bayi gajah seperti aku bisa membaca jam. Yang pasti sih perkiraan dokter hewan yang merawat ibuku meleset. Dokter bilang, ibu akan melahirkan sebulan lagi, tapi aku sudah tidak sabar ingin bertemu kalian, makanya aku lahir lebih awal dari perkiraan dokter. Sebenarnya ayahku juga menunggui aku waktu lahir. Tetapi dia hanya mengawasi dari dalam hutan sana, tidak mau mendekat. Kata orang sih ayahku gajah liar. Berbeda dengan ibuku yang gajah jinak dan terlatih. Liar dan jinak mungkin terlalu berbeda untuk dapat bersama.
Di kamp CRU Sampoiniet ini aku tinggal di areal kandang yang cukup luas bersama ibuku. Tidak sepanjang hari sih kami dikurung di kandang. Di pagi hari kami dikeluarkan dari kandang dan masuk kandang lagi ketika sore. Aku senang bermain-main di sekitar kamp ini. Ada banyak tempat bermain di sini. Selain ibuku, ada seekor gajah betina dewasa yang tinggal di kamp. Namanya Ida. Aku biasa memanggilnya Tante Ida. Aku suka dekat dengan dia. Tapi sayang, Tante Ida ini sensi. Tiap aku dekati dia malah marah. Aku ditendang-tendang dan diusir. Padahal aku kan ingin bermain dengan dia. Kalau aku ditendang-tendang oleh Tante Ida, Ibuku tidak terima. Ibu pasti marah. Langsung deh ibu dan Tante Ida berkelahi. Kalau sudah begitu aku jadi ingin tertawa. Masa gara-gara aku saja bisa sampai berkelahi gitu. Dan, kalau sudah berkelahi seperti itu, paramahout yang menjaga kami jadi sibuk semua. Sibuk melerai ibu dan Tante Ida. Hahaha.. Makin kencang aku tertawa. Aku makin senang kalau ramai seperti itu. Suasana kamp jadi menyenangkan.
Selain tante Ida, ada gajah lain juga di sini. Dua gajah jantan bernama Aziz dan Winggo, dan satu betina lagi bernama Sena. Kalau sama Om Aziz dan Om Winggo ini aku tidak mau dekat-dekat. Takut dengan tampang seram mereka. Apalagi sama gadingnya yang besar. Aku juga tidak bisa dekat-dekat dengan Tante Sena. Sekarang dia sedang sakit. Aku tidak mau ketularan sakit.
Selain bermain dengan ibu dan gajah lain aku juga senang sekali bermain dengan manusia. Tapi kurang seru kalau mainnya sama para mahout. Mereka sering bentak-bentak aku. Mungkin karena aku juga nakal sih. Hihihi.. Makanya kalau ada manusia yang menjenguk aku dan mengajak main, aku jadi senang. Asal jangan memberiku makanan yang macam-macam saja deh. Kadang makanan manusia itu tidak cocok untuk gajah cantik sepertiku.
Aku paling tidak suka kalau waktu sudah sore dan saatnya aku kembali masuk kandang. Itu artinya waktu main-mainku sudah selesai. Sebenarnya mungkin gampang sih buat ibuku menjebol kandang yang terbuat dari kayu itu. Tapi para mahout curang. Di sekeliling kandangku dipasang aliran listrik. Kalau aku paksa ibu untuk menjebol pasti dia kesetrum. Aku kan sayang sama ibu, jadi aku gak mau ibu kesetrum. Eh, aku punya rahasia. Tapi kalian jangan bilang-bilang sama para mahout ya. Aku tahu kalau setiap abis subuh aliran listrik di kandangku sudah dimatiin. Saat itulah aku selalu berusaha kabur. Kandangku kan terbuat dari kayu nih. Jarak antar kayunya renggang. Karena badanku masih kecil, dengan sedikit usaha saja aku bisa keluar dari kandang. Begitu aku keluar, ibu, tinggal nabrakin badannya di kandang dan ikut keluar juga deh. Baru kalau udah begitu para mahout yang heboh.
Satu lagi yang aku tidak suka. Aku tidak suka kalau tidurku terganggu. Seperti kemarin waktu aku asyik tidur melungker di samping ibuku ada seorang manusia yang memfotoku dengan kamera yang flash-nya hidup. Langsung aku kaget dan terbangun. Dikira gak silau apa mataku. Sepertinya manusia itu menyadari kesalahannya dan langsung menuju tenda yang dia pasang di depan kandangku dengan muka agak bersalah. Karena sore sebelumnya dia baik sama aku dan mau ngajak main aku, aku gak jadi marah deh.
Eh, teman-teman, tahu kan kalau kami, para gajah, sudah termasuk hewan yang sangat terancam punah atau istilah kerennya critically endangered. Bagaimana kami gak hampir punah kalau sekarang-sekarang kami sudah dianggap hama dan sering dibunuh. Belum lagi kami diburu karena gading kami yang mahal. Aku sedih sekali kalau dengar berita pembunuhan gajah. Kalau dengar cerita dari ibuku kadang aku merasa marah sekali sama manusia. Gajah-gajah yang masih tinggal di hutan banyak yang dibunuh karena ngerusak kebun punya manusia. Bahkan cara bunuhnya keji sekali, diracun. Jangan salahkan gajah yang masuk ke kebun. Manusia juga banyak yang merusak rumah kami. Hutan-hutan yang dulunya jadi tempat tinggal kami sekarang dijadikan kebun sawit dan digunduli. Kadang aku bersyukur tidak tinggal di hutan sebagai gajah liar.
Kalau aku gak ingat jasa para mahout di CRU Sampoiniet ini rasanya aku pun ingin berperang melawan manusia. Tapi di sini masih banyak manusia yang peduli sama aku. Peduli sama gajah-gajah lain. Mereka meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk kami. Tugas mereka cukup berat lho. Tugas mereka adalah melakukan pengamanan hutan dan mitigasi konflik masyarakat dengan satwa liar serta melibatkan warga yang berada di sekitar hutan. Biasanya mereka patroli ke hutan bersama gajah-gajah terlatih seperti Om Winggo, Om Aziz, dan Tante Ida. CRU di Aceh bukan hanya ada di Sampoiniet lho. Ada CRU Mane di Kabupaten Pidie dan CRU Pante Ceureumen di Aceh Barat.
Ah, sudah dulu deh teman. Aku sudah capek nulis surat. Mengetik surat menggunakan belalai memang melelahkan. Terakhir, aku hanya berpesan kepada kalian yang baca surat ini, jangan biarkan kami, para gajah sumatera, punah. Di Sumatera sendiri sekarang hanya tinggal 2.400-2.800 ekor. Sekitar 500 ekor di antaranya ada di Aceh. Tanpa kalian, kami mungkin akan benar-benar punah dalam 30 tahun ke depan. Jaga kami dan jaga diri kalian baik-baik ya
Sampoiniet, 31 Desember 2012 Source
MARI KITA PANTAU KASUS INI BERSAMA - SAMA SEMOGA MEREKA YANG HARUS BERTANGGUNG JAWAB SIAPAPUN MEREKA BISA TERTANGKAP & DIBERI HUKUMAN YANG SEBERAT - BERATNYA