4 Penyebab Sigit mutilasi ibu versi warga dan polisi
TS
LadiessMan217
4 Penyebab Sigit mutilasi ibu versi warga dan polisi
Spoiler for ga ada repsol:
Perbuatan Sigit Indra Tayana (40), pada ibu kandungnya RA Siti Amini (80), benar-benar keji. Dia memutilasi sang ibu, kemudian merebus daging di tubuh Siti dan dikuliti hingga tinggal tulang belulang.
Peristiwa mutilasi yang terjadi di Jl Danau Mahalona EII no 78 RT 18/ RW 4, Bendungan Hilir, Jakarta Pusat itu sendiri tampaknya sudah lama terjadi. Namun baru terkuak Minggu (14/7) dini hari kemarin setelah Bambang, kakak kandung Sigit, mendatangi rumah itu.
Sebenarnya kasus ini masih simpang siur. Polisi menyebut ibu Siti lebih dulu meninggal karena sakit, lantas Sigit memutilasinya.
Tapi warga yakin Sigit sengaja memutilasi ibunya. Mengingat selama ini, Sigit memang berperilaku aneh tak seperti orang normal.
Meski belum menemukan penyebab pastinya, beberapa warga punya alasan kuat yang memastikan Sigit sebagai pelaku mutilasi. Tapi polisi memilih tidak langsung menyimpulkan perkara sadis ini, karena masih butuh keterangan lebih banyak lagi dari Sigit yang masih dirawat di RS Polri, Jakarta Timur.
Berikut 4 penyebab Sigit stres versi warga dan polisi hingga akhirnya tega memutilasi wanita tua yang juga ibunya:
Spoiler for 1. Stres saat memperdalam ilmu agama:
Setahun terakhir, warga sekitar rumah ibu Siti makin khawatir melihat perilaku Sigit. Dia suka mengamuk dan membawa golok kemudian berdiri di depan rumah sambil mengacungkan ke warga yang melintas.
Dugaan warga, Sigit stres saat tengah memperdalam ilmu agama. Akibat stres yang tak kunjung diperhatikan tersebut, kondisinya makin parah hingga akhirnya dia memutilasi ibunya.
"Dengar-dengar (stres) karena pelajari ilmu agama nggak kuat," kata Cici, ibu RT 18/ RW 4, saat ditemui di lokasi.
Dia menambahkan, setahun terakhir, kondisi Sigit semakin parah. Bahkan Sigit bisa semakin mengamuk jika barang-barang senjata tajam koleksinya di rumahnya disingkirkan.
"Kata ibunya dulu, kalau di dalam rumahnya nggak keris, belati, parang, ngamuknya menjadi-jadi. Jadi di dalam (rumah) itu banyak senjata tajamnya," tambahnya.
Spoiler for 2. Stres karena belum nikah:
Meski umurnya sudah kepala empat, rupanya Sigit belum juga berumah tangga. Yanto (50), ketua RT setempat, yakin masalah itu jadi salah satu pemicu Sigit mengalami gangguan jiwa.
"Kalau menurut saya, Sigit stres dan depresi mungkin pemicunya belum nikah. Teman-teman seangkatan dia sudah nikah semua," kata Yanto.
Yanto menambahkan, tanda-tanda pada perilaku Sigit mulai terlihat sejak 2007. Ditemani Yanto, Siti juga pernah membawa Sigit berobat tapi rumah sakit menolaknya.
"Sigit itu pada dasarnya baik. Bisa jadi seperti ini, itu ibunya sudah meninggal tapi Sigit-nya ingin menangani sendiri. Mungkin niat anak seperti itu, saking bingungnya diwadahi baskom," ujar Yanto.
Spoiler for 3. Depresi karena nganggur:
Dulunya, Sigit anak yang baik. Sejak 2005, dia hanya tinggal berdua bersama Siti di rumah yang kini terlihat tak terurus itu.
"Kalau pas tidak stres, Sigit menyapa kalau saya pas lagi lewat depan rumahnya. Mau ke mana Mas Wiwit, gitu," kata Wiwit, tetangga Sigit, saat ditemui di lokasi.
Sigit pun pernah mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Entah persoalan apa yang terjadi, tiba-tiba Sigit berhenti kuliah.
"Sempat kuliah dan lulus, gak tahu di mana," tambahnya.
Karena tak lulus kuliah itulah, Sigit tak kunjung mendapat kerjaan. Kondisi ekonomi mereka semakin kurang membaik saat ayahnya yang pensiunan PNS BPN meninggal dunia. Mereka pun hidup dengan pensiunan ayahnya.
"Mungkin bisa jadi depresi karena dia nggak kerja," beber Wiwit.
Spoiler for 4. Karena sayang ibu yang berlebihan:
Beberapa tahun terakhir, Sigit dan Siti memang hanya tinggal berdua. Suami Siti sudah meninggal puluhan tahun lalu.
Sebagai anak yang dekat pada ibunya, Sigit yang sebelumnya tak terlihat stres sangat menyayangi ibunya. Diduga rasa sayang inilah yang membuatnya bingung dan tak rela saat tahu ibu tercinta meninggalkan dirinya untuk selama-lamanya.
"Jadi saking sayangnya, mungkin korban sudah meninggal kemudian dipegang/dipelihara pelaku. Karena tidak ada yang mengurusi dan mayatnya membusuk lalu mengeluarkan ulat sehingga dipotong dipisahkan dan tulangnya dimasukan ke dalam karung. Itu baru akan dikubur di halaman rumahnya," kata Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan.
Untuk diketahui, dari keterangan Sigit ke penyidik, Siti sudah meninggal sejak bulan April lalu. Karena sayang yang berlebihan Sigit terus memelihara jenazah ibunya, hingga jenazah itu rusak.