- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ketika kesedihan & kebahagiaan itu datang bersamaan
TS
zainul.mahendra
Ketika kesedihan & kebahagiaan itu datang bersamaan
Selesai melakukan operasi kelahiran seorang ibu, saya langsung menuju kamar operasi suami dari ibu yang melahirkan tersebut. Ketika ia mulai membuka matanya perlahan lahan, lalu ia berkata kepada saya,
Pasien : “tolong, berikanlah ini kepada istri saya”
Dokter : “untuk apa ini?”
Pasien : “berikan saja rekaman ini kepada istri saya, jika ia sudah dewasa nanti, saya ingin anak saya melihat rekaman ini. Saya ingin agar ia menjaga ibu nya dengan baik, mencintai ibunya dengan baik. Saya, sebagai seorang ayah, sangat mencintai anak dan istri saya.”
Dokter : “Baiklah, akan saya sampaikan……tapi,…”
Belum selesai saya bicara, pasien tersebut hilang kesadaran. Bergegaslah saya pergi ke kamar operasi persalinan, meski situasinya belum mendukung, tapi akan lebih baik jika saya sampaikan sekarang juga. Meski istrinya akan sedih jika mengetahui kabar suaminya, tapi setidaknya ia masih bisa merasakan detak jantung suaminya yang tergolek lemah di kamar inap ini.
Di damping dua orang perawat yang berjalan di belakang saya, perlahan saya membuka pintu kamar pasien yang saya tuju. Meskipun kondisinya masih lemah, karena beberapa menit yang lalu, ia baru saja melahirkan anak pertamanya. Meski lidah saya kelu, saya beranikan diri untuk bertanya,
Dokter : “Maaf nyonya, suami Anda menitipkan sesuatu kepada saya. Ia meminta kepada saya, agar barang ini diberikan kepada Anda.”
Pasien : “Memangnya Suami saya kemana pak Dokter?” tanya penuh dengan rasa penasaran.
Dokter : “Maaf, ,Ia sedang di rawat di kamar inap, ia terjatuh dan pingsan ketika sedang menunggu Anda didepan pintu kamar operasi tadi.”
Setelah itu, sang pasien menangis histeris. Ia berteriak teriak menanyakan kabar suaminya.
Pasien : “Suami saya kenapa? Ada apa dengan dia Dok? Dia baik baik saja kan Dok?”
Dokter : “Maaf sebelumnya, suami Anda terdiagnosa terkena tumor otak ganas. Hasil rekam medis menunjukkan, suami Anda tidak akan bertahan hidup lebih lama lagi. Saya sarankan, Anda segera menemui suami Anda di ruangan inap”
Dengan diiringi suara tangis sesenggukan, rasa sakit setelah melakukan operasi yang tidak tertahankan, demi suaminya..ia rela melakukannya.
Pasien : “Sekarang, antarkan saya ke ruang dimana suami saya dirawat Dok”
Dua jam setelah melakukan operasi kelahiran anaknya, sang ibu tersebut seolah tidak mempedulikan dirinya sendiri. Dipenuhi rasa khawatir, ia bergegas menuju ruang inap suaminya dirawat, tentunya kami tetap mendampinginya.
Saya dan perawat hanya bisa berdiri di dekat pintu kamar inap pasien. Rasanya, saya tidak tega melihat kenyataan apa yang sedang saya lihat sekarang ini. Seorang suami yang seharusnya bisa berbahagia dengan lahirnya anak pertama, ia justru harus terbaring lemah, menunggu detik detik saat nyawanya pergi dari raganya.
Sang istri yang masih dalam kondisi lemah, berusaha mendekatkan si bayi kepada ayahnya. Ia meletakkan jemari kecil sang bayi dalam genggaman tangan ayahnya. Saya semakin tak kuasa menahan sedih, ketika melihat ayah dari sang bayi tersebut meneteskan air mata, lalu kemudian istrinya terlihat menangis sesenggukan.
berikut adalah petikan isi rekaman dari sang suami kepada istrinya.
Kesehatan akan terasa sangat mahal harganya, bahkan takkan mampu ditebus dengan materi sebanyak apapun, tatkala ia harus pergi meninggalkan kita saat kita sedang menikmati sebuah kebahagiaan.
Waktu, meskipun hanya satu detik sekalipun, tidak akan pernah berputar mundur. Sesal yang begitu dalam di kemudian hari, tidak akan mampu merubah kenyataan pahit yang kita alami.
Hidup memang penuh misteri, terkadang kesedihan itu muncul bersamaan dengan datangnya kebahagiaan.
Pasien : “tolong, berikanlah ini kepada istri saya”
Dokter : “untuk apa ini?”
Spoiler for ilustrasi:
Pasien : “berikan saja rekaman ini kepada istri saya, jika ia sudah dewasa nanti, saya ingin anak saya melihat rekaman ini. Saya ingin agar ia menjaga ibu nya dengan baik, mencintai ibunya dengan baik. Saya, sebagai seorang ayah, sangat mencintai anak dan istri saya.”
Dokter : “Baiklah, akan saya sampaikan……tapi,…”
Belum selesai saya bicara, pasien tersebut hilang kesadaran. Bergegaslah saya pergi ke kamar operasi persalinan, meski situasinya belum mendukung, tapi akan lebih baik jika saya sampaikan sekarang juga. Meski istrinya akan sedih jika mengetahui kabar suaminya, tapi setidaknya ia masih bisa merasakan detak jantung suaminya yang tergolek lemah di kamar inap ini.
Spoiler for Illustrasi persalinan:
Spoiler for Illustrasi Hasil Persalinan:
Di damping dua orang perawat yang berjalan di belakang saya, perlahan saya membuka pintu kamar pasien yang saya tuju. Meskipun kondisinya masih lemah, karena beberapa menit yang lalu, ia baru saja melahirkan anak pertamanya. Meski lidah saya kelu, saya beranikan diri untuk bertanya,
Dokter : “Maaf nyonya, suami Anda menitipkan sesuatu kepada saya. Ia meminta kepada saya, agar barang ini diberikan kepada Anda.”
Pasien : “Memangnya Suami saya kemana pak Dokter?” tanya penuh dengan rasa penasaran.
Dokter : “Maaf, ,Ia sedang di rawat di kamar inap, ia terjatuh dan pingsan ketika sedang menunggu Anda didepan pintu kamar operasi tadi.”
Setelah itu, sang pasien menangis histeris. Ia berteriak teriak menanyakan kabar suaminya.
Pasien : “Suami saya kenapa? Ada apa dengan dia Dok? Dia baik baik saja kan Dok?”
Dokter : “Maaf sebelumnya, suami Anda terdiagnosa terkena tumor otak ganas. Hasil rekam medis menunjukkan, suami Anda tidak akan bertahan hidup lebih lama lagi. Saya sarankan, Anda segera menemui suami Anda di ruangan inap”
Dengan diiringi suara tangis sesenggukan, rasa sakit setelah melakukan operasi yang tidak tertahankan, demi suaminya..ia rela melakukannya.
Pasien : “Sekarang, antarkan saya ke ruang dimana suami saya dirawat Dok”
Dua jam setelah melakukan operasi kelahiran anaknya, sang ibu tersebut seolah tidak mempedulikan dirinya sendiri. Dipenuhi rasa khawatir, ia bergegas menuju ruang inap suaminya dirawat, tentunya kami tetap mendampinginya.
Saya dan perawat hanya bisa berdiri di dekat pintu kamar inap pasien. Rasanya, saya tidak tega melihat kenyataan apa yang sedang saya lihat sekarang ini. Seorang suami yang seharusnya bisa berbahagia dengan lahirnya anak pertama, ia justru harus terbaring lemah, menunggu detik detik saat nyawanya pergi dari raganya.
Sang istri yang masih dalam kondisi lemah, berusaha mendekatkan si bayi kepada ayahnya. Ia meletakkan jemari kecil sang bayi dalam genggaman tangan ayahnya. Saya semakin tak kuasa menahan sedih, ketika melihat ayah dari sang bayi tersebut meneteskan air mata, lalu kemudian istrinya terlihat menangis sesenggukan.
Spoiler for Baby:
berikut adalah petikan isi rekaman dari sang suami kepada istrinya.
Spoiler for isi rekaman:
Kesehatan akan terasa sangat mahal harganya, bahkan takkan mampu ditebus dengan materi sebanyak apapun, tatkala ia harus pergi meninggalkan kita saat kita sedang menikmati sebuah kebahagiaan.
Waktu, meskipun hanya satu detik sekalipun, tidak akan pernah berputar mundur. Sesal yang begitu dalam di kemudian hari, tidak akan mampu merubah kenyataan pahit yang kita alami.
Hidup memang penuh misteri, terkadang kesedihan itu muncul bersamaan dengan datangnya kebahagiaan.
Diubah oleh zainul.mahendra 13-07-2013 12:31
0
2K
13
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan