- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Benarkah setan di belenggu saat bulan ramadhan ?


TS
dokterHIV
Benarkah setan di belenggu saat bulan ramadhan ?


Spoiler for Bukti No repost:

Spoiler for cekibrot gan:
Ramadhan dan Intervensi Setan
Oleh Erfani el Islamiy
Oleh Erfani el Islamiy
Siapa yang tidak pernah mendengar bahwa salah satu keutamaan bulan Ramadhan adalah bahwa setan dibelenggu pada bulan itu. Informasi inilah yang menyeruak lewat mimbar-mimbar Jumat, atau melalui lisan para mubaligh di majelis-majelis. Berita itu seolah kabar gembira yang mengetahuinya merupakan sebuah kebanggaan. Setan, segolongan makhluk Allah swt yang direkomendasikan secara resmi olehNya sebagai musuh manusia, akibat kekufurannya. Setan yang selama ini tak henti menebar gangguan, akhirnya dikurung atas kekuasaan Allah swt.
Namun saat informasi agama itu dengan luasnya menyebar, di saat yang sama muncul realita yang ironi. Kebenaran informasi dibelenggunya setan pada bulan suci ini menuai ragu di benak sebagian umat Islam. Pasalnya, tindak kejahatan pada bulan Ramadhan selalu saja terjadi, bahkan beberapa hari menjelang hari raya, intensitas kejahatan itu relatif meningkat. Tenyata masih saja ada setan yang berkeliaran, demikian kata mereka. Bahkan sebuah acara humor di televisi mengangkat tema ini sebagai bahan lawakan. Tapi, benarkah demikian?
Kami tidak ingin terjebak dalam kekufuran lantaran mempertanyakan kebenaran informasi itu. Kerenanya pertanyaan yang paling pantas muncul adalah bagaimana sesungguhnya setan itu dibelenggu?
Informasi tentang hal ini diperoleh dari hadis shahih imam Muslim. Informasi tentang setan dibelenggu adalah rangkaian ketiga setelah informasi tentang dibukanya pintu langit (keberkahan), dan ditutupnya pintu neraka (laknat). Sebagian pihak (pendapat yang umum) menyebutkan bahwa semua itu dapat dipahami dalam konteks hakiki dan majazi (konotatif). Secara hakiki berarti memang setan dibelenggu seutuhnya dengan cara Allah swt sendiri. Sementara secara majazi dipahami bahwa belenggu itu dimaksudkan bahwa ruang geraknya sangat dibatasi oleh Allah swt terbukti dengan semakin maraknya kegiatan keagamaan di bulan Ramadhan.
Terlepas dari bagaimana hadis itu dikontekskan, yang jelas tulisan ini ingin menyibakkan sudut pandang lain untuk mengurai ragu terhadap pengertian itu. Sebelum lebih jauh informasi tentang perbelengguan itu dikaji, yang harus dipahami dahulu adalah eksistensi setan itu sendiri.
Dalam hidup ini manusia sebagai mahluk yang secara fitrah bernaluri kebaikan dan kebenaran, berhadapan dengan dua parasit besar. Nafsu dan setan. Dua lakon antagonis yang saling mendukung satu sama lain. Kinerja nafsu itu selanjutnya disebut syahwat, yang oleh al Quran diinformasikan dengan sangat negatif, yaitu selalu mengajak kepada kejelekan. Nafsu adalah bagian dari manusia yang ia tidak dapat lepas darinya. Keberadaannya bersifat internal. Ketika muncul dalam hati dan pikiran manusia untuk melakukan sesuatu yang jelas-jelas salah, seperti berzina, maka itulah nafsu. Di saat yang sama, setan hadir membawa bumbu agar keinginan berzina tadi selanjutnya dapat tersulap sehingga seolah merupakan hal yang tidak salah. Lantas muncullah di hati dan pikiran manusia yang bersangkutan bahwa zina yang akan ia lakukan adalah sesuatu yang tidak salah. Demikian itulah kinerja setan yang oleh imam Al Ghazali disebut dengan makidah (tipudaya).
Lebih jauh, sesungguhnya syahwat untuk melakukan kebaikan pun tidak menutup kemungkinan adanya intervensi makidah setan di dalamnya. Dalam kajian klasik, hal ini sering digambarkan dengan seorang ahli ibadah bernama Barshisha. Saat ia bertemu dengan setan yang menjelma sebagai ahli ibadah yang jauh lebih taat dari padanya, Barshisha berambisi untuk bisa taat sepertinya. Maka setan memberikan rahasia bahwa ketaatannya berawal dari kesalahan yang amat besar. Pendek kisah, Barshisha pun terpikat, ia akhirnya meminum khamar dengan harapan muncul penyesalan yang memicu semangat ibadah yang kuat. Kenyataannya justru terbalik. Barshisha akhirnya berzina dan membunuh. Barshisha ternyata telah terpedaya oleh makidah setan yang halus.
Nah, pada bulan Ramadhan ini makidah itu tidak akan ditemui oleh manusia lantaran si empunya dibelenggu. Artinya ketika muncul dalam hati dan pikiran kita untuk melakukan sesuatu yang salah, maka ia akan tampak sebagai sebuah kesalahan yang utuh tanpa ada embel-embel tipudaya setan di sana. Dan itulah yang menjadi tugas utama orang yang berpuasa, menahan nafsu. Sebaliknya ketika sesuatu hal oleh hati dan pikiran dianggap baik, maka adalah pasti bahwa itu bukanlah kerjaan setan. Artinya itu adalah hal benar yang sudah sepantasnya dilakukan.
Dari analisa ini sesungguhnya dapat kita mengungkap sesuatu yang jauh lebih penting. Bahwa dengan dibelenggunya setan pada bulan Ramadhan ini, maka bulan Ramadhan menjadi moment sangat penting sekaligus paling tepat untuk mengoreksi dan mengetahui kesejatian diri. Jika dalam bulan Ramadhan ini kita masih saja sengaja melakukan kesalahan dan kejelekan, maka itulah sejatinya diri kita yang belum bisa mengalahkan nafsu. Dan akan keliru jika selama ini kita semata-mata hanya menyalahkan setan. Di bulan Ramadhan ini saatnya kita membuktikan bahwa kita adalah hamba Allah swt yang baik, yang memang akan sungguh beribadah jika tidak diganggu. Sesungguhnya adalah wajar jika kita tanpa sengaja berbuat salah pada bulan di luar Ramadhan karena setan berkeliaran di mana-mana. Sebaliknya adalah ironis jika kita sengaja berbuat salah sementara tidak ada setan yang menggoda.
Mengerti gerak-gerik musuh adalah kemenangan pertama yang harus dipertahankan. Kita tidak akan pernah tahu kebenaran tentang perbelengguan setan jika terhadap gerak-geriknya saja kita belum mengerti. Tulisan ini semoga mampu menjadi sebentuk introduction menuju kemenangan awal itu.
Demikian, semoga Allah swt memberikan kita kekuatan, sehingga kita mampu membuktikan bahwa kita memang adalah golongan hamba Allah swt yang benar-benar menghamba kepadaNya. Amin.
Penulis adalah Alumnus PP. Tebuireng, Jombang
Spoiler for tambahan artikel dari agan coponk12:
Apa (pendapat) anda tentang dibelenggunya setan pada bulan Ramadan?
Diriwayatkan oleh Bukhari, no. 1899. Muslim, no. 1079, dari Abu Hurairah radhiallahu ’anhu, sesungguhnya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتحَتْ أَبْوَابُ الْجَنةِ ، وَغُلقَتْ أَبْوَابُ النارِ ، وَسُلْسِلَتْ الشيَاطِينُ
“Apabila bulan Ramadan tiba, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu ditutup dan setan-setan dibelenggu”.
Para ulama berbeda (pendapat) mengenai makna dibelenggunya setan-setan pada bulan Ramadan, menjadi beberapa pendapat:
Al-Hafidz Ibnu Hajar berpendapat seraya menukil dari Al-Hulaimy: “Kemungkinan maksudnya adalah para setan tidak bersungguh-sungguh menggoda kaum muslimin, sebagaimana yang mereka lakukan di bulan lainnya, karena kesibukan (manusia beribadah). (Atau) yang dimaksud para setan (yang dibelenggu) adalah sebagian mereka, yaitu dari jenis pembangkang di antara mereka, (atau yang dimaksud) dibelenggu adalah dibelenggu dengan puasa yang berfungsi menekan dorongan syahwat, atau dengan bacaan Al-Qur’an dan dzikir.
Yang lainnya (selain Al-Hulaimy) berkata, maksud dibelenggu adalah diikat dengan rantai. Iyadh berkata: Ada kemungkinan maknanya sesuai zahir dan hakekatnya. Yaitu sebagai tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadan, agar mereka mengagungkan kesuciannya dan melarang para setan mengganggu kaum beriman. Kemungkinan juga (maknanya) sebagai simbol banyaknya pahala dan pengampunan. Dan berkurangnya gangguan setan, sehingga seakan-akan mereka dibelenggu. Dia Berkata, yang menguatkan kemungkinan kedua ini adalah ungkapan dalam riwayat Yunus dari Ibnu Syihab dalam riwayat Muslim, (yaitu ungkapan) 'Pintu-pintu rahmat dibuka'. Dia juga berkata, bahwa kemungkinan (makna) dibelenggunya setan adalah simbol dilemahkannya (setan) dalam menggoda dan menghias syahwat. Zain bin Munayyir berkata, 'Pendapat pertama (makna dibelenggu secara zahir) lebih tepat. Lafaz ini tidak perlu dialihkan dari zahirnya.' (Fathul Bari, 4/114)
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang sabda Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam “Setan-setan dibelenggu” padahal kita lihat ada orang-orang yang dapat kerasukan (jin) pada siang hari Ramadan, bagaimana setan-setan dibelenggu (sementara) sebagian orang ada yang kerasukan (jin)?
Beliau menjawab dengan mengatakan: “Dalam sebagian riwayat hadits (disebutkan) “Setan-setan pembangkang dibelenggu (di bulan Ramadan)” atau “diikat”, yaitu dalam riwayat Nasa’i.
Hadits seperti ini termasuk perkara ghaib, sikap orang muslim adalah menerima dan membenarkannya. Dan tidak kita memperbincangkan (apa kenyataan sesungguhnya) di balik itu. Karena sikap tersebut lebih menyelematkan agama seseorang dan lebih bagus akibatnya. Oleh karena itu ketika Abdullah bin Imam Ahmad berkata kepada bapaknya: “Sesungguh orang kerasukan (jin) pada bulan Ramadan (maksudnya mengapa sampai terjadi padahal katanya setan dibelenggu)”. Imam Ahmad berkata: Begitulah hadits ini dan jangan membicarakan (lebih dalam masalah) ini.
Tampaknya, yang dimaksud 'dibelenggu' adalah dibelenggunya setan dari upayanya menyesatkan manusia, dengan dalil banyaknya kebaikan dan orang yang bertaubat kepada Allah Ta’ala di bulan Ramadan." (Majmu Fatawa, hal. 20)
Kesimpulannya, (makna) setan dibelenggu adalah bersifat hakiki (nyata), Allah yang lebih mengetahui tentang hal tersebut. Dan hal itu tidak harus berarti bahwa kejelekan dan kemaksiatan tidak terjadi di antara manusia. Wallahu’alam
Spoiler for Komeng bermutu:
Quote:
Original Posted By whimsical►kalo menurut ane. sebelum menyimpulkan hal tersebut mari kita tela'ah apa itu "setan" gan.
setan itu bukan makhluk tetapi merupakan sifat. yaitu sifat yg buruk dari makhluk. satu hal yg perlu diketahui nafsu itu bukan sifat buruk tetapi nafsu itu menjadi buruk kalo di salah gunakan.
dalam bulan ramadhan ini kita di wajibkan mengontrol itu. secara lgsung maupun tidak kita sendiri lah yg membelenggunya.
bukti real bahwa setan itu bukan makhluk. tidak perlu jauh2. sebagian dari kita pernah melihat hal ghaib kan. bisa berupa penampakan. pada bulan ramadhan hal itu tidak serta merta hilang.
contoh : teman ane ketika berfoto foto menangkap hal ghaib (real) dan itu terjadi di bulan ramadhan. pertanyaan nya "katanya setan di belenggu kok muncul?"
dari sini kita kembali ke penjelasan apa itu setan.
setan itu bukan makhluk tetapi merupakan sifat. yaitu sifat yg buruk dari makhluk. satu hal yg perlu diketahui nafsu itu bukan sifat buruk tetapi nafsu itu menjadi buruk kalo di salah gunakan.
dalam bulan ramadhan ini kita di wajibkan mengontrol itu. secara lgsung maupun tidak kita sendiri lah yg membelenggunya.
bukti real bahwa setan itu bukan makhluk. tidak perlu jauh2. sebagian dari kita pernah melihat hal ghaib kan. bisa berupa penampakan. pada bulan ramadhan hal itu tidak serta merta hilang.
contoh : teman ane ketika berfoto foto menangkap hal ghaib (real) dan itu terjadi di bulan ramadhan. pertanyaan nya "katanya setan di belenggu kok muncul?"
dari sini kita kembali ke penjelasan apa itu setan.
SUMBER
Spoiler for sedekah cendol gan buat sahur:



Diubah oleh dokterHIV 17-07-2013 01:02
0
5.8K
Kutip
49
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan