- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Yang Mau Tidur Siang Saat Puasa, BACA INI DULU!
TS
aandi746
Yang Mau Tidur Siang Saat Puasa, BACA INI DULU!
WELCOME TO MY THREAD
Spoiler for :
Tidur siang adalah kebiasaan masyarakat Arab dan beberapa orang sholeh dan ulama terdahulu. Mereka menyebutnya Qailulah yang artinya tidur sebentar waktu siang. Mereka melakukannya tidak hanya pada bulan Ramadhan tapi pada hari-hari biasa juga, khususnya pada waktu musim panas. Para Ulama Sholeh terdahulu menjadikan tujuan dari qailulah ini agar pada malam harinya bisa bangun untuk mendirikan sholat tahajud. Dalam sebuah riwayat, Imam Abu Hanifah selama 40 tahun tidak pernah tidur malam, karena malam harinya untuk sholat, beliau tidur hanya pada siang hari, yaitu qailulah. Qaqilulah ini waktunya setelah sholat dhuhur hingga Ashar. Jadi tidur siang atau qailulah ini hanya kebiasaan orang-orang terdahulu. Kalau memang tujuannya agar bisa bangun malam untuk sholat tahajjud, tentu ini merupakan sunnah karena Rasulullah s.a.w. juga melakukannya.
Tapi kalau tidur siangnya hanya untuk bermalas-malasan, apalagi malam harinya juga tidak sholat tahajud maka apa nilai sunnah dari tidur siang ini? Umar bin Khattab pernah suatu hari melakukan inspeksi ke Iskandariah, dimana Muawiyah bin Khudaij menjabat gubernur di kota itu. Umar datang ke kota itu waktu siang saat kebanyakan orang melakukan qailulah. Umar menemukan Muawiyah tidak melakukan tidur siang, lalu beliau berkomentar "Saya fikir kalian sedang tidur pada siang ini, kalau kalian tidur siang hari maka akan menelantarkan hak rakyat, kalau kalian tidur malam, kalian menelantarkan hak Allah, bagaimana kalian mengatur tidur antara dua hak ini wahai Mua'wiyah". Umar r.a. seperti mengingatkan bahwa manfaat waktu itu lebih penting daripada sekedar tidur siang. Intinya, harus proporsional dalam menggunakan waktu meskipun pada bulan Ramadhan.
Hadist yang menyebutkan bahwa "Tidurnya orang puasa adalah ibadah", seperti penjelasan Iraqi dalam Takhrij Hadist-Hadist Ihya, bahwa hadist ini diriwayatkan dari Abdullah bin Amr dan Abdullah bin Abi Aufa, namun semua sanadnya antara dla'if (lemah) dan maudlu' (palsu).
Lepas dari kekuatan hadist tersebut, pengertian hadist tersebut harus dimaknai bahwa tidurnya orang puasa adalah terjaganya diri orang yang puasa dari setiap perbuatan maksiat dan munkar, dari situlah terwujud makna ibadah itu. Kalau tidur hanya untuk bermalas-malasan dan meninggalkan kewajiban serta menelantarkan tugas, tentu itu sangat bertentangan dengan makna ibadah puasa itu sendiri. Para Sahabat Rasulullah s.a.w. menjalani puasa Ramadhan dengan tugas-tugas yang cukup berat, seperti perang Badar dan penaklukan Makkah. Ini semua petunjuk bahwa puasa bukan untuk menjadikan kita malas, tapi puasa adalah spirit agar kita bisa memberikan yang lebih baik meskipun dengan keterbatasan diri kita. Wallahu A'lam Bissowab Muhammad Ni'am.
SUMBER>>>>>> indonesiasik.com
0
1.5K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan