Mesir yang memutuskan satu Ramadhan jatuh pada Rabu (10/7) masih dalam keadaan yang tidak menentu akibat kudeta penggulingan Presiden Mursi yang dilancarkan pihak militer. Kekerasan yang dilakukan pihak militer Mesir tidak mengurangi semangat pendukung mantan presiden Muhammad Mursi berkumpul di medan kebangkitan di kawasan Rabi’ah Al-Adawiyah.

Memasuki malam pertama Ramadhan di Mesir, Selasa (9/7) waktu setempat para pendukung Mursi terlihat bertambah memenuhi jalan-jalan di Kairo, terutama di pos Nasr City, Pusat Studi Informasi Alam Islami (SINAI) sebagaimana dipantau MINA (Mi’raj News Agency). Malam pertama Ramadhan, para pendukung mantan presiden Mursi tetap berkumpul dan membanjiri kawasan Rabi’ah Al-Adawiyah, dan menggelar shalat tarawih berjamaah. Medan kebangkitan pun berubah menjadi lautan shaf shalat tarawih yang memanjang hingga puluhan kilometer dan memenuhi jalan-jalan utama disekitar kawasan masjid Rabi’ah Al-adawiyah. Diperkirakan lebih dari satu juta pendukung Mursi mengikuti sahalat tarawih di kawasan tersebut.