ini baru bag ianawal aja. maaf ya kalo masih berantakan, mohon dimaklumi, ane amatir


Langkah sepatu hak tinggi Michelle terdengar sangat jelas di lorong Gedung Bimaskara. 1 jam yang lalu ia baru saja menjalani sesi pemotretan. Lantai 17 sudah sangat gelap. “ah satpam dungu, udah tau masih ada gue disini lampu nya udah di padamin aja” celetuhnya dalam hati. Tak ada rasa takut sedikitpun dalam benak Michelle, sampai ketika ia mendekati lift terdengar suara langkah kaki dari arah pintu darurat. Merinding. Seakan dikejar monster, Michelle buru-buru menekan tombol turun lift. Namun layar diatas lift masih menunjukan lift yang masih berada di lantai 3. “damn! ini lift lama banget kayak putri solo!” kali ini, tanpa sadar Michelle benar-benar memaki. Jantung nya berdetak kencang, meskipun ia belum tahu siapa yang sedang menaiki tangga darurat itu. Pintu darurat terbuka lebar, suara nya terdengar sampai luar lift. Michelle masih disana. Layar masih menunjukan lift di lantai 9. Kini suara langkah kaki terdengar sangat jelas di dekat Michelle. Dari kanan Michelle tepatnya. Michelle memberanikan diri menoleh ke kanan. Michelle kaget bukan main. Disana berdiri sosok yang bertopeng. Membawa kapak besar. Seperti yang digunakan Grim Reaper.

“Siapa lo?!!!” Michelle perlahan-lahan mundur

Sosok bertopeng itu seakan tak menggubris pertanyaan Michelle. Ia terus berjalan maju mendekati Michelle. Selain membawa kapak besar, ia juga membawa tape recorder.

“Jawab gue!! Lo siapa dan mau apa!! Atau gue teriak!” langkah Michelle sudah habis. Habis oleh tembok yang ada dibelakangnya.

Suara lift terbuka terdengar oleh kuping Michelle. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Sosok bertopeng itu kini berada tepat didepan Michelle. Si topeng pun memperlihatkan tape recorder itu dan menekan tombol play. Tape recorder berputar

“Udah miskin, pantes aja klepto! Pake berharap dapetin Ferdy segala lagi!” Michelle kenal betul suara yang berputar dalam tape recorder itu. Makian itu adalah suaranya sendiri. Kini, Michelle ingat betul makian yang ia lontarkan. Sosok bertopeng itu membuka topengnya perlahan-lahan. Kini terpampang jelas wajah asli si topeng.

“hah??! Elo???!!!” seru Michelle ketakutan. Sebelum ia sempat berteriak minta tolong, Sosok yang telah memperlihatkan wujud aslinya itu mengangkat kapak nya tinggi-tinggi dan diayunkan kebawah. Mati. Michelle jatuh ke lantai tak bernyawa, dengan darah yang terus mengalir. Sosok itu tersenyum senang penuh kemenangan. Anak ayam mati satu.