Harga emas kembali melemah terimbas penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) dan investor yang terus mencari tahu perkembangan kebijakan Federal Reserve soal program stimulus AS.

Harga emas di pasar Spot turun 0,58% menjadi US$ 1.245,16 per ounce, setelah sebelumnya naik mendekati level tertinggi dalam satu pekan sebesar US$ 1.267,20 per ounce. Emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus juga turun 0,92% menjadi US$ 1.244,10 per ounce.

Logam mulia sempat mencapai level tertinggi pada Selasa (2/7/2013) kemarin, setelah mencatat kerugian kuartalan terbesar sejak 1968. Tetapi kenaikan ini dimanfaatkan beberapa manajer keuangan yang memutuskan untuk menjual emas dalam jangka panjang.

"Indeks dolar menguat sedikit, memperkuat ekuitas dan membuat suku bunga naik. Yang tampaknya menjadi badai yang sempurna bagi kondisi logam saat ini," kata Phillip Streible, Broker Komoditas Senior RJ O'Brien di Chicago mengutip laman Reuters, Rabu (3/7/2013).

Dia menambahkan jika kegagalan emas mencapai level US$ 1.260 per ounce menyebabkan pemain mengambil keputusan menjual. Investor terlihat waspada dengan mengambil posisi baru sebelum liburan Hari Kemerdekaan AS pada hari Kamis, yang berfokus pada laporan kerja bulanan di Jumat ini.

Jika laporan menunjukkan hal positif dipastikan akan mengangkat kedua treasury yields AS dan dolar, dan pada gilirannya membebani emas.

"Ada beberapa short-covering pada hari sebelumnya, tetapi umumnya investor sedikit berhati-hati untuk mengambil posisi karena dolar yang kuat menjelang (pekerjaan) data AS pada hari Jumat. Dan jika angka lebih baik dari yang diharapkan, menjual momentum bisa menendang dalam lagi," kata Wakil Presiden Senior MKS Capital Bernard Sin.

Emas kehilangan kilau harganya hingga 23% pada periode April-Juni setelah Kepala Fed Ben Bernanke menyatakan Federal Reserve akan mulai mengetatkan kebijakan moneter ketika pertumbuhan ekonomi AS membaik. Itu berarti akan terjadi kenaikan suku bunga AS dan membuat emas kurang menarik.

Nilai tukar dolar AS naik ke puncak 5 minggu terhadap sekeranjang mata uang lain karena melihat pandangan positif Federal Reserve akan kembali membuat skala stimulus mengukur cepat dari harapan mengingat jangka terakhir data ekonomi AS umumnya padat.

Data sejauh minggu ini menunjukkan rebound di bidang manufaktur AS dan kenaikan pesanan pabrik, menunjukkan sektor ini stabil.

Sumber



Sumber Picture nya Gan - Cek Aja di mari

Nerima Sumbangan