Perhatikan Kondisi Tanah

Ternyata menentukan pola tanah alias kontur pada taman juga harus diperhitungkan. Dan, ini adalah trik selanjutnya yang harus Anda terapkan. Apakah Anda menginginkan taman berkontur bukit (hill ), normal (datar), bertingkat, atau variasi? Tapi ingat, semuanya harus sesuai dengan kebutuhan Anda.
Setelahnya, jangan lupa memerhatikan kondisi dan kelembapan tanahnya. Apakah tanah Anda itu subur atau tidak? Kalau tanahnya sudah subur, Anda tidak perlu lagi menambahkan tanah gembur. Namun, jika harus menambahnya, Anda bisa mendapatkan tanah berkualitas baik dan subur di daerah Bandung atau Lembang.
Agar tak salah, pahami juga seperti apa tanah yang subur. Menurut Anna, banyak orang yang mengira tanah subur itu berwarna cokelat atau merah. Padahal sebenarnya, tanah subur yang cocok untuk tanaman bunga itu berwarna hitam, sedangkan warna tanah yang cokelat atau merah lebih cocok untuk tanaman buah.
Pilah-pilih Tanaman
Taman tanpa tanaman tentunya tidak lengkap. Oleh karena itu, Anda wajib menyesuaikan tanaman dengan konsep taman yang diidamkan. Untuk taman berkonsep tropis, yang lebih cocok tentu saja jenis tanaman yang besar-besar seperti pohon kurma, misalnya. Sedangkan untuk taman minimalis, sebaliknya.
Tidak cukup sampai di situ, Anda juga harus memerhatikan sifat tanamannya. Apakah tanaman itu sesuai dengan kondisi cuaca lokasi. Jika tidak, seiring perkembangan tanaman tersebut (dari mulai pertumbuhan tinggi, warna daun dan bunga, dan lain-lain), taman menjadi tidak enak dipandang.
Untuk rumput, Anna menyarankan menggunakan rumput gajah mini. Jenis rumput ini memang yang paling idola sebagai alas taman. Asal jangan pernah menanam rumput di bawah pohon yang rimbun. Sampai kapanpun, rumput itu tidak akan tumbuh. Untuk membatasi pepohonan rimbun dengan taman usahakan membatasinya dengan stepping agar taman bisa terlihat lebih cantik dan rapi.
Atur Posisi
Bicara mengenai jenis bunga, saat ini yang paling sering dicari orang adalah Soka Singapura dan Kamboja Singapura. Selain bagus dijadikan cover taman, pertumbuhan bunga ini juga tidak bisa terlalu tinggi (maksimal 30 cm). Ini berbeda dengan jenis lokal yang tingginya bisa menjulang.
Ada juga tanaman perdu, Cordyline . Tanaman ini mirip seperti Gardenia hanya berwarna kuning-putih dan Rulia dengan warna pink, putih, dan biru. Masih ada space di depan pedestrian atau di luar pagar taman? Tanami saja Kubis Singapura.
Setelah tahu tanaman mana yang akan dipilih, kenali dulu proses pertumbuhan tanaman itu. Alasannya, kecepatan pertumbuhan tiap tanaman itu berbeda. Contohnya Bunga Kana, meski saat dibeli berukuran mungil, setelah ditanam tanaman ini cepat sekali tumbuh. Jadi, jangan sampai Anda keliru dengan menempatkannya di tengah. Setelah beberapa lama, bunga ini justru dengan cepat tumbuh hingga menutupi bunga yang berada di belakangnya.
Menanam palem juga tidak boleh sembarangan. Perhatikan lubang dan kondisi tanahnya. Sebelum ditanam, letakkan dulu pasir dan puing di dalam lubang. Fungsinya, agar akar serabut palem dapat berpegangan ke pasir dan puing sehingga ketika angin menerpa palem, posisinya tetap tegak.
Selain itu, perhatikan cara menanamnya. Jika palem berukuran enam meter, minimal tinggi lubangnya harus 50 cm dengan campuran pasir-puing setinggi 20 cm. Pangkal palem juga tidak boleh ditanam terlalu dalam supaya akarnya tidak membusuk dan mati.
Perawatan Intensif
Perawatan secara intensif sangat perlu dilakukan, terlebih untuk tanaman yang baru ditanam. Pertama, perhatikan tanaman mana yang membutuhkan air lebih banyak, mana yang tidak.
Misalnya, tanaman Sansevieria yang tidak bisa disiram terlalu banyak. Untuk tanaman yang besar dan tinggi (seperti palem), siramlah pohon dari posisi teratas pohon hingga ke tanah dengan air yang banyak. Tujuannya, agar pohon tidak dehidrasi akibat akarnya masih beradaptasi dan belum tumbuh akar baru.
Anda bisa juga menggunakan sistem pengairan springkle yang praktis. Catatannya, harus cermat dalam menempatkannya. Kalau tidak, nanti airnya tidak akan maksimal menyiram tanaman (kadang tanaman yang di pojokan tidak akan kena). Misalnya tanahnya 200 m2, minimal harus ada tiga springkle agar semua tanamannya kena.
Kedua, penggunaan pupuk dan pestisida paling tidak tiga bulan sekali. Usahakan menggunakan pupuk yang ramah lingkungan, bukan yang berbahan kimia. Ketiga, perhatikan rumput liar dan gulma yang tumbuh setelah tiga hari masa tanam.
Tambahkan Hiasan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, Anda bisa mempercantik taman dengan penggunaan stepping . Selain itu, ada juga batuan, dinding, kolam, atau air mancur. Pastikan desainnya menarik dan pas, agar taman makin cantik.
Untuk cover taman, gunakan batu pancawarna, stepping dari batu alor (besar atau kecil). Sementara kolam, usahakan menggunakan sistem sirkulasi air yang benar dan jangan lupa rajin membubuhi bubuk abate untuk menghilangkan jentik nyamuk.
Saat membuat stepping , terapkanlah cara yang lebih natural agar penyerapan air lebih bagus dan ramah lingkungan. Sebelum tanah ditempeli batu, ratakan tanah (tidak perlu pasir), lalu tutupi dengan biotekstil (jangan semen) dan tanah. Setelah itu, baru tempelkan batu di atasnya. Jangan khawatir, meski tanpa semen, posisi batu tidak akan berubah dan hanyut meski hujan, batunya juga tetap bersih.
Sistem lighting -nya juga harus ditata tepat mengarah ke taman, bukan ke rumah. Untuk pohon besar (seperti palem atau kelapa sawit), letakkan lampu tepat di bawah dan mengarah ke atas pohon. Dengan begitu, taman tidak hanya terlihat cantik di siang hari, tapi juga di malam hari.