- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Calo STNK Tak Ada Matinya
TS
ReiraMoreloze
Calo STNK Tak Ada Matinya
Quote:
Raup Jutaan Rupiah, Calo STNK Tak Ada Matinya
JAKARTA, KOMPAS.com —Calo tak pernah mati. Itulah yang terjadi di kantor Samsat. Meski sudah dicoba untuk diberantas, para calo tetap berkibar.
Penghasilan calo cukup menggiurkan, Rp 300.000 per hari. Mereka bisa bertahan karena sebagian masyarakat masih memanfaatkan jasa mereka untuk mengurus STNK, BPKB, mutasi kendaraan, balik nama, hingga membayar pajak. Keunggulan yang ditawarkan terutama kecepatan.
Untuk bisa menjalankan bisnisnya, para calo harus menjalin kerja sama dengan orang dalam. Tentu tidak gratis, semua ada harganya. Tak heran, menurut para calo, duit dari pengguna jasa sebagian besar habis untuk uang jatah bagi orang dalam itu.
Ilustrasi
"Makanya, biarpun misalnya kita pasang tarif Rp 600.000, sisanya paling cuma Rp 50.000. Sisanya untuk teman-teman di dalam," ucap Otong (bukan nama sebenarnya).
Otong adalah salah seorang calo di lingkungan kantor Samsat Bersama Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan. Dia ditemui pada Jumat pagi di parkiran.
Meski lebih banyak uang yang dipakai untuk orang dalam, penghasilan Otong tetap besar. Dalam sehari, ia mengaku bisa mendapat lima-enam pelanggan. Pendapatan Otong bisa Rp 300.000 per hari.
Selain dia, terdapat puluhan calo lain yang beroperasi di Samsat Polda Metro Jaya. "Kira-kira 50 orang ada-lah," ujarnya.
Bila 50 calo masing-masing mendapat Rp 300.000 per hari, maka yang mereka kumpulkan jumlahnya cukup fantastis, Rp 15 juta. Dalam sebulan, Rp 450 juta.
Tarif tinggi
Tarif menggunakan jasa para calo ini cukup beragam. Biaya balik nama STNK sepeda motor, kata Otong, Rp 700.000. Tarif akan berbeda lagi untuk STNK mati, yakni Rp 900.000. Untuk mutasi, biaya yang akan dikenakan Rp 1,5 juta.
Untuk mutasi memang dikenakan biaya tambahan karena harus memenuhi syarat-syarat, antara lain BPKB asli, STNK, dan kuitansi pembelian. Otong dan teman-temannya juga bisa membuatkan kuitansi palsu.
Jika dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah RI Nomor 50 Tahun 2010 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kepolisian Negara Republik Indonesia, maka tarif calo ini berlipat-lipat.
Untuk biaya penerbitan STNK, baik roda dua maupun roda tiga dan angkutan umum, tarif resminya hanya Rp 50.000. Adapun roda empat Rp 75.000.
Untuk biaya penerbitan BPKB, aslinya hanya Rp 80.000 untuk kendaraan roda dua, roda tiga, dan angkutan umum. Adapun roda empat Rp 100.000.
Namun begitulah, demi kecepatan, masyarakat rela merogoh kocek berlipat-lipat dari harga resmi.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ak.Ada.Matinya
Spoiler for Sekedar Additional:
Quote:
"Tanpa Calo, Urus STNK Bisa Berminggu-minggu"
JAKARTA, KOMPAS.com —Meski memberi tarif berlipat-lipat dari harga resmi, calo STNK di Samsat Bersama Polda Metro Jaya menjanjikan kecepatan. Masyarakat yang membutuhkan jasa mereka pun tidak perlu menunggu berlama-lama.
"Ngurus STNK cuma empat hari. Kalai ngurus sendiri berminggu-minggu," kata Otong, bukan nama aslinya, salah seorang calo STNK yang ditemui di parkiran pada Jumat (5/7/2013).
Antrean warga yang hendak mengurus perpanjangan Surat Tanda Nomor Kendaraan di bus pelayanan STNK keliling di Polda Metro Jaya, JAkarta Selatan, Kamis (19/5/2011). Penggunaan bus keliling tersebut dilakukan setelah lantai 3 kantor Samsat Jakarta Selatan di komplek Polda Metro Jaya terbakar. | KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Biasanya, warga yang mengurus STNK atau surat-surat kendaraan lainnya enggan mengurus sendiri karena tidak mau repot. Misalnya saja ED, salah seorang pengguna calo STNK.
"Saya tadi sudah coba urus sendiri, tapi orang dalam yang sering kami mintai tolong tadi tidak ada, makanya pakai calo saja. Sekalian bagi-bagi rezekilah," kata ED di Samsat Jakarta Timur.
Untuk perpanjangan STNK mobil Panther yang pajaknya Rp 1.023.000, calo meminta uang Rp 1,2 juta. Sementara itu, untuk STNK motor yang pajaknya Rp 243.000, calo meminta Rp 250.000.
Saat calo mengurus STNK, ED menunggu di depan kantor Samsat. Sekitar 30 menit kemudian, calo sudah kembali membawa STNK mobil yang pajaknya telah diperpanjang. Lima belas menit kemudian calo kembali lagi membawa STNK motor dengan masa pajak yang telah diperpanjang.
Dari STNK mobil, sang calo mengaku hanya mendapat Rp 65.000. ED pun dimintai uang jasa mengurus surat-surat tersebut. ED sambil tertawa akhirnya menyerahkan Rp 250.000 ke calo yang telah membantunya mengurus STNK.
Menurut para calo, mereka ada karena memang tidak sedikit masyarakat yang membutuhkannya. "Kalau enggak ada yang butuh, kita juga enggak mungkin ada di sini. Kita kan hanya mau meringankan urusan orang. Kasihan soalnya, kalau ngurus sendiri ribet," kata Otong.
Lastri (34) yang baru menggunakan jasa calo untuk mengurus STNK motor Honda Beat-nya mengaku sangat terbantu menggunakan jasa calo. "Kalau ngurus sendiri saya enggak kuat deh, Mas. Dulu pernah nemenin temen saya, ribet banget. Lempar sana, lempar sini. Kalau ngurus sendiri juga habis Rp 400.000. Mending bayar Rp 500.000 tapi urusannya cepat, kita juga enggak capek," kata ibu dua anak tersebut.
Saat beroperasi, para calo itu tidak sembunyi-sembunyi. Meski ada polisi, mereka tetap dengan mudah ditemui di depan pintu gerbang kantor Samsat.
"Kenapa harus takut? Kami kan bukan penjahat. Kan cuma membantu saja. Kalau mau dibantu syukur, kalau enggak ya enggak apa-apa, enggak maksa," ujar Madun, teman Otong. (ote/gps/bum)
http://megapolitan.kompas.com/read/2...minggu-minggu.
Quote:
Hubungan Calo STNK dan "Orang Dalam"
JAKARTA, KOMPAS.com — Bagaimana calo bisa mengurus surat-surat kendaraan lebih cepat dari jalur resmi? Rahasianya, koneksi dengan "orang dalam" di kantor Samsat.
TR (50), salah seorang calo di Kantor Samsat Jakarta Timur, mengaku bekerja dalam tim. Satu tim berjumlah tiga hingga empat orang. Tiga calo bertugas mencari pelanggan, seorang lainnya mengurusi STNK dan berhubungan dengan "orang dalam".
Nantinya, agar tidak perlu mengantre di loket, calo akan menerebos antrean dan langsung ke depan. Calo hanya menaruh berkas perpanjangan saja di loket.
"Nanti petugas akan beri kode di berkas itu kalau kami (calo) yang menyerahkan," kata TR kepada Warta Kota. Kepada petugas tersebut, calo hanya memberi uang di kisaran Rp 10.000.
Berbeda bila pergantian STNK per lima tahun, calo harus memberi uang agak banyak. Pertama untuk petugas uji fisik, lalu petugas pembuatan pelat nomor. Pelat nomor pun bisa jadi hanya dalam waktu sejam. Jika mengurus sendiri, maka pelat nomor baru jadi seminggu kemudian.
Pada uji fisik, TR memberikan uang Rp 30.000, sedangkan pada pembuat pelat nomor, dia memberi Rp 20.000-Rp 30.000.
Pengurusan pergantian pelat nomor bisa lebih cepat, kata TR, lantaran setelah kendaraan diuji fisik, calo akan membawa fotokopi STBK lama ke pembuat pelat nomor dengan bukti pembayaran. Jadi, tak perlu menunggu STNK jadi dulu. Berbeda dengan jalur normal yang mengharuskan kita menunggu STNK selesai.
Menurut TR, pertugas di Samsat dan para calo sudah saling kenal. Bahkan mereka kenal dekat dan saling sapa. Makanya, hal ini makin mempermudah dan mempercepat pengurusan.
Berbeda dengan di kantor Samsat Jakarta Pusat dan Jakarta Utara, di sini yang menjadi calo malah tukang parkir.
"Di sini tidak ada calo. Kalau mau dibantu agar cepat urus STNK-nya, ya lewat petugas parkir saja," kata SGD (45), salah seorang petugas parkir.
Menurut SGD, di sana dia tidak perlu banyak-banyak membayar ke petugas. Dia dan rekan-rekannya cukup membayar Rp 10.000 saja. "Itu pun kadang-kadang kami tak kasih juga tetap dipercepat. Sudah kenal baik kok sama petugasnya," ujar dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...n.Orang.Dalam.
Quote:
Masyarakat Malas Repot dan Calo STNK Saling Menguntungkan
JAKARTA, KOMPAS.com -Maraknya calo STNK di kantor-kantor Samsat bukan tidak diminimalisir oleh Ditlantas Polda Metro Jaya. Namun, hubungan yang saling menguntungkan antara masyarakat yang males repot dengan calo STNK, membuat keberadaan calo sulit diatasi.
Menurut Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya AKBP Sambodo Purnomo, berbagai upaya telah dilakukan pihaknya mengatasi calo. Mulai dari menempatkan sejumlah aparat provost polisi di setiap Samsat, hingga mempermudah birokrasi pengurusan, hingga meningkatkan layanan dengan drive thru atau pengurusan perpanjangan SIM, STNK, dan BPKB secara langsung tanpa harus turun dari kendaraan.
Namun, upaya itu tidak mampu membuat keberadaan calo habis. Sebab, masyarakat dan calo STNK malah saling menguntungkan. Masyarakat, kata Sambodo, banyak yang malas dan merasa repot jika mengurus surat-surat kendaraannya sendiri.
"Akhirnya masyarakar memanfaatkan jasa calo akrena mereka males dan enggak mau repot. Padahal dengan calo, uang yang dikeluarkan jauh lebih mahal. Di sini jelas ada simbiosis mutualisme," kata Sambodo saat berbincang dengan Warta Kota, Jumat (5/7/2013).
Sambodo mengatakan, selama para calo tidak memaksa atau melakukan pemaksaan kepada masyarakat, maka cukup sulit bagi pihaknya untuk menangkap tangan para calo.
"Kalau memaksa itu sudah masuk ranah pidana, dan masyarakat bisa lapor ke pengaduan, lalu bisa langsung kami tangkap. Tapi selama ini tidak ada laporan pengaduan soal pemaksaan ini," tutur dia.
http://megapolitan.kompas.com/read/2....Menguntungkan
Menurut gue sich, menggunakan jasa calo untuk pengurusan apapun itu, apakah STNK, SIM, Visa, Paspor, tiket dan surat2 / dokumen2 lainnya tergantung kebutuhan tiap2 personal...
Bagi mereka yg punya waktu dan bisa bersabar menunggu, sebaiknya melakukan pengurusan sendiri dengan mendatangi kantor2/loket2 tempat pengurusan yang sah.
Bagi mereka yang merasa tidak punya waktu, ya mau tidak mau menggunakan jasa calo merupakan alternatif yang bisa dilakukan. Konsekuensinya biaya jelas lebih tinggi...
Setau gue, di beberapa daerah pengurusan STNK, SIM, dan lainnya bisa cepat selesai....
Silahkan berikan opininya guys....
Diubah oleh ReiraMoreloze 08-07-2013 06:34
0
4.2K
Kutip
29
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan