Ujar-ujar yang mengatakan uang tidak bisa membeli kebahagiaan sepertinya harus dikoreksi, karena penelitian membuktikan, orang dengan uang berlimpah menunjukkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi dibanding orang dengan penghasilan relatif rendah.

Hasil sebuah studi terkait ekonomi mengungkap adanya perbandingan lurus antara kekayaan dengan kebahagiaan.

Studi terhadap 1.014 orang menunjukkan kontradiksi dari hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan, korelasi antara uang dan kebahagiaan akan hilang begitu kebutuhan mendasar seseorang terpenuhi.

Dalam penelitian ini, para responden diminta mengukur level kebahagiaan, lalu menuliskan jumlah penghasilan mereka per tahunnya.

Ekonom Betsey Stevenson dan Kustin Wolfers menuliskan hasil penelitian mereka ini dalam American Economic Review, Papers, and Proceedings. Kesimpulan mereka, tidak ada bukti adanya titik "kepuasan" antara uang dan kebahagiaan. Atau tidak ada titik puncak atas kepuasan dengan uang.

Didapati, penduduk asal Inggris dengan pemasukan sekitar 306,250 Poundsterling per tahunnya menilai diri dalam kategori "sangat bahagia". Orang dengan pemasukan 61.250 Poundsterling mengaku dalam kategori "bahagia". Namun, orang-orang dengan pemasukan kurang dari 6.125 Poundsterling mengklaim cukup bahagia. Sekitar 20 persen dari responden berpenghasilan di bawah itu, mengklaim diri tidak terlalu bahagia.

Para ekonom menuliskan, "Sangat jelas terlihat dari hasil penelitian adanya hubungan antara kebahagiaan dan penghasilan."

Penelitian terakhir yang mengaitkan antara kebahagiaan dan penghasilan adalah tentang penggunaan uang dengan kebahagiaan. Ditemukan, orang yang menghabiskan uang untuk membeli "pengalaman", seperti untuk konser atau liburan akan merasa lebih puas ketimbang membeli barang.

Apa komentar agan...?