Sebenernya ini kisah seorang teman yang tiba-tiba terlintas dikepala…

Malam itu malam Minggu. Seperti biasa teman saya yang tinggal di dekat daerah stasiun Poncol Semarang itu nongkrong sampai tengah malam dengan beberapa temannya. Layaknya anak muda perkotaan. Ngobrol kesana-kemari, ngobrolin hal-hal yang gak jelas mulai dari cewek sampai motor, maklum jomblowan semua…

Tak jauh dari tempat nongkrong mereka ini ada tembok pembatas kampung setinggi kira-kira 2,5 mter dimana tumbuh pohon yang cukup besar yang dibawahnya ada semacam pos jaga. Pos jaga ini biasa ditongkrongi preman kampung sebelah yang gak sadis-sadis amat sih. Mereka kenal juga… Katanya….

Entah kenapa tiba-tiba mereka iseng ingin ngerjain tuh preman. Bener gak sih preman itu orangnya pemberani semua dan gak takut setan?

Setelah diintip, ternyata yang ada di pos jaga itu cuma ada dua orang yang liyer-liyer ngantuk. Mungkin lagi nunggu temennya beli minuman.

Teman saya dan teman-temannya seolah dapet angin segar karena kalau ada apa-apa cuma dua orang ini…

Mereka nyari guling ama kain selimut yang kemudian didandani ala pocong. “Pocong” itu di tali dan kemudian digantung di dahan pohon yang jika dijatuhkan akan tepat berada di depan pos jaga itu.

Tibalah masa eksekusi…

Setelah memastikan bahwa dua preman itu tidur, perlahan-lahan “pocong” diturunkan hingga persis didepan pintu pos jaga. Pos jaga yang cuma terbuat dari kayu sisa-sisa dan seng itu mereka lempari dengan batu kecil dengan maksud agar mereka bangun dan terkejut melihat “pocong”.

Tapi ternyata malah gak bangun-bangun!

Karena jengkel, salah seorang dari mereka ngambil batu yang agak besar dan melemparnya kearah seng rombeng.

“GROBYAAAKKK!!!” GROMBYAAAAAANG!!!


Spontan preman-preman itu bangun dan….

“HUAAAAAAAA!!! SETAAAAAAANNN!!!

Dua preman itu lari tunggang langgang, begitu juga yang ada dibalik tembok. Kabuuurrrr…!!!