Mie yang lembut mulur dan gurih ternyata memuaskan selera orang Asia dan warga dunia. Lewat evolusinya selama beribu-ribu tahun, mie kini dikenal dengan ragam racikan dan bentuk. Teknologi panganpun berperan mencipatkan mie yang praktis bernutrisi.

Sampai kini masih banyak orang memperdebatkan asal-usul mie. Ada yang menyebut asli China, pertama dikenal di Italia dan ada pula yang menyebut mie berasal dari Timur Tengah atau Asia.

Sebuah tim penelitian menemukan bukti mie tertua di situs arkeologi Lajia di barat laut China. Penemuan ini tentunya menyanggah bukti sebelumnya yang mencatat bukti munculnya mie dalam buku masa East Han Dinasti di China antara 25 dan 220 A.D.

Teori lainnya menyatakan mie pertama kali dibuat di daerah Timur Tengah dan dikenal oleh Italia oleh bangsa Arab. Konon Columbuslah yang membawa mie berkeliling hingga mencapai daratan Eropa. Kreasi pasta dari Italia banyak dikenal sebagai salah satu produk mie yang menjadi populer di Eropa dan Italia.

Mie berumur 4000 tahun yang ditemukan pada tahun 2000 oleh sekelompok tim dari Chinese Academy of Sciences ini menjadi bukti terbaru. Mereka yakin asal-usul mie yang berasal dari Asia bukan Italia. Karena bukti mie dalam mangkuk masih terlacak utuh dalam penelitian ini.

Dalam mangkuk disegel yang dikubur sedalam tiga meter, tim peneliti menemukan mie kuning tipis yang terbuat dari dua jenis millet. Jenis bijian ini dibudiyakan oleh masyarakat China 7.000 tahun yang lalu. Berbeda dengan mie Eropa dan Amerika Selatan modern yang biasanya dibuat dari gandum.

Mie gandum di Jepang bernama udon tercipta dari resep masyarakat China oleh para biksu Budha pada abad ke 9. Selanjutnya tercipta mie Reshteh dimakan pertama kali oleh masyarakat Persia pada abad ke 13.

Inovasi mie berlanjut, contohnya mie yang terbuat dari kudzu (Naengmyeon) dikembangkan pada masa Dinasti Joseon di Korea (1392-1897). Mie segar pun berevolusi menjadi mie instan yang pertama kali diciptakan oleh Momofuku Ando di Jepang dan pertama kali dipasarkan pada tahun 1958.

Kini setiap wilayah di dunia punya racikan mie yang berbeda yang tak lepas dari pengaruh sejarah dan adaptasi budaya lokal. Tak berlebihan jika mie berusia setua peradaban manusia di bumi.