Buruknya sistem manajemen dalam Kartu Jakarta Sehat (KJS) menuai kritik. KJS yang menjadi program unggulan Gubernur Joko Widodo itu dianggap lebih buruk dibanding program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang digulirkan gubernur sebelumnya, Fauzi Bowo atau Foke.

Anggota DPRD Komisi C yang membawahi bidang anggaran, Achmad Husin Alaydrus, mengatakan, buruknya sistem KJS dapat dilihat dari beberapa hal, salah satunya perhitungan jumlah penduduk yang menjadi sasaran KJS.

Achmad Husin menjelaskan, dalam KJS, jumlah penduduk yang boleh menggunakan mencapai 4,7 juta orang. Namun, data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI, warga Jakarta yang merupakan golongan miskin sebanyak 1,2 juta jiwa. Artinya, 3,5 juta jiwa sisanya, golongan nonmiskin juga bisa memakai KJS.

"Dilihat dari sini, sistem manajemennya sudah tidak benar. Waktu Jamkesda dulu, data 1,2 juta orang itu sangat jelas. Sedangkan KJS, sebagian besar atau 3,5 juta orang lainnya tidak jelas datanya. Siapa mereka itu, sampai bisa mendapatkan KJS," kata Achmad Husin, Selasa (21/5/2013).

Sebelum KJS diluncurkan, ia telah menyarankan kepada Pemprov DKI agar KJS hanya diperuntukkan bagi warga miskin. Saran tersebut tidak digubris.

Terkait mundurnya 16 rumah sakit dari program KJS, Achmad Husin menilai sistem manajemen KJS yang buruk, mengakibatkan anggaran Rp 1,2 triliun menjadi besar pasak daripada tiang.

Oleh karena itu, supaya tidak semakin banyak RS yang mengundurkan diri, ia meminta Jokowi (Joko Widodo) segera memperbaiki sistem manajemen. Salah satunya mempertanggungjawabkan 3,5 juta warga mampu yang ditanggung KJS.

Ia juga mengharapkan agar fungsi KJS dapat dikembalikan ke fungsi semula, yaitu hanya untuk menjamin kesehatan gratis bagi warga tidak mampu saja.

[url]http://metropolitan.inilah..com/read/detail/1991450/kjs-jokowi-lebih-buruk-dibanding-jamkesda-foke[/url]

gimana bisa kerja bener kalo sukanya pencitraan mulu...